Renungan Harian 27 Oktober - 01 November 2014

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 27 Oktober 2014
KRISTUS VIKTOR (1 Korintus 15:20)
Kebenaran rohani apa yang sangat penting untuk kita alami kini? Mengalami kuasa kemenangan Kristus agar kita lepas dari berbagai belenggu dan masalah! Mengapa? Sebab kita semua tahu betapa lemah kita. Terhadap dosa, terhadap godaan dunia, dan terhadap berbagai bentuk serangan si musuh! Kristus Viktor! Ia sudah menang dalam kematian-Nya, ini terbukti dari kebangkitan-Nya! Ia tidak saja Juruselamat yang menjamin bahwa Allah mengampuni kita. Ia juga melepaskan kita dari cengkeraman kuasa Iblis, dari berbagai belenggu keduniawian, dan dari sifat dosa kita. Bagaimana?
Setiap manusia ada dalam cengkeram si jahat. Dengan berdosa, kita memihak si jahat. Berdosa berarti berontak melawan Allah. Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa! (Yoh 8:34) Pendosa bukan bagian Kerajaan Terang, tetapi Kerajaan Gelap! Iblis beroleh hak atas hidup kita karena kita melanggar hukum Allah. Dan tentu saja si jahat tidak bersedia melepas kita selamanya. Ia mengikat, membelenggu, membius, dan meracuni kita dengan berbagai dosa pribadi dan dosa sistem.
Yesus menaati Allah secara sempurna. Ia memberikan hidup-Nya untuk menanggung hukuman Allah yang seharusnya untuk manusia berdosa. Orang yang memercayakan hidup kepada-Nya tidak lagi di bawah tuntutan hukum Allah (Kol 1:14). Maka Iblis kehilangan hak atas kita! Ia hanya bisa menuduh, membelenggu, dan meracuni selama orang masih di bawah dakwaan hukum Allah. Selain kehilangan hak atas kita, Iblis juga dikalahkan oleh Yesus Kristus! Ketika Ia mati lalu bangkit, nyatalah bahwa maut dan seluruh dunia kegelapan tidak berdaya! Kristus telah melucuti segala kekuasaan jahat dunia kejahatan (Kol 1:15).
Kristus Viktor! Ia pemenang dan pembebas. Percayalah Kristus agar Anda berbagian kemenangan-Nya! Silakan Ia memindahkan Anda dari gelap ke dalam Terang-Nya yang ajaib. Serahkan segala kelemahan, kecenderungan dosa, sejahat dan sekelam apapun kepada Dia! Ia sudah mematahkan dunia kejahatan melalui salib dan kebangkitan-Nya! 
TERIMALAH KEMENANGAN-NYA DAN HIDUPILAH ITU TIAP HARI. JADILAH VIKTOR DALAM SANG VIKTOR

Selasa, 28 Oktober 2014
MENYONGSONG MASA DEPAN (1Korintus 15:12-23)
Seorang anggota kelompok Jesus Seminar bernama John Dominic Crossan, membuat marah banyak orang kristiani ketika ia mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit, sebab mayat-Nya dimakan anjing! Yang parah adalah ia menyatakan hal ini dengan sembrono. Tentu saja pernyataannya itu salah. Ini adalah salah satu dari banyaknya teori serta dalih para penentang kekristenan yang bermuara pada pernyataan pokok: Yesus tidak bangkit.
Memang tidak ada yang menyaksikan peristiwa bangkitnya Yesus dari kematian. Namun waktu surat Korintus ini ditulis, banyak saksi berani menceritakan bahwa mereka berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Tujuan kesaksian banyak orang ini, termasuk Paulus, adalah agar umat menjadi percaya (ayat 11) dan supaya umat memiliki pengharapan yang teguh. Itulah intisari pergumulan yang ditulis Paulus dalam perikop hari ini. Bila Kristus bangkit, maka kita memiliki pijakan kuat untuk meyakini bahwa ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Dengan demikian, kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi jemaat untuk mengelola masa kini dan menyongsong masa depan, yakni bahwa perjuangan iman dalam Kristus bukan sesuatu yang kosong, tetapi bermakna.
Orang yang membuka hati dan pikiran terhadap misteri Kristus yang bangkit, akan mengalami bahwa hidupnya berarti. Hidupnya lalu menjadi layak dihidupi. Hidupnya layak dirayakan dan ditempuh dengan sukacita setiap hari, betapa pun sulitnya. Mengapa? Sebab kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa tak percuma kita beriman dalam hidup yang sarat penderitaan dan pertanyaan tentang masa depan ini 
RESURREXIT CHRISTUS, ALLELUIA ... CANTATE DOMINO, ALLELUIA
[KRISTUS TELAH BANGKIT, HALELUYA ... PUJILAH DIA, HALELUYA]
 
Rabu, 29 Oktober 2014
FAEDAH BUAH SULUNG. (1Korintus 15:20-34)
Kristus telah bangkit sebagai yang sulung menurut urutan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang telah meninggal namun telah menjadi milikNya akan dibangkitkan kemudian. Yang dimaksud adalah waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, Kristus datang sebagai Raja dalam pemerintahan-Nya. Ia adalah Raja yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Ia menjadi Raja hingga musuh terakhir dibinasakan yaitu maut. Kristus juga adalah Anak yang menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah, Sang Pencipta dan Penguasa menjadi semua di dalam semua (ayat 20-28). Demikianlah Paulus menguraikan arti kebangkitan yang benar kepada jemaat.
Ada dua alasan bagi Paulus yang menganggap penting baginya memberikan pemahaman yang benar tentang kebangkitan. Pertama, tujuan dan manfaat baptisan bagi orang mati merujuk pada penggunaan simbol partisipasi Kristen dalam kehidupan kekal. Kedua, menjadi martir tiap-tiap hari dalam menghadapi bahaya maut demi pemberitaan injil. Pengharapan yang mendalam tentang apa yang kita percaya dan beritakan, akan menjadikan baptisan berfaedah dan menjadi martir tidak sia-sia. (ayat 29-32)
Demi mempertahankan kepercayaan pada kebangkitan Kristus yang membawa faedah itu, maka tugas orang-orang Kristen pada masa kini adalah bijak dalam menikmati kehidupan sekarang. Hedonisme dan pergaulan buruk yang mencakup pergaulan bebas dan perbuatan-perbuatan dosa harus segera dibuang dan ditinggalkan. Sebaliknya, nantikan kehidupan kekal yang kita harapkan dengan mawas diri terhadap dosa dan berusaha terus untuk hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah (ayat 33-34).
MEMBERI DIRI DIBAPTIS DAN MENJADI MARTIR DEMI FAEDAH BUAH SULUNG TIDAK AKAN SIA-SIA.

Kamis, 30 Oktober 2014
POHON JERUK NIPIS (1Yohanes 4:15-19)
Mereka yang kecewa terhadap kasih mungkin setuju dengan syair lagu "Lemon Tree" (Pohon Jeruk Nipis) yang dibawakan kelompok musik Peter, Paul, and Mary. 
"Jangan berharap kepada kasih, anak laki-lakiku," kata Ayah kepadaku, "aku khawatir kau akan mendapati bahwa kasih itu seperti pohon jeruk nipis yang menawan." Pohon jeruk nipis itu sangatlah cantik dan bunganya indah, namun buahnya terlalu masam untuk dimakan. 
Banyak orang merasa demikian. "Kasih itu masam," kata mereka, karena kasih telah dimanfaatkan atau disalahgunakan. Namun, ada kasih yang manis: "Allah adalah kasih" (1 Yohanes 4:16). 
Dunia ingin memutarbalikkan ucapan Yohanes. "Kasih adalah Allah," kata mereka, dan menganggap pencarian kasih sebagai kebaikan tertinggi. Namun, Yohanes tidak berkata bahwa kasih adalah Allah. "Allah adalah kasih," katanya. Pengarang Frederick Buechner menulis, "Mengatakan bahwa kasih adalah Allah merupakan idealisme yang romantis. Mengatakan bahwa Allah adalah kasih bisa menjadi puncak kegagalan, atau justru kebenaran tertinggi." 
Puncak kegagalan? Ya, hal itu benar bagi sebagian orang karena mereka telah mencari kasih di tempat-tempat yang keliru dan tidak ada tempat lagi untuk mencari. Namun apabila mereka memberikan diri kepada Allah, yang mewujud di dalam pribadi Yesus, mereka akan menemukan kasih yang selama ini mereka cari. 
Allah tidak acuh tak acuh, mengabaikan, atau menyalahgunakan. Allah adalah kasih. (DR)
KASIH ALLAH TAK MENGENAL BATAS
   
Jumat, 31 Oktober 2014
PIJAKAN YANG KUAT (Kisah Para Rasul 9:15-17)
Seorang petani berduka. Keledainya, harta tunggalnya, terperosok ke sumur. Ia minta tolong pada tetangga, tetapi usahanya sia-sia. Semua membujuk supaya ia merelakan keledainya. Dan, agar kelak bangkai si keledai tak menimbulkan bau dan penyakit, tetangga mengusulkan agar sumur itu ditimbun tanah. Sementara tanah ditimbunkan ke sumur, si keledai terus merintih. Mereka berpikir si keledai pasti sudah mati.
Namun, semua kaget ketika keledai itu melompat keluar! Ternyata, setiap gundukan tanah yang menimpa dan menyakiti si keledai itu selalu dikibaskannya, dan lama-lama menumpuk di bawah kaki dan menjadi pijakan baru baginya.
Tatkala Paulus melayani Tuhan, muncul banyak tantangan, hambatan, bahkan aniaya. Namun, ia tak lekas putus asa dan menyerah, sebab ia sangat yakin akan panggilannya memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa non-Yahudi. Dan, pengalaman bergaul dengan Tuhan membuatnya kuat menanggung segala hal. Bahkan, segala hambatan justru menjadi pijakan baru baginya untuk memenuhi panggilan pelayanan Tuhan baginya, menjadi "... alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel (ayat 15). Dan bagaimana Tuhan membuat Paulus bisa memberitakan Injil kepada raja-raja dan penghuni istana? Ternyata melalui aniaya dan penjara, ia berjumpa para pejabat tinggi yang mengadili kasusnya (bandingkan Kisah Para Rasul 24,25,26,28).
Jika hari ini Anda mengalami kesulitan, hambatan, dan tantangan: jangan menyerah. Dengan mata iman yang mengarah kepada Kristus, mari jadikan segala kesulitan itu menjadi pijakan kuat untuk mencapai tujuan Tuhan bagi hidup kita. (SST)
KETIKA KITA MEMINTA ALLAH MEMIMPIN HIDUP KITA, SETIAP PERISTIWA PASTI BERGUNA BAGI KEBAIKAN KITA

Sabtu, 01 November 2014
MENERIMA TEGURAN (Galatia 2:11-14)
Menerima teguran, sekalipun jelas-jelas kita ini salah dan patut ditegur, biasanya tetap saja menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati. Itulah sebabnya banyak orang yang tidak suka, bahkan marah kalau ditegur. Mereka lebih senang menerima pujian, walau hanya basa-basi. Sikap "anti teguran" ini keliru. Sebab bagaimana pun kita tidak selalu benar. Ada saatnya kita berbuat salah, dan karenanya membutuhkan teguran supaya bisa memperbaiki diri.
Randy Pausch, dalam bukunya yang sangat terkenal, The Last Lecture, menulis demikian, "Kalau Anda melihat diri Anda melakukan sesuatu yang buruk dan sudah tidak ada lagi orang yang mau repot-repot memberi tahu Anda, maka tempat itu tidak baik untuk Anda. Anda mungkin tidak ingin mendapat teguran, tetapi orang yang menegur Anda kerap kali adalah satu-satunya orang yang memberi tahu bahwa ia masih mengasihi dan memedulikan Anda, dan ingin melihat Anda menjadi lebih baik."
Paulus menegur Petrus karena telah bersikap plin plan (ayat 12). Teguran Paulus ini tentu saja dilandasi dengan maksud baik. Sebab kalau mau aman sebetulnya Paulus bisa saja memilih diam dan membiarkan Petrus dengan kesalahannya itu. Lagi pula, tidak ada untung apa-apa bagi Paulus dengan menegur Petrus. Malah mungkin bisa disalahartikan.
Jadi, kalau kita mendapat teguran dari siapa pun, jangan buru-buru merespons dengan sikap antipati. Apalagi dengan marah. Sebab bisa jadi teguran itu justru sangat berguna buat kita. Lihat itu sebagai sebentuk cara seseorang peduli dan mengasihi kita. (AYA)
TEGURAN YANG MEMBANGUN ITU TANDA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar