Cover Warta Jemaat 08 Februari 2015

1676 / WG / II / 2015
Minggu, 08 Februari  2015
Tahun XLV

MENJALANI REKAYASA
”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20)

Kata rekayasa tidak asing lagi dari pendengaran umat manusia, karena berbagai kenyataan yang terjadi disekitar kehidupan manusia tidak pernah dapat membebaskan diri dari rekayasa, bahkan dapat dikatakan zaman kita adalah zaman rekayasa. Rekayasa dipahami sebagai suatu peristiwa yang didasarkan pada perhitungan yang matang untuk satu tujuan tertentu tetapi kejadiannya nampak wajar. Dampaknya dapat membawa bencana sehingga diperlukan adanya tumbal-tumbal yang seharusnya tidak perlu ada seperti terbakarnya sebuah perkampungan yang dipertahankan oleh masyarakat yang memanfaatkan yang diinginkan oleh kelompok tertentu, pemilihan pimpinan utama organisasi tertentu dan dampak yang positif bagi kepentingan manusia, seperti bayi tabung, kloning, budidaya tanaman waktu pendek dan berbuah lebat. Tetapi yang ditontonkan kepada masyarakat lebih banyak dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dalam menyikapi rekayasa seringkali manusia hanya melihat sisi manusia yang hanya mampu melihat kepentingan jangka pendek, tumbal-tumbal, penderitaan, kerugian, pelanggaran hak asasi manusia sehingga menimbulkan rasa dendam dan sakit hati. Sisi lain yang bernuansa jauh ke depan dan kepentingan yang sangat luas dan agung selalu memikirkan kesejahteraan manusia yaitu sisi Tuhan Allah. Hal ini dapat dimengerti karena hasil dari sisi Allah baru diketahui hasilnya lama setelah melalui berbagai penderitaan manusia.
Sebagai manusia yang telah menerima anugerah Allah dan menyakini peran sertaNya dalam berbagai aspek kehidupan dan menyikapi berbagai kenyataan dalam hubungannya dengan sesama manusia harus selalu melihat dua sisi yaitu sisi manusia yang dapat menciptakan penderitaan dan kerugian material maupun immaterial, tetapi harus juga melihat sisi Allah yang memakai sesama manusia untuk mewujudkan rencanaNya bagi kebaikan manusia yang luas.        
 
PIKIRAN MANUSIA BUKAN PIKIRAN ALLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar