Mimbar Gereja u/Warta 25 Oktober 2015

GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 18 Oktober 2015
KASIH YANG SEMULA (Wahyu 2:1-7)
Oleh: Ev. Mercy Matakupan

Di dalam kebenaran Firman Tuhan pada saat ini kita melihat satu bagian kota dari tujuh gereja yang ada. Efesus sebenarnya sangat berkelimpahan karena banyak hamba-hamba Tuhan yang melayani disana yaitu Rasul Paulus ada Timotius yang menggembalakan disana, juga Priskila dan Akwila, bahkan rasul Yohanes. Namun, Gereja di Efesus dilayani oleh hamba-hamba Tuhan yang besar dan doktrin kuat tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Gereja ini telah kehilangan kasih yang mula-mula sehingga Tuhan mencelanya.
Rasul Yohanes menuliskan surat ini kepada gereja Tuhan, dan Tuhan tahu segala apa yang kita lakukan sehingga memberi pujian: pekerjaanmu, jerih payahmu, ketekunanmu (ayat 2). Bahkan jemaat Efesus sabar dan menderita serta tidak mengenal lelah, mereka juga tidak sabar / tolerensi terhadap ajaran-ajaran yang tidak benar karena memiliki pengetahuan doktrin yang baik serta pengetahuan yang baik akan Firman Allah serta keberanian menegur dosa.
Namun kita melihat ketika mereka diberi pujian oleh Tuhan disisi yang lain bahwa tuhan memberi peringatan dan celaan bagi mereka karena hal itu serius dimata Tuhan; 
  • Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh
  • Bertobatlah
  • Berbalik dan lakukanlah apa yang semula sudah engkau lakukan 

Dosa didalam jemaat Efesus yaitu telah kehilangan kasih yang mula-mula. Hal ini bukan hal yang sepele dimana mereka hampir sempurna melakukan banyak hal, tetapi lihat betapa dalamnya mereka jatuh. Rasul Paulus mengingatkan (I Kor 13) bahwa didalam melakukan segala-sesuatu tanpa kasih itu semuanya sia-sia. Rasul Yohanes menyimpulkan bahwa kita sudah menerima kasih dari Allah (Yoh 3:16), lalu kasih itu diaplikasikan terhadap sesama (Yoh 13) dan hal itu terlihat dalam seluruh pelayanan setiap anak-anak Tuhan apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Dia (Yoh 21). Jemaat Efesus telah kehilangan kasihnya kepada Allah karena hatinya sudah melekat dengan dunia, dan juga terhadap sesamanya. Kita dapat kehilangan kasih mula-mula ketika melakukan pelayanan dan semua kegiatan untuk Tuhan dan tanpa kehadiran Tuhan sehingga semuanya menjadi hampa dan apapun yang kita lakukan didalam palayanan tanpa perkenanan Tuhan semuanya akan menjadi sia-sia. 
Biarlah setiap kita anak-anak Tuhan belajar menikmati setiap kehadiranNya, ketika Ia mengoreksi/ mengevaluasi hidup kita supaya lebih lagi mengasihi Dia dibandingkan dengan segala apa yang ada di dalam dunia ini.  

Diringkas oleh: Pdm. Juni K. Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar