RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 26 April 2010
TETAP BERDOA (Lukas 11:5-13)
Kami berdoa. Terkadang dalam suasana hening. Terkadang dengan bersuara. Kami berdoa selama lebih dari 17 tahun. Kami berdoa memohon kesehatan dan bimbingan bagi putri kami, Melissa, untuk keselamatannya, dan kerap kali supaya ia selalu dilindungi. Saat mendoakan anak-anak kami yang lain, kami meminta Allah memelihara Melissa.
Ketika Melissa beranjak remaja, kami bahkan lebih tekun berdoa agar Dia melindunginya dari segala yang jahat, agar Dia mengawasi tatkala Melissa dan teman-temannya pergi mengendarai mobil. Kami berdoa, "Ya Allah, lindungilah Melissa."
Lalu apa yang terjadi? Tidakkah Allah memahami betapa menyakitkan kehilangan gadis cantik yang memiliki banyak potensi untuk melayani Dia dan sesama? Tidakkah Allah melihat mobil lain yang melintas pada malam musim semi yang hangat itu?
Kami telah berdoa, tetapi Melissa tetap meninggal dunia.
Bagaimana sekarang? Apakah kami berhenti berdoa? Apakah kami marah kepada Allah? Apakah kami berusaha dengan kekuatan kami sendiri?
Tentu tidak! Saat ini justru doa menjadi lebih penting bagi kami. Allah Tuhan Yang Mahakuasa dan yang melampaui pemahaman kami masih memegang kendali. PerintahNya supaya kami berdoa masih berlaku. KerinduanNya untuk mendengarkan kami masih nyata. Iman bukanlah menuntut apa yang kami inginkan; melainkan memercayai kebaikan Allah di balik tragedi hidup.
Kami berduka. Kami berdoa. Kami tetap berdoa. (JDB)
ALLAH DAPAT MENGABAIKAN PERMINTAAN KITA
TETAPI DIA TIDAK AKAN PERNAH MENGECEWAKAN KEYAKINAN KITA
Selasa, 27 April 2010
MITRA BERDOA (Roma 8:14-27)
Pernahkah Anda tak mampu berkata-kata di hadapan Allah? Barangkali Anda pernah merasakan frustrasi karena sama sekali tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk berdoa.
Bayangkanlah orangtua yang penuh kasih berusaha membantu seorang anak yang mengalami gangguan bicara. Ketika anak itu bergumul untuk mengungkapkan perasaan dan kerinduannya, orangtua tersebut dengan suaranya sendiri merumuskan apa yang ingin diungkap anak itu. Ini merupakan gambaran bagaimana Roh Kudus memahami kerinduan dan aspirasi kita yang terdalam dan membuatnya selaras dengan tujuan Bapa yang tertinggi bagi kita.
Kelemahan-kelemahan yang dibicarakan dalam Roma 8:26 menyatakan ketidakmampuan kita untuk berdoa dengan baik. Hal ini jelas terlihat dari kalimat yang mengikutinya, "...sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa." Roh Kudus, yang mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri, menolong kita. Roh Kudus menerima doa-doa kita yang kurang sempurna, dan dengan bahasaNya sendiri meneruskan doa itu kepada Bapa, selaras dengan kehendak-Nya yang kudus.
Sungguh sebuah misteri! Sungguh suatu dorongan bagi kita untuk berdoa, khususnya pada saat kita sulit mengucapkan kata-kata. Bahkan seruan yang paling lemah "ya Abba, ya Bapa" (Roma 8:15) dapat mencapai takhta surgawi.
Kita mungkin tidak tahu apa yang harus kita doakan, tetapi kita memiliki mitra berdoa yang kudus yang mengetahuinya. Hal ini seharusnya menggerakkan kita untuk terus berdoa, betapa pun kita merasa tidak berdaya [DJD]
KETIKA ANDA TIDAK DAPAT MENGUNGKAPKAN DOA LEWAT KATA-KATA
ALLAH MENDENGAR SERUAN HATI ANDA
Rabu, 28 April 2010
TEKUN BERDOA (Matius 7:7-1)
Sesaat sebelum Margaret Koster meninggal, saya menulis sebuah artikel tentang dirinya, yang menceritakan tentang ketekunannya dalam berdoa. Tanpa memandang usianya, ia telah memberi teladan tentang kesetiaan dalam berdoa melewatkan waktu selama berjam-jam setiap hari untuk berbicara dengan Tuhan yang dikasihinya. Kini ia tengah menuai upah atas kesetiaannya itu.
Namun ada kisah lain tentang Margaret yang perlu diceritakan, yakni tentang betapa seriusnya ia menjalani kehidupan doanya. Ketika masih muda, Margaret berdoa setiap hari untuk utusan-utusan Injil yang ia kenal. Ia juga menyimpan catatan daftar doanya lengkap beserta jawabannya.
Suatu kali ketika salah seorang dari utusan Injil yang didoakannya pulang dari pelayanan di luar negeri, Margaret menghampirinya sambil menunjukkan daftarnya dan berkata, "Saya sudah mencatat setiap doa permohonan yang Anda buat sebagai utusan Injil. Dan saya juga sudah mencatat setiap jawaban yang saya tahu. Namun ada pula beberapa doa yang belum saya ketahui jawabannya. Duduklah bersama saya dan ceritakanlah bagaimana Allah menjawab doa-doa tersebut sehingga saya dapat menuliskannya."
Kini berdoalah secara serius! Kita belajar dari Margaret bukan hanya tentang pentingnya doa, tetapi juga tentang realitas akan jawaban-jawaban Allah. Ingatlah, "Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya" (1Yohanes 5:14). (JDB)
JIKA KITA MENERIMA ALLAH SECARA SERIUS
KITA AKAN SERIUS DALAM BERDOA
Kamis, 29 April 2010
DIBAYAR UNTUK BERDOA? (2Korintus 11:1-15)
Beberapa tahun yang lalu sebuah warta berkala memberitakan tentang seorang pengkhotbah yang menjual berkat dengan pembayaran secara cicilan. Kedengarannya tidak masuk akal. Ia menawarkan berkat untuk jangka waktu 12 bulan seharga 84 dolar Amerika. Siapa pun yang ingin didoakan olehnya, dapat mengisi kupon dan mengirim 7 dolar per bulan selama satu tahun. Dengan mengatakan bahwa doa-doanya akan mendatangkan berkat finansial bagi orang yang didoakan, pendeta itu berjanji bahwa ia akan mengirimkan "sertifikat berkat" setelah pembayaran bulan pertama diterima dan juga "dompet yang diurapi" setelah pembayaran yang kedua. Tentu saja, tak ada garansi uang kembali.
Dapatkah Anda bayangkan Yesus, Petrus, atau Paulus berjanji untuk mendoakan orang-orang dengan imbalan uang? Tentu tidak! Paulus berusaha sekuat tenaga untuk hidup tak bercela. Dalam 2 Korintus 11:7 Paulus mengatakan kepada orang-orang percaya bahwa ia "memberitakan Injil Allah [kepada mereka] dengan cuma-cuma." Walaupun yang dimaksud Paulus dalam ayat ini adalah pemberitaan Firman Tuhan, prinsip melayani dengan motivasi yang murni berlaku untuk segala bentuk pelayanan.
Berhati-hatilah terhadap siapa pun yang meminta uang dengan menjanjikan imbalan berkat rohani. Yakobus 5:16 menyatakan, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Saya pikir, orang benar tidak akan meminta bayaran untuk doanya! [RWD].
ORANG YANG MELAYANI ALLAH DEMI UANG
ADALAH ORANG YANG BANGKRUT SECARA ROHANI
Jumat, 30 April 2010
INIKAH SAAT UNTUK BERDOA? (Filipi 4:1-7)
Saat menghadapi cobaan, banyak orang sering memutuskan untuk menjadikan doa sebagai usaha terakhir. Saya mengenal seorang pria yang sedang berjuang mati-matian melawan kanker. Ketika orang-orang melihat kanker itu berangsur-angsur memperburuk tubuh dan gaya hidupnya, seseorang berkata, "Ya, mereka telah mencoba segalanya. Saya kira inilah saatnya untuk mulai berdoa."
Seorang pria lain sedang menghadapi masa-masa yang sangat sulit dalam pekerjaan. Itu merupakan krisis besar yang sangat berpengaruh terhadap dirinya dan masa depan perusahaannya. Ia tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya ia berkata, "Saya telah mencoba segala yang saya ketahui untuk keluar dari situasi ini, tetapi tak ada yang berhasil. Ini saatnya untuk mulai berdoa."
Dalam kedua contoh di atas, doa telah dipandang sebagai jalan keluar terakhir untuk mengatasi masalah. Hanya setelah pilihan-pilihan lain tersisihkan, maka orang mengambil keputusan untuk berdoa. Doa akhirnya menjadi usaha terakhir ketika sudah tidak ada jalan lain.
Doa seharusnya merupakan tindakan pertama yang kita lakukan, bukannya tempat pelarian terakhir. Tuhan menjawab doa, dan Dia ingin agar kita senantiasa datang kepadaNya dengan membawa seluruh kebutuhan kita (1Tesalonika 5:17). Alkitab mengatakan kepada kita "janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa" (Filipi 4:6).
Jadi, jangan menunggu lagi. Setiap waktu adalah saat yang tepat untuk berdoa. (DE)
DOA HENDAKNYA MERUPAKAN LANGKAH AWAL
BUKANNYA TEMPAT PELARIAN TERAKHIR KITA
Sabtu, 01 Mei 2010
BERDOA UNTUK ANAK (Markus 7:24-30)
Sebagai orangtua kristiani, kita memiliki kewajiban yang tak boleh dilupakan. Apakah itu? Berdoa untuk anak-anak kita! Dalam buku How to be a Good Mom, dikupas tentang pentingnya orangtua berdoa untuk anak-anaknya. Doa untuk anak-anak sungguh merupakan sesuatu yang penting dan tak dapat diabaikan!
Pokok doa pertama tentu kita berdoa untuk kehidupan rohani anak-anak. Berdoa agar mereka semakin mengenal Allah lebih dalam lagi. Dengan doa, anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ketika itu terjadi, tanpa harus kita awasi dengan ketat pun mereka dapat menjadi anak yang bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri.
Pokok doa selanjutnya, kita berdoa untuk perkembangan fisik dan mental mereka. Ada begitu banyak anak memiliki gambar diri yang rusak. Sulit menerima diri sendiri. Mereka mungkin minder, penuh sikap negatif, dan pesimis. Melalui doa, mintalah Allah membuat terobosan-terobosan baru dalam hidup mereka, sehingga hidup mereka diubahkan.
Masih banyak yang perlu kita doakan. Berdoa untuk komunitas dan pergaulan anak-anak kita; untuk calon pasangan hidup mereka kelak; untuk kesehatan mereka; untuk studi atau aktivitas-aktivitas yang dijalani; untuk masa depan mereka; dan tentu masih ada banyak hal khusus yang bisa kita doakan.
Kita takkan pernah menjadi orangtua yang baik jika berhenti berdoa untuk anak-anak kita. Dengan berdoa untuk anak-anak, berarti kita mengakui keterbatasan kita sebagai orangtua dalam mendidik anak-anak. Dengan berdoa, kita mengizinkan Tuhan yang tak terbatas menyatakan kebaikanNya kepada anak-anak kita. (PK)
KITA TIDAK AKAN PERNAH MENJADI ORANGTUA YANG BAIK
JIKA KITA BERHENTI BERDOA UNTUK ANAK-ANAK KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar