Renungan Harian 18 - 23 Juni 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 18 Juni 2012
YESUS DAN KITA (Yohanes 15:1-17)

Dalam perumpamaan ini, ada dua hal penting yang berkaitan dengan sudut pandang Perjanjian Lama yang perlu kita ketahui. Pertama, sekali lagi Tuhan menyebut diri-Nya dengan “Akulah”, suatu ungkapan yang menegaskan keAllahanNya sebab itulah kata-kata Yahwe sendiri tentang diri-Nya. Kedua, Yesus menyebut diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur Allah dan juga pokok anggur milik Allah (bdk. Yes. 5:1-7,10). Tetapi, Israel gagal menjadi pohon anggur yang mengeluarkan buah yang baik sehingga Allah membuangnya (Yer. 2:21). Ketika di pasal 8 Yesus meninggalkan bait Allah, di pasal-pasal berikutnya Yesus jelas mencurahkan perhatian untuk membentuk sekelompok umat yang sungguh mengenal Allah. Kini Dia menyebut diriNyalah Pokok Anggur yang benar. Semua yang seharusnya ada pada Israel, namun gagal, kini digenapi sempurna di dalam kehidupan taat, kudus, dan hubungan akrab Yesus dengan Allah. Jadi, semua pengikutNya di dalam dia dan bersama Dia adalah Israel baru.
Umat yang baru telah Tuhan ciptakan, dan kini adalah panggilan Allah untuk mereka agar berbuah lebat. Inilah yang Yesus kehendaki: para murid tinggal di dalam Yesus (ayat 4,5,6,7) sebagaimana Ia di dalam para murid (ayat 4); firmanNya tinggal di dalam para murid (ayat 7); para murid tinggal di dalam kasih-Nya (ayat 9,10), sebagaimana Ia tinggal di dalam kasih Bapa (ayat 10); dan, sukacita-Nya tinggal di dalam para murid (ayat 11). Dengan demikian, para murid termasuk kita dapat berbuah banyak dan menunjukkan bahwa kita adalah benar murid-murid Yesus (ayat 8). Selain janji tersebut, bagian ini juga mengandung peringatan keras. Seperti halnya Bapa yang menanamkan carang pada pokok anggur itu dan yang membersihkannya agar berbuah lebat, Bapa juga yang akan mengerat dan membuang carang yang tidak berbuah. Buah di sini bisa diartikan sebagai buah moral, kasih dan pelayanan yang melaluinya terungkap adanya kesatuan dengan Yesus. Karena itu, janji "mintalah apa yang kamu kehendaki" (ayat 14:13-14; 15:7,16) harus dimengerti dalam pengertian bahwa janji itu ditawarkan kepada para murid yang tinggal di dalam Sang Pokok Anggur demi menghasilkan buah.
Renungkan: Semakin kita diam dalam Kristus semakin orientasi hidup kita adalah bagi Allah dan sesama, bukan untuk diri sendiri.

Selasa, 19 Juni 2012
PEKERJAAN ALLAH (Yohanes 15:1-5)

Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" (Yohanes 6:28). Betapa lancangnya jika di antara kita ada yang berpikir dapat melakukan pekerjaan Allah! Jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan, itu berarti berkat iman dan kuasa Kristus yang memampukan kita. "Tanpa Aku," kata Yesus, "kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5).
Tidaklah mudah untuk berhenti mempercayai diri sendiri dan bersandar sepenuhnya kepada Kristus. Dalam dunia ini, kita meyakini bahwa kita akan dihargai dari apa yang kita lakukan, kita peroleh, dan kita selesaikan. Akibatnya hidup ini menjadi sebuah perjuangan panjang untuk memperbaiki segala sesuatu yang rusak dan untuk meraih kesempurnaan dalam segala. Kita akan menjadi tertekan dalam hidup ini, dan lebih sibuk dari yang Allah inginkan, karena mencoba berbuat lebih sempurna daripada yang Dia inginkan dari kita.
Yesus sendiri tidak pernah sesibuk itu. Dalam seluruh rangkaian penginjilan-Nya, Dia telah melakukan banyak hal hanya dalam waktu kurang lebih 3 tahun. Namun, apa yang Dia lakukan dalam waktu singkat itu sungguh sangat berarti.
Jadi dapat kita simpulkan: Pekerjaan Allah harus diselesaikan oleh Allah. Memang kita tetap terus bekerja, tetapi harus dengan bersandar kepada-Nya dalam setiap langkah.
Mulailah hari ini dengan mengungkapkan ketergantungan Anda kepada Allah. Jika Anda kesulitan untuk bersandar kepada-Nya, mintalah Dia untuk membantu Anda. Menumbuhkan iman, seperti pekerjaan lainnya, merupakan pekerjaan Allah!. (DHR)
DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN ALLAH KITA HARUS PERCAYA BAHWA ALLAH BEKERJA MELALUI KITA
Rabu, 20 Juni 2012
KRISTUS RUMAH KITA (Yohanes 15:1-8)
Dalam bahasa Inggris ada kata house dan home. Namun, kita hanya mengenal kata "rumah" untuk menerjemahkan keduanya. House ialah bangunan fisik tempat tinggal, adapun home mengacu pada hubungan yang penuh makna antara manusia dan tempat huniannya. Home mewakili tempat yang paling membuat kita kerasan di dunia ini.
Itulah kira-kira yang dimaksudkan Yesus tatkala Dia menghendaki agar kita tinggal di dalam Dia. Dalam bahasa Yunani, kata tinggal itu memiliki konteks yang luas. Berkaitan dengan tempat, tinggal berarti menetap; berdiam; tidak meninggalkan; senantiasa hadir. Berkaitan dengan waktu, tinggal berarti berlangsung terus-menerus; bertahan; berjaga-jaga; tidak binasa; langgeng. Berkaitan dengan keadaan, tinggal berarti tetap seperti semula; tidak berubah. Selain itu, tinggal juga berarti menantikan seseorang. Dengan memadukan berbagai pengertian tersebut, tinggal di dalam Kristus dapat dimaknai sebagai "menjadikan Kristus sebagai rumah kita selama-lamanya".
Lalu, bagaimana kita tinggal di dalam Kristus? Kita dapat menemukan jawabannya melalui makna rumah (home). Rumah ialah tempat hati kita tertuju, tempat kita pulang tatkala rindu. Di rumah, kita rehat untuk mendapatkan pemulihan dan penyegaran. Di rumah, kita merasa nyaman dan leluasa menjadi diri sendiri. Di rumah, kita menemukan keamanan dan ketenteraman. Di rumah pula, kita bersekutu dengan orang-orang yang kita kasihi dan melakukan hal-hal yang kita senangi. Singkatnya, rumah menjadi pusat aktivitas hidup kita. Nah, apakah kita menjadikan Kristus sebagai "rumah" kita?. (ARS)
DI DALAM KRISTUS KITA TINGGAL SELAMA-LAMANYA: BERAKAR, BERTUMBUH, DAN BERBUAH BAGI KEMULIAAN BAPA

Kamis, 21 Juni 2012
DERITA YANG MENUMBUHKAN (Yakobus 1:1-18 )

Ketika penderitaan melanda hidup, kita sering bertanya-tanya apa yang telah kita lakukan sehingga pantas menerimanya. Namun yang jelas, Yesus sang Juruselamat yang sempurna pun, menderita selama hidup-Nya di dunia. Dalam Ibrani 5:8 tertulis, "Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya."
Pengarang James Stalker menulis: "Penderitaan tidak selalu menyucikan. Penderitaan dapat membuat watak menjadi buruk dan egois. Namun ada banyak pula keberhasilan yang timbul dari pencobaan. Ada banyak kamar orang sakit yang merupakan suatu kehormatan untuk dikunjungi."
J. Oswald Sanders bercerita tentang kunjungannya ke tempat semacam itu di Australia, tempat Nona Higgens tinggal. Dalam keadaan sakit terus-menerus, ia tidak pernah meninggalkan kamarnya selama lebih dari 40 tahun. Kedua tangan dan kakinya telah diamputasi untuk menahan penyebaran penyakitnya. Setelah memutuskan untuk hidup secara kreatif, ia menamai pondoknya "Harapan Sukacita," tempat ia menyerahkan dirinya dalam doa dan pelayanan rohani. Dengan pena yang diikatkan pada ujung lengannya yang buntung, ia berkorespondensi ke seluruh dunia selama bertahun-tahun dan membimbing ratusan orang kepada Kristus. Penderitaannya mendorong kreativitas di dalam hidup dan pelayanannya.
Jika Anda rindu untuk hidup lebih kreatif, "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan" (Yakobus 1:2). Sebutlah pergumulan-pergumulan dan derita hati Anda dengan sebutan "derita yang menumbuhkan," dengan penekanan pada kata menumbuhkan!. (JEY)

Jumat, 22 Juni 2012
JANGAN MENOLEH KE BELAKANG (Lukas 9:57-62)

Ketika saya masih kecil dan tinggal di daerah pertanian, Ayah berkata kepada saya, Kamu tidak akan dapat membajak dengan lurus apabila kamu menoleh ke belakang. Anda dapat menguji hal ini dengan menoleh ke belakang pada saat Anda berjalan di atas salju atau pasir pantai. Jejak kaki Anda tidak akan lurus.
Seorang petani yang baik tidak akan menoleh ke belakang pada saat ia membajak lahannya. Yesus mempergunakan persamaan ini untuk mengajar kita bahwa jika kita ingin menjadi murid-Nya, kita harus benar-benar memutuskan hubungan dengan semua kelekatan yang menghalangi hubungan kita dengan-Nya.
Kesetiaan yang total kepada Allah merupakan suatu prinsip yang berakar pada Perjanjian Lama. Bangsa Israel, setelah dimerdekakan dari perbudakan dan dipelihara dengan cara yang adikodrati, justru menoleh ke belakang dan merindukan hari-hari ketika mereka dapat menikmati ikan, mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah, dan bawang putih di Mesir (Bilangan 11:5,6). Hal itu sangat tidak menyenangkan bagi Allah, dan Dia menghakimi umat-Nya. Mereka menoleh ke belakang, dan hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak cukup berkomitmen dengan-Nya.
Kini, orang-orang yang tetap melekatkan diri pada dosa-dosa lama dan kesenangan duniawi yang mereka nikmati sebelum menjadi orang kristiani, tidak akan dapat menjadi murid Yesus Kristus yang setia. Kita harus memutuskan hubungan dengan dosa-dosa masa lalu.
Pemuridan artinya adalah kita tidak lagi menoleh ke belakang. (HVL)
DALAM KAMUS PEMURIDAN ANDA TIDAK AKAN MENEMUKAN KATA MUNDUR

Sabtu, 23 Juni 2012
KEBUTUHAN YANG TERUTAMA(Mazmur 42:2-5 )

Kita adalah makhluk hidup yang memiliki berbagai macam kebutuhan. Sebagai contoh, tanpa udara, air, atau makanan, kita tidak dapat hidup. Selain kebutuhan yang sangat mendasar itu, kita juga punya kebutuhan lain yang harus dipenuhi jika ingin tetap sehat dan bahagia. Bukan sekadar kebutuhan jasmani, emosi, dan sosial, melainkan juga kebutuhan rohani.
Orang yang berpikir bahwa manusia hanya sekadar organisme lupa akan kebutuhan manusia yang terpenting. Douglas Coupland di dalam bukunya Life After God (Hidup Mencari Allah) berbicara tentang hal tersebut demikian "Inilah rahasia saya, yang saya katakan dengan hati terbuka, yang belum pernah saya alami sebelumnya .. Rahasia saya adalah saya membutuhkan Allah-karena saya orang berdosa dan tak mampu berjalan sendiri. Saya butuh Allah untuk memampukan saya memberi, karena saya sudah tidak mampu lagi memberi; memampukan saya berbaik hati kepada sesama, karena saya sudah tidak mampu lagi berbaik hati; memampukan saya mengasihi sesama, karena saya sudah tidak mampu lagi mengasihi."
Apakah Anda mengetahui kebutuhan Anda akan Allah? Yang jelas, penulis Mazmur 42 menyadari kebutuhannya akan Allah (ayat 2,3). Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan cara mendekatkan diri secara pribadi kepada Yesus Kristus. Bila Anda mengakui dosa Anda dan percaya bahwa Dia akan mengampuni Anda, maka Dia pun akan mengampuni. Kemudian dengan Roh Kudus-Nya, Dia akan datang untuk tinggal dalam diri Anda dan memampukan Anda untuk menjadi orang yang baik hati, murah hati, dan penuh kasih.
Kristuslah kebutuhan kita yang terutama. (VCG)
JIKA ANDA MENCARI ALLAH, PANDANGLAH YESUS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar