Mimbar Gereja u/Warta 22 November 2015

GIA Sby (Darmo Harapan Pagi)
Minggu, 15 November 2015
KESETIAAN TERUJI DI DALAM KETAATAN (Kejadian 22:1-14)
Oleh: Pdt. Budiono Djoeng

Kalau kita melihat didalam kebenaran firman Tuhan pada saat ini, timbul sebuah pertanyaan apa yang menjadi tujuan akhir dari hidup manusia? Tujuan akhir hidup kita adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya. Namun dalam perjalanan hidup manusia yang penuh dengan proses, kita belajar meneladani Kristus yang menjadi teladan sempurna dalam kesetiaan dan ketaatanNya kepada Bapa.Demikian juga ketika kita melihat pribadi Abraham yang setia mengikut Tuhan lewat beberapa hal:
  1. Kesetiaan kita kepada Tuhan harus siap mengalami ujian. Didalam  pasal 22 dimulai dengan kata setelah semuanya itu, ini merupakan lanjutan  kisah dari pasal sebelumnya yaitu Abraham yang mengalami pergumulan untuk mendapatkan keturunan dan  Allah telah menjawab pergumulannya tersebut. Abraham merasakan sukacita bersama-sama dengan anaknya Ishak yang sangat dikasihinya. Lalu Allah menguji Abraham untuk melihat kualitas imannya, dan Allah berfirman untuk mempersembahkan anak tunggal itu yang engkau kasihi. Abraham mengalami pergumulan berat sebagai seorang ayah karena Allah yang memberi dan sekarang Ia meminta. Namun Abraham didalam pergumulan tersebut tetap setia dan taat akan perintah Allah.
  2. Kesetiaan kepada Allah  harus diwujudkan dalam ketaatan yang total kepada Allah. Kesetiaan itu menuntut ketaatan kepada Allah dan itulah yang dilakukan oleh Abraham (ayat 3). Abraham memiliki hati yang taat untuk pergi ketempat yang ditunjukkan oleh Tuhan, meskipun ujian itu berat karena anak yang dikasihi dan dinanti-nantikannya dari Tuhan dan sekarang harus lepas darinya. Memang pada waktu itu didaerah Mesopotamia ada kebudayaan mempersembahkan anak sebagai korban bakaran kepada dewa. Setelah zaman Musa tidak boleh ada korban manusia sebagai korban bakaran. Inilah yang dialami Abraham ketika mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran itulah wujud ketaatannya kepada Allah karena Allah yang meminta. Prinsip inilah yang berlaku bagi setiap umat Tuhan bahwa kesetiaan kepada Allah harus diwujudkan dalam ketaatan yang total kepadaNya. Abraham telah mendapatkan anugrah dan kebaikan dari Allah sekalipun ada harga yang harus ia bayar. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Abraham:

  • Abraham lebih mengutamakan Allah dari pada kepentingan diri sendiri
  • Abraham lebih mengutamakan Tuhan dari pada pemberianNya. Ishak adalah pemberian Allah yang di nanti-nantikan dan hal itu tidak dapat menggantikan posisi Allah dalam hidupnya

Setiap kita anak-anak Tuhan haruslah meletakkan iman pada Allah yang sejati, walaupun dalam hidup ini banyak pergumulan. Janganlah pernah meragukan kesetiaan dan kebaikan Allah. 

Diringkas oleh: Pdm. Juni K. Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar