Cover Warta Jemaat 25 Oktober 2015

1713 / WG / X / 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
Tahun XLVI

PINTU
“Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap 
di dalam dirinya?”. (1 Yohanes 3:17)

Konon kisah seorang anak desa terpencil datang ke kota Jakarta. Kikuk dan serba bengong melihat suasana kota yang jauh berbeda dengan desanya. Ia menuju ke sebuah restoran, namun tak berani masuk. Sekalipun di pintu tertulis kata “open”, anak desa itu menunggu dan menunggu, kapan restoran itu akan buka. Lama ditunggu ternyata pintu restoran itu tetap saja tertutup, akhirnya ia pergi dengan sedihnya. Sayang anak desa itu kurang informasi.
Ya, pintu yang terbuka adalah gambaran penerimaan. Sebaliknya pintu yang tertutup adalah gambaran penolakan, ketidakpedulian. Apa kata Alkitab tentang hubungan sesama saudara seiman? Memang setiap orang memiliki berkat yang berbeda-beda, sekalipun sama anak Tuhan. Itu bukan persoalan, namun yang dipersoalkan adalah bagaimana sikap saudara seiman yang kekurangan, yang lebih lemah, yang menderita, yang sakit….?
Orang Kristen yang hidup dalam kelimpahan berkat, tidak boleh menutup “pintu hatinya” terhadap saudara yang kekurangan. Bagaimana mungkin dapat berbahagia dan mengatakan bahwa Tuhan dahsyat, sementara dia menutup pintu hati untuk menolong saudara seiman yang sedang kelaparan, sakit, penuh air mata karena kekurangan.
Orang Kristen ditantang untuk menunjukkan kasih dalam perbuatan terutama kepada saudara seiman, kemudian sesama manusia. Saudara memilki pintu hati, pertanyaannya, “terbuka” atau “tertutup” kah terhadap orang yang membutuhkan uluran kasihmu? 
KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA ADALAH WUJUD KASIH ALLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar