Renungan Harian 24 - 29 Agustus 2015

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 24 Agustus 2015
ANTIDOT (Galatia 5:16-26)
Antidot adalah obat penawar racun (bisa) atau penangkal penyakit. Dalam pandangan Paulus, orang Galatia bagai sedang menderita penyakit karena ada konflik di internal komunitas mereka (15).
Sebelumnya, yaitu dalam Galatia 5:13, Paulus telah menekankan bahwa manusia dimerdekakan oleh Kristus bukan untuk hidup dalam dosa, melainkan untuk saling melayani berdasarkan kasih. Lalu mengapa konflik ini dapat terjadi? Karena ada peperangan antara kedagingan dan keinginan Roh di dalam diri orang-orang Galatia, yang sayangnya sering berakhir dengan kemenangan di pihak kedagingan (17). Sebab itu Paulus menyediakan antidot bagi keegoisan dan perselisihan itu, yaitu "hidup oleh Roh" (16, 25) dan dipimpin oleh Roh" (18, 25). Orang yang hidup dalam kedagingan tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (21).
Hidup oleh Roh tidak sama dengan hidup di bawah hukum Taurat. Hidup oleh Roh bermakna kemerdekaan sedangkan hidup di bawah hukum Taurat berarti terikat belenggu.
Hidup oleh Roh adalah anugerah hidup baru dari Roh Kudus. Hidup oleh Roh adalah prasyarat untuk dapat dipimpin oleh Roh. Orang yang hidup oleh Roh akan mengenali suara Roh dan mampu taat pada pimpinan-Nya.
Kepatuhan seseorang pada kepemimpinan Roh dalam hidupnya merupakan antidot bagi segala penyakit kedagingan yang Paulus daftarkan dalam perikop ini (19-21). Bila orang percaya kepada Kristus dan menaklukkan diri di bawah kepemimpinan Roh Kudus maka ia akan mengalami sebuah perubahan radikal dan akan menghasilkan buah Roh (22-23). Hidup menurut Roh akan termanifestasi dalam kerukunan dan keharmonisan di antara orang-orang seiman (25-26).
Ini memperlihatkan kepada kita bahwa tunduknya seseorang pada pimpinan dan arahan Roh Kudus akan terlihat dalam sikap hidup kesehariannya, yang menunjukkan ketaatannya pada kehendak Allah. Dan salah satunya akan terlihat dalam sikap serta kerukunan seseorang dengan saudara-saudara seiman.
HENDAKLAH HIDUPMU DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS DAN MEMULIAKAN ALLAH !

Selasa, 25 Agustus 2015
BATU ATAU PASIR? (Matius 7:21-29)
Bandar udara terbesar kedua di Jepang, tenggelam di samudera. Ketika Kansai International dekat Osaka dibangun di atas pulau buatan, para ahli desain dan bangunan yakin semua akan beres. Untuk membetulkan setiap kemiringan yang terjadi dalam bangunan itu, mereka memasang tongkat hidrolik. Namun selama 6 tahun pertama, beberapa bagian penting dari lapangan udara itu mengalami kemiringan sehingga diperkirakan bandara itu akan tenggelam dalam waktu 50 tahun. Menanggapi hal itu mereka mengatakan tidak perlu kuatir, namun penduduk setempat tetap tidak begitu yakin.
Kebanyakan dari kita mungkin tidak akan pernah merancang atau membangun bandara, tetapi kita semua sedang membangun kehidupan. Tak ada keputusan yang lebih menentukan selain memilih di atas dasar apa kita mau membangun kehidupan ini..
Yesus menggunakan gaya bahasa metafora saat berbicara tentang rumah yang dibangun atas pasir, untuk menggambarkan orang yang mendengar firman-Nya tetapi tidak melaksanakannya. "Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu," kata Yesus, "sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya" (Matius 7:27). Mendengar apa yang Yesus katakan tanpa melakukannya, tidaklah cukup.
Sebaliknya, Yesus mengibaratkan orang yang mendengar firman-Nya dan mau melaksanakannya sebagai orang bijak yang mendirikan rumahnya di atas batu (ayat 24). Badai dahsyat sekalipun takkan mampu menghancurkannya.
Batu yang kokoh atau pasir yang mudah tenggelam? Di atas dasar apakah kita ingin membangun kehidupan hari ini?
DENGAN FIRMAN ALLAH SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN ANDA AKAN DAPAT MEMBANGUN KEHIDUPAN YANG SALEH

Rabu, 26 Agustus 2015
KAWAN  ATAU  LAWAN? (1 Tesalonika 5:12-22)
Selama Perang Boer (1899-1902) seorang pria dihukum atas kejahatan yang sangat tidak wajar. Ia dianggap bersalah karena menjadi "orang yang mematahkan semangat." Manakala kota Ladysmith di Afrika Selatan diserang, si pengkhianat berlari ke sana kemari di antara para prajurit yang sedang mempertahankan kota, dan dengan segala cara berusaha mematahkan semangat mereka. Ia menunjukkan kekuatan musuh, kesulitan mereka untuk bertahan, dan pendudukan yang tak mungkin dihindarkan lagi atas kota itu. Dalam penyerangan itu ia sama sekali tidak menggunakan senjata. Senjatanya hanyalah kemampuan untuk mematahkan semangat.
Sementara itu, dorongan semangat dapat menjadi kawan yang sungguh menguatkan Dorongan dapat menguatkan yang lemah, membangkitkan keberanian mereka yang penakut, dan memberi harapan bagi mereka yang bimbang. Salah satu pelayanan terbesar yang dapat kita lakukan adalah membangun kerohanian saudara-saudara seiman.
Banyak orang Kristen merasa letih berperang menghadapi kekuatan jahat tiap-tiap hari, dan biasanya mereka tergoda untuk menyerah dalam pergumulan rohani tersebut. Sebab itu mereka membutuhkan kata-kata yang membangkitkan semangat. Para pendeta dan orang-orang yang terlibat dalam pelayanan juga membutuhkan penghargaan dan dukungan doa dari jemaat. Tatkala semangat seakan patah, mereka membutuhkan dorongan untuk bangkit kembali.
Hari ini, berikanlah dorongan semangat kepada seseorang!
SEDIKIT DORONGAN DAPAT MEMBAWA HASIL YANG BESAR

Kamis, 27 Agustus 2015
KUE  ATAU  LOBAK (Yakobus 1:12-15)
Suatu penelitian tentang godaan dilakukan di Case Western Reserve University. Beberapa orang diminta untuk tidak makan selama jangka waktu tertentu, kemudian ditinggalkan seorang diri dalam sebuah ruangan dengan sepiring lobak dan sepiring kue. Lobak itu boleh dimakan, sedangkan kue tidak boleh dimakan.
Semua responden itu mampu menahan diri untuk tidak memakan kue, meski bagi beberapa orang, hal tersebut membutuhkan perjuangan berat. Yang menarik, setelah tes berakhir, godaan itu mengakibatkan mereka sulit melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan berpikir.
Dr. Roy Baumeister, yang memimpin penelitian itu, menyimpulkan bahwa penguasaan diri adalah "sesuatu yang bisa habis. Dan, harus diisi ulang sebelum dapat digunakan lagi."
Godaan merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu walaupun kita tahu hal itu salah, yang selalu mengganggu kita semua. Godaan bisa berupa kejahatan yang mengerikan, atau berupa sesuatu yang biasanya cenderung kita maklumi, misalnya ketidaksabaran, kesombongan, gosip, atau sikap mudah marah.
Kemenangan atas godaan bukan sekadar masalah keteguhan hati, tetapi juga penguasaan diri. Penguasaan diri adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23). Oleh karenanya, roh manusiawi kita yang lemah harus berseru memohon kekuatan Roh Kudus.
Hanya ada satu cara untuk mengalahkan godaan. Kita harus terus-menerus mengandalkan pertolongan Allah. Bila kita percaya kepada-Nya dan melakukan apa yang kita tahu benar, Dia akan memimpin kita kepada kebenaran dan kekudusan-Nya.
SETIAP GODAAN ADALAH KESEMPATAN UNTUK BERKATA "TIDAK" KEPADA DOSA DAN "YA" KEPADA TUHAN

Jumat, 28 Agustus 2015
YA ATAU  TIDAK? (Yohanes 5:24-40)
Seandainya Allah memberikan kuis tentang kekristenan kepada mereka yang mengaku sebagai orang percaya, banyak yang akan memperoleh nilai baik. Mereka dapat menjawab "ya, benar" untuk pertanyaan seperti: Apakah Kristus mati bagi dosa-dosa Anda? Apakah Dia bangkit dari kematian? Apakah Dia akan datang kembali ke dunia?
Pendeta sekaligus penulis Bruce Larson mengatakan bahwa dari kecil ia dididik untuk menerima doktrin alkitabiah yang demikian. Namun akhirnya ia merasa Allah mengajukan beberapa pertanyaan baru: 1. Akankah kau mempercayai-Ku dengan segenap hidupmu, ya atau tidak? 2. Akankah kau menyerahkan diri pada gereja-Ku, ya atau tidak? 3. Akankah engkau melayani-Ku melalui hubunganmu dengan sesama, ya atau tidak? Hanya jika Larson menjawab 'ya' atas pertanyaan-pertanyaan ini maka Allah benar-benar nyata dalam hidupnya.
Kepada imam-imam kepala di zaman-Nya, Yesus berkata, "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu" (Yohanes 5:39,40). Dengan kata lain Yesus berkata, "Kau dapat mengetahui semua fakta Kitab Suci, tetapi kau tidak mempercayai-Ku."
Anda mungkin mengetahui berbagai kebenaran dalam firman yang tertulis, tetapi sudahkah Anda mengatakan 'ya' kepada Kristus, Firman yang Hidup? Jika belum, lakukan sekarang juga. Yesus akan mengubah pengetahuan Anda dengan pengetahuan baru yang mampu mengubah hidup.
MENGETAHUI REALITAS PENYELAMATAN SAJA TIDAK CUKUP ANDA PUN HARUS MENGENAL SANG JURUSELAMAT

Sabtu, 29 Agustus 2015
5K ATAU 2K (Amsal 30:7-9)
Kaum muda di Singapura pada suatu masa teraspirasi untuk memiliki 5K. Uang Kontan di bank. Karier bagi masa depan. Kendaraan (mobil) yang bisa ditumpangi. Kondominium sebagai tempat tinggal. Kartu kredit sebagai bekal perjalanan.
Baru-baru ini sebuah laporan di surat kabar mengindikasikan bahwa sekarang ada versi 5K yang telah diperbarui: Koneksi yang menaikkan gengsi. Kemungkinan (pilihan) yang semakin banyak dan semakin meriah! Kemerdekaan yang tak mau dibatasi. Kebiasaan memberi alasan, karena dapat menyelamatkan diri kita. Konsumen yang berbelanja dulu baru membayar.
Agur, penulis Amsal 30, tidak meminta 5K, tetapi 2K dari Allah: kasih karunia dan kebaikan-Nya. Ia mencari kasih karunia Allah untuk menjauhkan "kecurangan dan kebohongan" darinya (ay. 8). Ia tidak ingin jatuh dalam perangkap kepercayaan yang berpendapat bahwa prinsip, praktik, dan kasih yang rusak itu merupakan hal yang bisa diterima.
Agur juga memohon kebaikan dari Allah untuk menyediakan keperluannya -- tidak kurang atau lebih (ay. 8,9). Ia sadar bahwa kemiskinan dapat menjadikannya rakus dan mencemarkan nama Allah. Akan tetapi, ia juga menyadari betapa mudahnya kekayaan dapat memanjakan dan membuatnya menyangkal Tuhan.
Apa yang lebih Anda inginkan? Kepuasan sesaat dari 5K atau upah berupa kasih karunia dan kebaikan Allah? Apakah Anda berhasrat untuk memuliakan nama Alah di atas segalanya?
KASIH KARUNIA ALLAH ADALAH KASIH TAK TERBATAS YANG DIUNGKAPKAN MELALUI KEBAIKAN TAK TERBATAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar