RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 23 Juli 2012
PAULUS, PEMBERITA INJIL.(Efesus 3:1-13)
Dalam memberitakan Injil kepada etinis nonYahudi, Paulus banyak mendapatkan tantangan. Pemberitaan Injil inilah yang menyebabkannya menjadi tahanan kaisar Nero. Tetapi Paulus tidak pernah melihat hidupnya, sehingga Paulus menyebut diri sebagai tahanan Kristus (ayat 1).
Dalam menjelaskan dirinya sebagai pemberita Injil, dua hal terungkap: berita Injil dan tugas memberitakan Injil. Berita yang disampaikannya adalah misteri atau rahasia (ayat 3,4,9). Berita Injil disebut rahasia bukan karena isinya kabur, atau hanya diketahui para elite rohani, tetapi karena ia adalah kebenaran yang dinyatakan Allah kepada manusia (ayat 5). Apa isi rahasia Injil? Umat Allah terdiri dari segala etnis (ayat 6). Istilah semua etnis penting sekali. Umat Allah tidak meliputi semua manusia, karena banyak manusia yang dengan sadar dan sengaja menolak untuk menjadi umat Allah. Jika Allah memaksa semua manusia yang menolak-Nya menjadi umat-Nya, maka sedikitnya dua hal terjadi: Allah adalah diktator dan manusia berubah menjadi robot. Umat Allah bersifat internasional. Tidak ada lagi perbedaan etnis Yahudi dan etnis nonYahudi. Semua etinis umat Allah memiliki kesamaan: sebagai ahli waris, sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai peserta janji (ayat 6). Ini terjadi melalui persatuan umat dengan Kristus.
Manusia dari segala etnis memiliki relasi dengan Allah melalui iman pada Yesus sehingga setara sebagai satu umat. Kepada Paulus, Allah menyatakan rahasia ini. Paulus sekarang memberitakan rahasia kekayaan Kristus kepada semua etnis nonYahudi sehingga jemaat lahir (ayat 8). Tidak hanya Paulus, juga jemaat sekarang wajib memberitakan rahasia menyatunya semua etnis sebagai umat Allah kepada semua manusia (ayat 9). Melalui jemaat, Allah sekarang menyingkapkan rahasia-Nya kepada malaikat dan pemerintah dan penguasa di surga (ayat 10). Jadi tidak hanya Pauus yang memberitakan rahasia rencana Allah itu, juga jemaat turut serta dalam pemberitaan Injil.
Renungkan: Memberitakan Injil adalah tugas yang mulia karena mewartakan rahasia kekal Allah (ayat 10)
Selasa, 24 Juli 2012
UNTUK SELURUH BANGSA (Efesus 3:1-13)
Bangsa Yahudi hidup dalam paradigma bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Paradigma ini membatasi penerimaan mereka terhadap orang-orang non Yahudi. Namun surat Paulus kepada jemaat di Efesus membuka mata semua orang tentang kekeliruan itu.
Paulus menyebutnya sebagai rahasia, yaitu keselamatan yang terjadi karena Kristus telah menggenapi karya salib di Golgota. Karya itu ditujukan bukan hanya bagi orang Yahudi melainkan bagi orang nonYahudi juga. Pelayanan mengenai rahasia keselamatan itu dipercayakan kepada Paulus (2-3), yang memahami bahwa panggilan itu merupakan kasih karunia Allah. Ia, yang sebelumnya adalah penganiaya jemaat kemudian dipercaya untuk menjadi seorang pemberita Injil (8). Lalu Allah mengutus Paulus kepada orang-orang nonYahudi supaya mereka yang mau percaya dapat ambil bagian dalam kasih karunia-Nya. Sebab itu Paulus melihat tugasnya sebagai hak istimewa untuk menjadi saluran kasih karunia Allah (7).
Kesatuan orang Yahudi dan nonYahudi di dalam Kristus merupakan rahasia yang tidak dipahami sepenuhnya oleh orang-orang beriman pada zaman Perjanjian Lama. Namun kesatuan ini bukanlah rencana Allah yang muncul belakangan sebagai akibat orang Yahudi yang merespons Injil tidak sebagaimana mestinya. Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Juruselamat mereka, Ia menjelaskan bahwa Ia datang untuk menyelamatkan orang Yahudi dan nonYahudi. (lihat Luk. 4:16-30). Kalau kita perhatikan Amanat Agung yang diberikan kepada para rasul oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga, jelas kita melihat bahwa para murid diperintahkan untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa (Mat. 28:18-20; Kis. 1:8), artinya kepada orang nonYahudi juga. Dan itulah tugas Paulus, meskipun ia harus menderita karena itu (lihat Kol. 1:24-29).
Marilah kita bersyukur untuk kasih karunia-Nya bagi kita, orang-orang nonYahudi. Biarlah kita mengungkapkan rasa syukur kita dengan memberitakan Kabar Baik kepada setiap orang dari segala bangsa.
Rabu, 25 Juli 2012
MEMBUKA RAHASIA ALLAH (Efesus 3:1-13)Pengalaman yang seseorang atau sekelompok orang lalui maupun nikmati, pasti memberi alasan akan kekhususan diri orang atau kelompok tersebut. Secara positif pengakuan ini memacu orang atau kelompok tersebut untuk meningkatkan kualitas pengalaman atau kemampuannya. Namun, secara negatif, jika kekhususan itu ditempatkan pada porsi “perasaan” tanpa iman dan logika, maka siapapun akan merasa dirinya sendirilah yang paling benar, dan orang lain pasti salah. Orang-orang Yahudi melalui penyataan Allah dan pengalaman hidup nenek moyang mereka bersama Allah, merasa bahwa mereka dikhususkan Allah. Begitu pula dengan orang-orang non Yahudi orang-orang Yunani para pengikut agama misteri melalui pengalaman spiritual, mereka beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki hikmat ilahi. Kedua anggapan ini sungguh keliru, karenanya Paulus mengungkapkan suatu kebenaran, yaitu rahasia Allah. Orang-orang non Yahudi yang sudah percaya telah dipersatukan dengan orang-orang Yahudi yang percaya dalam satu tubuh, yaitu jemaat. Paulus mengatakan bahwa rahasia Allah ini telah memberikan pengaruh yang dahsyat terhadap diri dan pelayanannya. Olehnya Paulus didorong untuk mewartakan Injil kepada semua orang Tugas kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus pada masa kini, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat pada masa lampau (ayat 10) adalah memberitakan dan menawarkan rahasia Allah itu kepada semua orang untuk mereka alami. Apakah saat ini kita semua sudah melakukannya?
Renungkan: Seandainya setiap orang Kristen seperti Paulus: menyadari diri sebagai pelayan Kristus bukan pelayan diri sendiri, dan menyadari pertolongan anugerah Allah, pastilah Gereja Tuhan akan mampu menjadi peragaan pelbagai hikmat Allah.
Kamis, 26 Juli 2012
KEINDAHAN YANG UNIK (1Petrus 2:9-17)
Bagi sebagian orang, kata kekudusan memunculkan gambaran orang pemalu dan kaku, yaitu orang "baik" dalam arti terburuk dari kata itu, dengan wajah cemberut dan murung. Mereka penuh kebenaran diri dan kewajiban yang kaku, "berpegang pada kehidupan selanjutnya," seperti yang digambarkan penulis Washington Post.
Kebanyakan orang merindukan kebenaran dan kebaikan. Namun, keinginan itu bisa dirusak oleh apa yang mereka lihat dalam diri sebagian orang kristiani, yang mereka anggap orang yang membenarkan diri dan suka menghakimi. Bagi orang yang belum percaya, "sifat baik" jauh lebih tidak menarik daripada sifat buruk, sehingga mereka memilih sifat buruk meskipun mereka mungkin membenci sifat buruk itu. Joy Davidman, istri C.S. Lewis, mengatakan, "Satu orang munafik yang sok suci menghasilkan seratus orang tidak percaya."
Seandainya dunia melihat hal yang sebenarnya, yaitu kualitas hidup luar biasa yang dibicarakan Petrus, kehidupan yang begitu menawan dan menarik hati, maka banyak orang akan datang kepada Sang Juru Selamat (1 Petrus 2:12). "Seandainya saja 10% penduduk dunia memiliki [kekudusan]," C.S. Lewis bertanya-tanya, "bukankah seluruh dunia akan diubahkan dan menikmati kebahagiaan sebelum tahun ini berakhir?"
Kita bisa melakukannya! Ketika kita menyandarkan hidup kepada Roh Allah, maka kita dapat menjalani hidup yang sangat indah di hadapan dunia yang mengamati kita. Penyair Israel meyakinkan kita, "Tuhan ... memahkotai orang-orang yang rendah hati" (Mazmur 149:4). (DHR)
HIDUPLAH SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MEMBUAT ORANG LAIN INGIN MENGENAL YESUS
Jumat, 27 Juli 2012
YANG PALING UNIK (Mazmur 139:13-18)
Saat berkunjung ke Flint, Michigan, beberapa tahun yang lalu, saya memperhatikan beberapa mesin cetak besar yang ditaruh di sebidang tanah di samping sebuah pabrik mobil. Mesin-mesin itu sebelumnya digunakan untuk mencetak suku cadang kendaraan. Saya diberitahu bahwa mesin itu telah disimpan selama 10 tahun untuk berjaga-jaga jika kelak diperlukan penggantian suku cadang.
Tidak seperti mobil, manusia tidak dapat dibuat sama persis. Sejak berada dalam kandungan, seolah sang Pencipta telah menghancurkan "cetakan" seseorang.
Lain waktu bila Anda pergi ke toko, sekolah, atau tempat kerja, perhatikanlah orang-orang di sana. Anda akan bertemu dengan beragam manusia dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna kulit. Setiap orang memiliki ciri khas fisik tersendiri alis tebal, lengan gemuk, badan kekar dan sederet ciri lainnya. Dan, tak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama. Setiap laki-laki, perempuan, dan anak-anak merupakan ciptaan yang unik.
Dalam Mazmur 139, Daud memuji sang Pencipta dan mengakui bahwa ia telah dijadikan dengan dahsyat dan ajaib (ayat 14), dan bahwa Tuhan telah melihatnya sejak dalam kandungan (ayat 15). Demikian pula dengan setiap kita. Allah sang Pencipta senang melihat keunikan dari setiap individu. Kita tidak perlu merasa iri atau malah rendah diri. Sebaliknya, kita harus menunjukkan keunikan kita dengan melayani Allah sesuai dengan kemampuan kita.
Bila kita sudah dapat menerima posisi kita dalam rancangan agung sang Pencipta, maka kita akan melihat betapa indahnya menjadi yang "paling unik". (DJD)
ANDA ADALAH YANG PALING UNIK DIRANCANG UNTUK MEMULIAKAN ALLAH SESUAI KEMAMPUAN ANDA
Sabtu, 28 Juli 2012
SESEORANG YANG ISTIMEWA (Amsal 30:11-17)
Sebuah kartupos datang. Lalu menyusul kartu pos kedua. Dan akhirnya yang ketiga. Semuanya tidak ditandatangani, tetapi dapat saya pastikan bahwa ketiganya dikirim oleh orang yang sama seorang ibu tua yang telah memberikan segala-galanya bagi putranya tetapi sebagai balasannya ia malah diperlakukan dengan kejam.
Ibu itu menulis, "Tolong kirimkan sejumlah artikel tentang bagaimana seharusnya orang Kristen memperlakukan orangtua yang sudah lanjut usia dan para janda. Saya telah diperlakukan dan dikata-katai secara kejam oleh seorang anak yang menyatakan dirinya orang Kristen."
Merenungkan tragedi seperti di atas menimbulkan sebuah arti baru Inilah saatnya berterima kasih kepada orang yang telah merawat kita waktu sakit dan yang bersukacita waktu kita berhasil. Inilah saatnya untuk memberi penghormatan kepada ibu yang telah menjadi cahaya yang menerangi jalan sumber ketenangan dan pejuang kebenaran.
Namun jangan hanya melakukannya setahun sekali, ketika hari ibu tiba Jika Anda masih tinggal serumah dengan ibu Anda, berilah pujian dan tawarkanlah bantuan kepadanya setiap hari. Jika saat ini Anda tidak lagi tinggal dengan ibu, teleponlah dan berkunjunglah secara rutin. Sering-seringlah mengungkapkan kasih dan penghargaan Anda kepadanya. Sekaranglah giliran Anda untuk memenuhi kebutuhan ibu Anda.
Renungkanlah hubungan Anda dengan ibu Anda. Apakah Anda telah memperlakukannya sebagai seseorang yang istimewa? [JDB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar