Renungan Harian 06-11 Juli 2009

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 06 Juli 2009

MASA-MASA YANG LEBIH BAIK (1Timotius 2:1-7)

Paulus hidup pada masa kekaisaran Romawi di bawah pemerintahan Nero yang jahat dan kejam. Meskipun demikian, ia melihat adanya masa-masa yang lebih baik telah menanti di depan. Jika tidak, ia tidak akan mendesak orang-orang Kristen pada abad pertama untuk berdoa agar dapat "hidup tenang dan tenteram" (1Timotius 2:2).
Seandainya Paulus hidup pada masa kini, saya yakin ia pasti tidak senang melihat orang-orang Kristen yang memiliki gambaran yang suram tentang masa depan. Meski ada pemerintah menekan warga mereka, namun coba pikirkan apa yang terjadi. Sejak tembok Berlin runtuh, angin baru kebebasan berembus ke seluruh dunia.
Bahkan meskipun kemerosotan moral dan keretakan rumah tangga menjadi penyakit yang mengerikan, tampaknya masih banyak orang yang memegang teguh nilai-nilai kesetiaan dalam pernikahan.
Saya percaya bahwa satu-satunya harapan sejati bagi dunia adalah kedatangan kembali Yesus Kristus. Saya tidak tahu kapan Yesus akan datang, tetapi sementara menunggu-Nya, saya akan terus bersaksi untuk Dia dan berdoa untuk masa kebangkitan besar dari akhir zaman itu. Saya akan memohon Tuhan untuk memimpin bangsa-bangsa menuju jalan yang penuh kedamaian dan kesejahteraan. Saya akan berusaha menolong orang-orang yang hidup dalam kemiskinan. Saya akan mendukung para pemimpin yang menegakkan nilai-nilai moral.
Kita tidak boleh patah semangat dengan dunia ini. Kita harus melakukan apa pun agar dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Allah berkuasa. Kita tidak akan kalah. Bersikaplah optimis!. (HVL) (www. Sabda. org)

MASA DEPAN KITA SECERAH JANJI-JANJI ALLAH KEPADA KITA

Selasa, 07 Juli 2009

PERANGKAP MASA DEPAN. (Kolose 3:12-25)

Sue Shellenbarger, kolumnis dari rubrik "Work & Family" (Kerja & Keluarga) dalam The Wall Street Journal, telah bertemu beratus orang yang menurutnya "hidup demi meraih masa depan. Mereka membayangkan bahwa di masa depan itu mereka dapat hidup dengan santai, sehingga mereka dapat memperkuat hubungan pribadi dan keluarga." Sue menyebut hal ini "'perangkap masa depan,' karena bayangan mereka itu hanya merupakan khayalan yang terus dikejar sementara dalam kenyataannya mereka mengubur diri di tengah pekerjaan dan usaha mengejar hal-hal lain."
Kebanyakan kita yang berkata bahwa keluarga sangat penting, biasanya justru tidak hidup sebagaimana seharusnya. Mungkin tanpa menyadari hal ini, kita telah merendahkan betapa berharganya hari ini karena asyik membayangkan indahnya hari esok yang tak mungkin kita raih.
Saat Anda membaca Kolose 3:12-25, cobalah untuk menyambungnya dengan frasa hari ini pada akhir setiap ayat. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu" hari ini (ayat 15). "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu" hari ini (ayat 16). Lalu di belakang setiap perintah yang ditujukan kepada para istri, suami, anak, dan bapa-bapa (ayat 18-21) tambahkan pula kata hari ini. Firman Allah yang datang kepada kita bersifat penting dan mendesak, sehingga kita perlu menaatinya sekarang juga, bukan untuk ditunda-tunda.
Satu-satunya cara untuk menghindari perangkap masa depan adalah dengan mengikuti setiap tuntunan Allah bagi pekerjaan dan kehidupan keluarga kita-hari ini juga! (DCM) (www. Sabda. org)
ALLAH MENGHENDAKI KETAATAN BUKAN SEKADAR NIAT BAIK

Rabu, 08 Juli 2009

MASA DEPAN YANG TERJAMIN. (Efesus 1:1-14)

Suatu hari, teman saya yang bernama Arthur Lewis, seorang pakar bahasa Yunani untuk Alkitab, sedang menyusuri jalanan di Atena. Ia ditemani oleh seorang dosen yang mengajar bahasa Yunani. Kadangkala mereka berhenti untuk membaca tulisan di etalase toko.
Saat mereka sampai di depan toko perhiasan, mereka melihat papan nama yang bertuliskan kata arrabon. Ketika mereka masuk, sang pemilik toko memberitahu mereka bahwa dalam bahasa Yunani modern kata arrabon berarti "cincin pertunangan". Sang dosen bahasa Yunani itu berpikir sejenak, lalu berkomentar, "Sungguh menarik! Dalam Perjanjian Baru kata itu diartikan sebagai “jaminan atau panjar.”
Dalam Efesus 1:13-14, kita diberitahu bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang percaya sebagai arrabon atau panjar, jaminan akan surga. Berkat yang berupa kehadiran Roh Kudus dalam hati kita merupakan sesuatu yang diberikan sebelum kita menikmati berkat yang lebih besar saat kita sebagai mempelai Kristus dipersatukan secara abadi dengan Mempelai pria kita, yakni Tuhan Yesus.
Sekarang ini Roh Kudus hidup di dalam kita untuk memberi bimbingan dan kuasa yang memampukan kita agar dapat hidup bagi Allah (Yohanes 16:13; Galatia 5:22-23). Namun suatu hari kelak kita akan memperoleh berkat yang lebih besar: Kita akan hidup di hadirat Allah. Dengan penantian yang penuh sukacita kita menunggu datangnya hari itu, karena masa depan kita sudah terjamin!. (VCG) (www. Sabda. org)

SUKACITA TERBESAR DI DUNIA INI ADALAH
PENGHARAPAN YANG PASTI AKAN SURGA

Kamis, 09 Juli 2009

MENYONGSONG MASA DEPAN. (1Korintus 15:12-23)

Seorang anggota kelompok Jesus Seminar bernama John Dominic Crossan, membuat marah banyak orang kristiani ketika ia mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit, sebab mayat-Nya dimakan anjing! Yang parah adalah ia menyatakan hal ini dengan sembrono. Tentu saja pernyataannya itu salah. Ini adalah salah satu dari banyaknya teori serta dalih para penentang kekristenan yang bermuara pada pernyataan pokok: Yesus tidak bangkit.
Memang tidak ada yang menyaksikan peristiwa bangkitnya Yesus dari kematian. Namun waktu surat Korintus ini ditulis, banyak saksi berani menceritakan bahwa mereka berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Tujuan kesaksian banyak orang ini, termasuk Paulus, adalah agar umat menjadi percaya (ayat 11) dan supaya umat memiliki pengharapan yang teguh. Itulah intisari pergumulan yang ditulis Paulus dalam perikop hari ini. Bila Kristus bangkit, maka kita memiliki pijakan kuat untuk meyakini bahwa ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Dengan demikian, kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi jemaat untuk mengelola masa kini dan menyongsong masa depan, yakni bahwa perjuangan iman dalam Kristus bukan sesuatu yang kosong, tetapi bermakna.
Orang yang membuka hati dan pikiran terhadap misteri Kristus yang bangkit, akan mengalami bahwa hidupnya berarti. Hidupnya lalu menjadi layak dihidupi. Hidupnya layak dirayakan dan ditempuh dengap sukacita setiap hari, betapa pun sulitnya. Mengapa? Sebab kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa tak percuma kita beriman dalam hidup yang sarat penderitaan dan pertanyaan tentang masa depan ini. (DKL) (www. Sabda. org)

RESURREXIT CHRISTUS, ALLELUIA ... CANTATE DOMINO, ALLELUIA
(KRISTUS TELAH BANGKIT, HALELUYA ... PUJILAH DIA, HALELUYA)

Jumat, 10 Juli 2009

JERATAN MASA LALU. (Mazmur 139:1-12,23,24)

Dalam pertandingan pembukaan musim kompetisi football tahun 2001, tim Universitas Colorado melakukan sebuah kesalahan sehingga kehilangan kesempatan untuk bertanding di kejuaraan nasional. Ketika pelatih Gary Bernett ditanyai mengenai hal itu, ia berkata, "Kami tidak akan mempermasalahkannya. Saya telah belajar dari pengalaman: Jangan menyalahkan apa yang sudah lewat." Barnett lalu sibuk merekrut pemain-pemain baru dan mempersiapkan pertandingan akhir di musim liburan sehingga tidak sempat memikirkan masa lalu.
Kita semua memang harus menjalani hidup di masa sekarang. Namun, bagaimana dengan kesalahan yang sangat kita sesali? Bagaimana kita mengatasi dosa di masa lalu dan kegagalan yang terus membebani pikiran kita? Untuk mengatasi kesedihan yang mungkin masih kita rasakan, Oswald Chambers berkata, "Jangan pernah takut ketika Allah membawa kembali kenangan masa lalu Anda. Biarkanlah kenangan itu muncul. Kemarahan, kritik, dan kesedihan adalah alat untuk mewujudkan kehendak Allah. Allah akan mengubah ‘kenangan yang masih kita rasakan’ menjadi alat pembinaan mental [sumber makanan dan pertumbuhan rohani] yang indah untuk menghadapi masa depan".
Pemazmur meminta Allah untuk menyelidiki hatinya dan melihat apakah jalannya serong, sehingga ia dapat mengakuinya dan memperoleh pengampunan. Kemudian ia menambahkan, "Tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23,24).
Allah tidak ingin kita terjerat masa lalu. Dia ingin supaya kita mengalami kebebasan di hari ini dan hari esok. (David McCasland) (www. Sabda. org)

MEMIKIRKAN MASA LALU MELUMPUHKAN MASA KINI
DAN MERUGIKAN MASA DEPAN

Sabtu, 11 Juli 2009

MASA DEPAN YANG ABADI. (Yohanes 5:24-29)

Beberapa negara memiliki sejarah yang sangat tua. Negara-negara lainnya terbilang baru dalam peta dunia. Namun, sementara segala bangsa ditakdirkan untuk lenyap, setiap jiwa manusia ditakdirkan untuk hidup kekal.
Hal ini mendorong C.S. Lewis untuk mengatakan, "Jika kita pernah memiliki pengharapan yang bodoh di luar iman kristiani tentang kebudayaan manusia, sekarang semua itu telah pupus. Jika kita pernah berpikir bahwa kita sedang membangun surga di atas bumi, jika kita pernah mencari sesuatu yang dapat mengubah dunia dari tempat persinggahan menjadi kota permanen yang dapat memuaskan jiwa manusia, cepat atau lambat kita akan kecewa."
Peradaban manusia akan runtuh, tetapi jiwa manusia hidup selamanya. Dan karena suatu hari nanti setiap pribadi akan menghadapi penghakiman Allah (Ibrani 9:27), pertanyaan yang terpenting adalah bagaimana kita akan menjalani zaman tak berkesudahan yang terbentang di hadapan kita. Akankah kita hidup bersama Allah dalam kemuliaan dan sukacita yang tak terlukiskan? Atau akankah kita diasingkan dari Allah, dan hilang selamanya dalam kondisi yang terlalu menakutkan untuk diungkap dengan kata-kata?
Betapa besarnya tanggung jawab orang-orang percaya! Kita harus memberitakan kepada orang-orang bahwa satu-satunya cara untuk menjalani kekekalan dalam hadirat Allah ialah dengan menerima tawaran-Nya untuk memperoleh pengampunan dan perdamaian dengan Allah (Yohanes 5:24). Oleh anugerah-Nya, kita dapat mulai bersukacita dalam hidup yang kekal bersama Allah saat ini juga!. (Vernon Grounds) (www. Sabda. org)

SAAT ANDA MEMBUKA HATI BAGI YESUS
SURGA TERBUKA BAGI ANDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar