1600 / WG / IX / 2013
Minggu, 01 September 2013
Tahun XLIV
BEJANA KEMULIAAN
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (Roma 9:21)
Pilih kasih. Mendengar istilah ini rasanya kita ingin berontak. Jika ada orang tua yang pilih kasih terhadap anak-anaknya, atau seorang guru terhadap murid-muridnya, atau seorang pejabat terhadap rakyatnya, kita tidak bisa menerimanya. Praktek pilih kasih yang terjadi di antara manusia memang bisa terjadi, karena manusia tidak sempurna daiam memperlakukan orang lain secara seimbang. Karyawan yang "kelihatan" lebih rajin pasti memperoleh perlakuan lebih manis dari pimpinannya. Padahal mungkin di balik kerajinannya ada maksud-maksud buruk yang tersembunyi.
Tidak demikian halnya dengan Tuhan. la bukanlah pribadi yang pilih kasih terhadap manusia. Sekalipun dikatakan dalam Alkitab bahwa umat Israel dijadikan umat pilihan-Nya, tidak berarti bahwa Allah membenci bangsa yang lain, la hanya menjadikan bangsa Israel sebagai saluran berkat dan keselamatan bagi bangsa-bangsa lain. Semua bangsa dikasihi Tuhan dan dikehendaki oleh Tuhan agar selamat, dan Israel ditunjuk Tuhan untuk melaksanakan tugas mulia itu. Namun tokoh ternyata mereka gagal dalam menjalankan misi mulia itu.
Mungkin saat ini Anda memiliki profesi dan posisi "kurang beruntung" dibandingkan orang lain. Itu bukan tindakan Allah yang pilih kasih, melainkan justru keagungan-Nya sebagai "penjunan agung" yang berdaulat atau berhak penuh membentuk dari tanah liat itu bejana-bejana yang bervariasi: ada yang untuk tugas kurang mulia, dan ada yang diperuntukkan bagi tugas mulia. Apapun peruntukannya, yang penting adalah kita mensyukuri keberadaan kita, berusaha untuk lebih maju lagi, dan menjadi berkat bagi orang lain. (PF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar