Renungan Harian 31 Agustus - 5 September 2015

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 31 Agustus 2015
APAKAH BUAH KITA? (Galatia 5:19-26)
Kerap kali orang secara keliru menyebut "buah-buah" Roh. Sesungguhnya Paulus tidak menulis agar orang kristiani mempunyai "buah-buah" Roh (jamak), tetapi "buah" Roh (tunggal, dari kata karpos). Memang ekspresinya bisa beragam: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tetapi, semuanya itu adalah satu. Konsekuensinya, kita tidak dapat membuat ranking (mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lain) atas ekspresi yang banyak ini.
Kita juga tidak dapat mempertentangkan berbagai ekspresi ini. Sungguh aneh bila seseorang bisa tampak sangat bersukacita, tetapi sekaligus tidak bisa menguasai diri. Memang Paulus tidak bermaksud menyatakan bahwa orang kristiani tidak memiliki kekurangan. Namun, Paulus hendak menekankan bahwa umat kristiani tidak boleh setengah-setengah menangkap karya Roh. Kita harus terus bekerja sama dengan Roh Kudus untuk mengolah kehidupan rohani secara menyeluruh. Ya, kita dipanggil untuk mengolah seluruh hidup, hati, dan realitas kita, secara utuh. Memang perjalanan menuju kehidupan rohani yang menyeluruh tidak segera sempurna, tetapi pada akhirnya kita mesti berjuang agar hidup kita menjadi kesaksian Kristus dalam segala hal.
Perjuangan kita adalah menjadi utuh, bukan sekadar mengusahakan kesalehan dan karunia yang tampak di depan mata. Karunia itu baik, tetapi apalah arti karunia Tuhan bila kita berbuah busuk? Apalah artinya buah kita tidak matang secara keseluruhan, mentah di sana-sini? Mana enak?
ROH KUDUS RINDU MENGUBAH SELURUH HIDUP KITA. BUKALAH SEMUA RUANGNYA

Selasa, 01 September 2015
KEMERDEKAAN DALAM PIMPINAN ROH (Galatia 5:19-26)
Ada paradoks besar dalam kehidupan Kristen. Kemerdekaan sejati hanya bisa dialami oleh orang yang sepenuhnya menyerahkan diri dipimpin oleh Roh Kudus. Orang yang merasa diri bebas melakukan apa saja, termasuk berbuat dosa, sebenarnya masih diperbudak dosa!
Di nas ini, Paulus mengontraskan hidup yang dikendalikan daging dan hidup yang dipimpin oleh Roh. Orang yang dikendalikan daging adalah orang yang mengikuti hasrat dan hawa nafsu dosa serta keinginan-keinginan duniawi yang bersifat merusak, seperti yang didaftarkan Paulus pada ayat 19-21. Orang-orang yang melakukannya pasti bukan anggota kerajaan Allah (ayat 21b). Sebaliknya orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh akan membuahkan sifat-sifat ilahi seperti yang dicantumkan Paulus pada ayat 22-23. Bagaimana kita dapat memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh? Yaitu, dengan menyerahkan diri menjadi milik Kristus. Menjadi milik Kristus berarti menyerahkan kendali diri pada pimpinan Roh. Hal itu berarti juga menyangkal diri, hawa nafsu kedagingan, dan hal-hal duniawi (ayat 24). Orang Kristen harus secara aktif dan terus menerus menyangkal diri, supaya Roh Kudus senantiasa aktif dan tak henti-henti memimpin hidup orang percaya (ayat 25).
Latihlah diri Anda untuk menyangkal diri setiap hari atas setiap sifat kedagingan yang masih mengganggu kekudusan hidup Anda. Caranya adalah dengan menerapkan dan mengembangkan sifat-sifat ilahi yang sudah dikaruniakan Roh Kudus kepada Anda. Usaha Anda hanya akan berhasil bila Anda memelihara hubungan pribadi yang dekat dan intens dengan Tuhan melalui saat teduh. Jadikan gereja sebagai sarana untuk bertumbuh dalam kekudusan dengan mempraktikkan saling menolong dan saling meneguhkan antar saudara seiman.
TAK SEORANG PUN, TERMASUK ANDA SENDIRI, YANG BERHAK MENGATUR HIDUP ANDA, KECUALI DIA YANG ADALAH PEMILIK DAN PENEBUS HIDUP ANDA.

Rabu, 02 September 2015
INDAHNYA UJIAN (Yakobus 1:2-8)
Dalam bukunya God’s Power to Change Your Life, Rick Warren menuturkan kisah dirinya saat masih muda. Ketika itu, ia begitu rindu memiliki buah roh kesabaran seperti dalam Galatia 5. Suatu pagi, ia berdoa supaya Tuhan menolongnya untuk menghasilkan buah roh tersebut. Siang harinya, sewaktu ia sedang makan di kampus, datanglah seseorang yang terkenal jahil. Orang tersebut dengan sengaja menumpahkan makanan ke badan Rick sampai bajunya berlepotan. Hati Rick pun panas. Namun, sewaktu ia ingin marah, tiba-tiba ia diingatkan oleh doanya tadi pagi. Ia disadarkan bahwa justru inilah ujian yang Tuhan izinkan terjadi supaya ia mengembangkan kesabaran. Ia pun mengurungkan niatnya untuk membalas. 
Ada banyak sarana dalam kehidupan yang dapat Tuhan pakai untuk menumbuhkan kehidupan rohani kita. Salah satunya adalah tatkala Dia mengizinkan “gangguan” atau ujian yang tak mengenakkan kita. Penulis kitab Ibrani menjelaskan alasannya, yaitu supaya kita dapat melatih dan mengasah karakter menjadi lebih sempurna di tengah tantangan (ayat 4). Juga, agar kesabaran kita memperoleh kesempatan untuk bertumbuh (ayat 3 FAYH). Itu sebabnya, kita patut berbahagia apabila mengalami kesukaran (ayat 2). Tentu saja, saat kita mengalami ujian, kita kerap kali bimbang, tidak tahu harus berbuat dan bersikap seperti apa. Itu sebabnya, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak ragu meminta hikmat dari Tuhan (ayat 5-7). Hikmat dari Tuhan akan membuat kita lebih tenang dalam menghadapi ujian (ayat 8). 
Anda mengalami ujian yang tidak menyenangkan? Ujian dari Tuhan sesungguhnya menempa karakter kita. Berdoalah supaya kita terus berhikmat dalam menjalani ujian ini
“TUHAN MENGUJI SUPAYA KELAK DIA MEMAHKOTAI KITA.”

Kamis, 03 September 2015
BERBUAH (Yohanes 15:1-8)
Yesus tidak meminta Anda atau saya untuk mewartakan Kabar Baik kepada dunia seorang diri. Kita tak akan mampu melakukannya. Tetapi Dia meminta agar kita berbuah banyak (Yohanes 15:8). Salah satu caranya adalah dengan membawa seseorang kepada Kristus. Jika kita membawa seseorang kepada Tuhan, dan orang itu membawa satu orang lagi dan demikian seterusnya, maka ada potensi besar untuk melipatgandakan jumlah, sama seperti biji yang ditanam dan memberikan hasil.
Beberapa tahun silam, Museum Ilmu Pengetahuan dan Industri di Chicago memamerkan sesuatu yang menarik. Di sanan diperlihatkan sebuah papan permainan dam dengan satu butir gandum di atas bidang pertama, dua butir di bidang kedua, empat butir di bidang ketiga, dan selanjutnya berturut-turut 8, 16, 32, 64 butir sampai tak ada lagi tempat. Lalu ada sebuah pertanyaan, "Dengan dasar pelipatgandaan pada tiap bidang secara berurutan seperti ini, berapa butir gandum akan Anda dapati pada bidang ke-64?"
Anda dapat menekan tombol di bawah papan tersebut untuk menemukan jawabannya. Jawabannya? "Sembilan sektiliun [satuan dengan 21 nol] cukup untuk menyelimuti seluruh benua India setinggi 15 meter." Luar biasa!
Jika setiap kita membawa satu orang saja kepada Kristus setiap tahun, dan setiap tahun pula orang tersebut membawa satu orang lagi kepada Kristus, maka tuaian akan berlimpah. Ini sedang terjadi di beberapa bagian dunia saat ini.
Bukankah sudah tiba waktunya bagi kita untuk mulai mewartakan Kabar Baik dan berbuah? 
UNTUK MENDAPATKAN PANEN YANG BERHASIL DIBUTUHKAN SAKSI YANG SETIA

Jumat, 04 September 2015
BERBUAH! (Yohanes 15:1-8)
Apa yang paling dinanti-nantikan oleh seorang pengusaha kebun anggur? Buah! Tak ada yang lain! Tidak ada pengusaha yang menanam anggur hanya sebagai tanaman hias. Pengusaha tidak mengharap tanaman anggurnya berdaun lebat, beranting banyak dan memiliki bentuk indah, tetapi tidak berbuah. Yesus berkata berulang kali bahwa Dia adalah pokok anggur dan kita ini carang-carang-Nya. Pengusaha kebun anggur-yakni Bapa di surga-hanya mencari satu hal yang terpenting dari hidup kita, yakni kehidupan yang berbuah! Sebagai carang dan menjadi bagian dari tanaman anggur, kita dituntut untuk berbuah.
Sayangnya, kita kerap tidak berorientasi pada kekristenan yang menghasilkan buah. Kita lebih suka menciptakan tanaman anggur yang memiliki bentuk indah, layaknya tanaman hias. Kerajinan kita di gereja bisa membuat banyak orang kagum. Pelayanan kita di gereja juga bisa membuat banyak orang salut. Belum lagi bahasa rohani yang kita pakai-sangat alkitabiah. Sungguh, tanaman anggur yang tampak indah. Berdaun lebat dan memiliki penampilan yang membanggakan! Sayang, tanaman anggur yang indah belum tentu menghasilkan buah.
Dengan kekristenan seperti ini, sia-sia seseorang mengikut Yesus. Tuhan lebih memperhatikan, adakah kita selama menjadi pengikut-Nya, menghasilkan buah? Adakah mulut dan sikap kita sehari-hari memuliakan Tuhan dan memberkati sesama? Adakah hidup kita menjadi kesaksian nyata berjalan bersama Kristus? Adakah jiwa-jiwa yang kita bimbing dengan kasih untuk mengenal dan setia kepada Kristus? 
YANG TERPENTING DARI TANAMAN ANGGUR BUKAN PENAMPILANNYA
MELAINKAN BUAH-BUAHNYA

Sabtu, 05 September 2015
BILA SEMUA MENGECEWAKAN (Habakuk 3:17-19)
Bila segala sesuatu tampak tak terkendali dan di luar rencana sehingga mengganggu kenyamanan dan kestabilan, bagaimana kita menghadapinya? Doa Habakuk ini bukan doa yang nyaman. Realitas hidup Habakuk adalah ketidakadilan, penindasan yang merajalela. Payahnya, Tuhan seolah-olah membiarkan semuanya itu. Tidak ada keadilan! (Habakuk 1:2,3). Karenanya Tuhan menghukum Israel dengan perantaraan bangsa lain. Namun, bangsa lain yang menjarah ini kemudian akan berhadapan sendiri dengan murka Tuhan (2:6-20). Suasana benar-benar kelam. Di sinilah puisi doa Habakuk teruntai. Itulah sebabnya doa ini dinyanyikan dalam nada ratapan (ayat 3).
Habakuk memulai puisi ratapan tentang hidup yang mengkhawatirkan dengan merefleksikan kuasa Tuhan yang melebihi kekuatan-kekuatan mitologis (ayat 1-16). Masalahnya, kita sering menganggap kuasa-kuasa lain lebih berjaya daripada Tuhan. Kuasa Tuhan, entah bagaimana, kurang berasa. Di sinilah Habakuk menjadi contoh bagi kita. Perhatikan ungkapan sang nabi di akhir puisi doanya. Pesannya amat kuat dan jelas. Barangkali dapat dibahasakan ulang bahwasanya iman tidak boleh ditentukan oleh berkat Tuhan. Iman tidak ditentukan oleh baiknya situasi. Iman kepada Tuhan tidak boleh berubah relatif sesuai dengan apa yang enak atau tidak enak bagi kita. Dalam bahasanya sendiri Habakuk berdoa, "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon bakung tidak berbuah ... kambing domba terhalau dari kurungan ... namun aku akan bersorak-sorak, beria-ria di dalam Allah penyelamatku." Apakah dimensi iman yang sedewasa ini menjadi milik kita? 
HABIS HUJAN TAMPAK PELANGI. TERHADAP TUHAN, JANGAN PERNAH PATAH HATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar