Mimbar Gereja u/Warta Gereja 13 Desember 2015

GIA Sby (Bromo pagi)
Minggu, 06 Desember 2015
TUMPUAN IMAN (Lukas 1:26-38)
Oleh: Pdt. Yung Tik Yuk

Maria bertunangan dengan Yusuf, Maria disebut perawan. Mengapa ditegaskan perawan karena banyak orang bertunangan, sudah tidak perawan. Maria pada zamannya masih memegang standar kesucian. Malaikat masuk ke rumah Maria berarti Malaikat datang dengan sosok manusia. Secara umum malaikat ditampilkan sebagai sosok seorang laki-laki (Lukas 24:4) Maria belum tentu tahu bahwa yang datang adalah Malaikat. Demikian juga Malaikat menampakkan diri kepada Zakharia disebelah kanan mezbah ukupan berarti Malaikat datang dengan tiba-tiba.
Pada waktu datang kepada Maria berbeda dengan datang kepada Zakharia. Malaikat itu berkata kepada Maria: “Salam engkau yang dikarunai Tuhan”. Tradisi zaman itu menekankan ketika ada seorang datang kepada yang berlawanan jenis itu sesuatu yang tidak sopan. Bagi Maria, laki-laki ini tidak sopan. Tetapi kemudian Mailaikat berkata: “Jangan takut ayat 30-31 Maria berkata: bagaimana mungkin karena aku belum  bersuami. Bisa kita bayangkan, jika ada yang bertunangan kemudian dikatakan akan mengandung pasti membingungkan. Tetapi dari perkataan itu Maria mempertahankan kesucian. Maria juga menyadari bahwa ia manusia yang tidak mengetahui kepastian. Masih bertunangan bisa berarti rencana menikah masih jauh. Imamat 12:6-8 aturan tentang seorang melahirkan anak. Lukas 2:24 ketika Maria melahirkan anak maka di bawa 2 ekor burung mengungkapkan bahwa mereka miskin. Maria diberi contoh Elizabeth, saudaramu. Dan Maria mengatakan “sesungguhnya aku ini hambaMu” Berarti Maria percaya apa yang dikatakan Malaikat itu. Lain halnya dengan Zakaria yang tidak percaya. Itulah sebabnya teladani iman Maria, jangan seperti Zakharia yang akhirnya bisu karena ketidak percayaannya.
Maria yang sudah percaya juga menyerahkan diri. Seorang perawan melahirkan anak? Ini sesuatu yang tidak mungkin, Tetapi Maria percaya. Memang banyak orang mandul tetapi akhirnya bisa melahirkan. Itu hal yang biasa contoh: Ribka, Hana dikarenakan mandul tetapi akhirnya mengandung. Miliki Iman seperti Maria, walaupun segala sesuatu belum pernah terjadi tetap percaya. Malaikat mengatakan suatu konteks yang memiliki pengertian yang melimpah. 
Seorang anak laki-laki (ayat 32) disebut anak Allah yang maha tinggi. Beri nama anak itu Yesus. Yohanes hanya besar dihadapan Tuhan. Tetapi Yesus tidak besar dihadapan Allah, karena Yesus adalah Allah itu sendiri. Yesus, Anak Allah yang maha tinggi; Dia adalah mesias. 2 Samuel 7:1,2,15 Daud seorang Raja yang memiliki kerinduan membangun bait Allah.
Janji Allah kepada Daud “kasih setiaKu tidak pernah akan hilang….” (Yesaya 9:5) seorang anak telah lahir untuk kita, dan namanya disebut penasehat ajaib, Raja damai. Bapa yang kekal…..”
Apa itu arti kata telah? Telah itu sudah. Nubuat ini sekalipun masih 700 tahun lagi. Tetapi kata telah, berarti ada suatu kepastian. Allah kita perkasa dan berkuasa. Secara urutan waktu belum, tetapi secara kepastian itu pasti. Janji Tuhan pasti, dan tidak ada yang mustahil. Seorang putra telah lahir digenapi dalam diri Maria. Seperti kepada Maria, maka pada diri kita semua ada kata telah. Mazmur 139:16 “Matamu melihat selagi aku bakal anak….” Dari ayat ini kita diyakinkan bahwa Tuhan sudah melihat dan tahu tentang apa yang kita alami. Maria mampu memahami perkataan Malaikat itu. Mari kita menanggapi suatu kata yang sederhana dengan mamahami dengan begitu padat dan dalam. Kita memahami segala sesuatu telah karena kita percaya.
Miliki tumpuan iman seperti Maria yang percaya sekalipun tidak mungkin terjadi menurut pemikiran manusia. Tumpuan iman bahwa segala sesuatu “telah” Allah lakukan bagi kita seturut rencananya. Percaya bahwa janji Tuhan adalah pasti Amin.   

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar