Minggu, 28 Juni 2009
Oleh: Pdm. Anik Sulistyowati.
KETIKA DERITA TAK KUNJUNG SIRNA
(2 Korintus 12:7-10)
(2 Korintus 12:7-10)
Berbicara tentang penderitaan, semua orang pasti mengalami namun tidak semua orang bisa bertahan atau sanggup menghadapi penderitaan apalagi ketika penderitaan itu datang silih berganti. Kalau begitu bagaimana sikap kita? Apakah kita tetap bertahan dan berserah ataukah kita menjadi putus asa dan memberontak kepada Allah.
Rasul Paulus pun mengalami penderitaan, tentunya bukan penderitaan yang diakibatkan karena kesalahan sendiri atau karena orang lain, yang dimaksudkan disini adalah penderitaan karena Kristus. Saat ini kita mau belajar sikap dari rasul Paulus saat menghadapi penderitaan yang berkepanjangan.
Ayat 7: adanya duri dalam daging yaitu utusan iblis. Duri dalam daging dapat diinterpretasikan sebagai beban dan penderitaan yang menyebabkan kesakitan yang luar biasa namun tidak langsung mengancam kematian. Hal ini seperti dalam konteks:
Maksud diizinkannya duri dalam daging:
Rasul Paulus pun mengalami penderitaan, tentunya bukan penderitaan yang diakibatkan karena kesalahan sendiri atau karena orang lain, yang dimaksudkan disini adalah penderitaan karena Kristus. Saat ini kita mau belajar sikap dari rasul Paulus saat menghadapi penderitaan yang berkepanjangan.
Ayat 7: adanya duri dalam daging yaitu utusan iblis. Duri dalam daging dapat diinterpretasikan sebagai beban dan penderitaan yang menyebabkan kesakitan yang luar biasa namun tidak langsung mengancam kematian. Hal ini seperti dalam konteks:
- Sakit penyakit: sakit mata, rabun, sakit ayan , malaria.
- penghalang – penghalang / penentang-penentang dalam pelayanan.
Maksud diizinkannya duri dalam daging:
- Tidak menjadi sombong / meninggikan diri atas penyataan dan penglihatan dari Tuhan. Disini benar-benar Paulus belajar tentang kerendahan hati sebagai orang Kristen. Sementara Paulus hidup di dunia ini, ia diberi kesempatan masuk surga untuk melihat kemuliaan surga dan mendengar perkataan yang tidak boleh diceritakan pada siapapun. Penglihatan dan penyataan yang ajaib itu sangat mempengaruhi serta mendorong dia di dalam usahanya memberitakan Kristus yang tiada bandingnya itu.
- Tidak mengandalkan kekuatan manusia namun hanya hidup bergantung kepada Allah (II Korintus 1:8) Hal-hal yang dilakukan saat mengalami penderitaan:
- Berdoa (ayat 9). Paulus ingin supaya dilepaskan dari serangan-serangan utusan Iblis yang menghalangi pekerjaannya. Doa rasul Paulus didengar, diperhatikan, dan dijawab Tuhan, tetapi tidak seperti yang dikehendakinya. Tuhan menjawab ”cukuplah kasih karuniaKu bagimu” jadi duri itu tetap ada, dan kasih karuniaTuhan itu juga tetap ada. Dalam menghadapi pegumulan hidup ini, kita mau senantiasa berdoa kepada Tuhan, jangan pernah memaksa Tuhan tapi biarlah kehendak Tuhan sajalah yang terjadi.
- Tetap semangat dalam menghadapi kelemahan atau penderitaan. Ketika mendengar jawaban Tuhan seperti itu, secara manusia Paulus bisa kecewa, lemah imannya karena jawaban doanya tidak seperti apa yang ia harapkan namun kita melihat bagaimana respon rasul Paulus (ayat 9 dan 10). Dengan kelemahan yang ia alami, Paulus memegahkan kuasa Tuhan. Semakin besar kelemahannya, semakin besar pula kuasa dan kasih karunia-Nya. Paulus lebih suka dan rela menderita, disiksa, dianiaya, kesukaran daripada meminta dilepaskan dari duri itu. Jika penderitaan itu memuliakan Tuhan, Paulus lebih senang menderita sebab itu ia lebih suka memegahkan diri dalam kelemahannya supaya kuasa Kristus turun keatasnya.
Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar