Cover Warta Jemaat 26 Oktober 2014

1661 / WG / X / 2014
Minggu, 26 Oktober  2014
Tahun XLV

KE MANA MAUT MENGANTAR
“Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” 
(1 Korintus 15:56-57) 

Pada tahun 410, orang-orang barbar Jenar yang dikenal sebagai kaum Goth, menyerang kota Roma. Selama menduduki kota tersebut, banyak orang Kristen dibunuh dengan cara licik dan sadis.
Di tengah tragedi itu, seorang teolog besar bernama Augustine (354-430) menuliskan karya klasiknya The City of God (Kota Allah). Perenungan-perenungan yang ditulisnya telah berusia lebih dari 15 abad, tetapi masih tetap aktual bagi kita hingga hari ini.
Augustine menulis, “Akhir kehidupan membuat hidup yang paling panjang atau yang paling pendek sekalipun menjadi sama....Kematian menjadi menakutkan karena kita akan menerima ganjaran yang menyertai kedatangannya. Dengan demikian, sebagai orang yang kematiannya telah ditentukan, kita tidak perlu bertanya-tanya mengenai cara kematian seperti apa yang kita alami melainkan ke mana maut mengantar kita”.
Bagi orang percaya pada Yesus Kristus, kematian bukanlah petugas yang menyeret kita keluar dari ruang pengadilan, melainkan seorang pelayan yang mengantar kita ke hadapan Tuhan. Rasul Paulus memahami hal ini karena ia memandang sudut pandang Kristus. Karena ia mengetahui kemana maut akan membawanya, ia dapat dengan gagah menyatakan, “Maut telah di tekan dalam kemenangan"   (1 Korintus 15:54).  
Setiap orang Kristen harus menunjukkan keberanian yang sama. Karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita yang menyandarkan iman padaNya dapat memandang kematian bukan sebagai sebuah titik, melainkan sebuah koma yang mendahului kekekalan yang mulia dengan Tuhan kita. 
KEMATIAN BUKANLAH SEBUAH TITIK IA HANYA SEBUAH KOMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar