Renungan Harian 25 - 30 Mei 2015

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 25 Mei 2015
HIDUPKU BUKANNYA AKU LAGI (Galatia 2:15-21)
Paulus telah dengan tegas menegur Petrus yang tidak jelas pendiriannya. Paulus kemudian menegaskan kenyataan bahwa sesungguhnya orang Yahudi sama dengan orang non Yahudi, sama-sama orang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan ketaatan melakukan Taurat. Karena hanya Kristuslah yang dapat membenarkan seseorang.
Kaum Yudaisme berkata bahwa apa yang dilakukan orang Kristen tidaklah sempurna. Tidak cukup bila orang hanya percaya kepada Yesus, karena ia harus melakukan hukum Taurat juga. Pandangan ini tentu tidak benar karena bila demikian berarti orang Kristen adalah orang berdosa sebab telah mengikuti ajaran Yesus yang menolak tuntutan Taurat. Bila demikian, tentu Yesus pun dapat disebut sebagai promotor atau pelayan dosa karena menganjurkan orang untuk tidak melakukan Taurat. Jelas saja Paulus membantah hal ini. Karena kalau ia kembali melakukan Taurat berarti ia membangun lagi tembok yang sudah dirobohkan dan berarti ia mengakui bahwa dirinya adalah pelanggar Taurat.
Paulus menegaskan bahwa ia sudah mati terhadap Taurat. Kita harus ingat bahwa kalau ada orang yang bisa mengatakan sudah sempurna melakukan Taurat, Pauluslah orangnya (Flp 3:6). tetapi Paulus sadar bahwa melakukan Taurat tidak serta merta menjadikan dia benar. Maka hanya ada satu cara, yaitu percaya Yesus! Yesuslah yang membenarkan dan menyelamatkan manusia. Maka bagi Paulus, hidupnya bukan lagi miliknya sendiri, melainkan milik Kristus. Dia sudah mati bersama Kristus yang disalibkan. Kristuslah yang menghidupkan dirinya. Jadi hidup Paulus bukan lagi untuk berjuang melakukan Taurat supaya dibenarkan, melainkan untuk Allah (19).
Ada syair lagu yang demikian: "Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku". Jadi pahamilah bahwa bukan melakukan Taurat yang menyelamatkan kita, tetapi percaya Tuhan Yesus saja yang membuat kita mendapat anugerah keselamatan. 
INGATLAH BAHWA WAKTU KITA PERCAYA YESUS, MAKA DIA MENGAMPUNI DOSA KITA DAN DI HADAPAN ALLAH KITA ADALAH ORANG BENAR.

Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2011/08/24

Selasa, 26 Mei 2015
AGAMA ATAU HUBUNGAN ? (Galatia 2:15-21)
Sebagian orang hingga kini masih memahami kekristenan sebatas sebagai agama (bahasa Sansekerta, a: tidak, gama: kacau). Hubungan antara Allah dan manusia dipahami sebagai berikut: Allah menurunkan seperangkat aturan yang wajib ditaati oleh manusia dengan tujuan agar hubungan kedua pihak, termasuk hubungan antar sesama manusia, “tidak kacau”. Dalam pola ini, manusia berupaya sekeras mungkin mematuhi segala aturan Allah. Celakanya, bukan hal itu yang menjamin keselamatan mereka. Inilah pola hubungan cemas-takut yang dialami bangsa Yahudi di bawah hukum Taurat.
Kekristenan tentu saja tidak menganut pola yang demikian. Orang percaya rela mematuhi perintah Allah semestinya karena lahir dari hubungan kasih yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita (ay. 16, BIS). Ketaatan orang percaya kepada-Nya bukan dilandasi oleh rasa cemas-takut berbuat salah seperti pada bangsa Yahudi, melainkan karena kasih-Nya memotivasi dan memampukan kita untuk taat. Dan, sekalipun upaya kita untuk menyenangkan hati-Nya itu tidak sempurna, penebusan Kristus telah memberikan kepada kita jaminan keselamatan dan kehidupan kekal bersama-Nya di surga!
Bagaimana dengan kekristenen kita? Apakah sekadar pemenuhan kewajiban agama yang kering dan hampa, ataukah menyerupai hubungan mesra sepasang suami-istri? Apakah kita cukup puas dengan mematuhi perintah agama, atau rindu membangun hubungan dengan Allah yang berdampak dalam hubungan dengan sesama?
SATU-SATUNYA HAL YANG SUNGGUH-SUNGGUH BERARTI ADALAH HUBUNGAN ANDA DENGAN YESUS.

Sumber: http://www.renunganharian.net/2014/58-desember/1237

Rabu, 27 Mei 2015
DAPATKAN  INTINYA! (Galatia 2:15-20)
Satu hal yang dapat Anda katakan mengenai Paulus adalah ia tidak sungkan mengucapkan kata-kata. Tidak peduli siapa orang yang dihadapi hakim, penguasa, atau rekan sesama rasul, Petrus-Paulus mengatakan apa yang seharusnya dikatakan. Dalam Galatia 2:16, tiga kali ia menegaskan kebenaran yang sama: Tak ada seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat.
Hukum Taurat adalah topik pembahasan yang sangat penting pada masa gereja mula-mula karena sebagian besar pengikut Yesus adalah orang Yahudi. Walaupun mereka percaya kepada Yesus, sebagian di antara mereka sama sekali tidak bersedia meninggalkan tindakan yang didasarkan pada hukum Taurat. Saya membayangkan mereka berkata, "Seseorang tidak dapat diselamatkan kecuali ia disunat dan menolak makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Dan tak seorang Yahudi pun boleh makan bersama-sama dengan orang bukan Yahudi." Namun Paulus berkata dengan tegas bahwa mereka salah. Diperdamaikan dengan Allah adalah hasil dari iman, bukan persyaratan yang ditambahkan gereja atau seseorang.
Sebagai pencipta kebingungan, Setan menemukan segala cara untuk menodai Injil dengan memberi kesan bahwa iman saja tidak cukup. Ia mempermainkan hasrat agar kita memegang kendali dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kita menambahkan apa saja, mulai dari perpuluhan, selalu ke gereja, gaya berpakaian, hingga pilihan hiburan yang diperbolehkan. Masing-masing ini penting bagi orang percaya, namun tak satu pun penting bagi keselamatan.
Intinya: Keselamatan adalah karena iman
PEMBENARAN: PELANGGARAN KITA DIHAPUSKAN; ANUGERAH KRISTUS DIBERIKAN

Kamis, 28 Mei 2015
TELADAN  DAN  KUASA (Galatia 2:15-20)
Seorang pianis ternama, Paderewski (1860-1941), suatu ketika berada di London untuk mengadakan konser. Joseph Parker, seorang pendeta dan juga musikus yang handal, menghadiri konser tersebut. Ia sangat tersentuh dengan apa yang didengarnya sehingga ia berlaku aneh ketika pulang ke rumah. Sambil berdiri di samping pianonya, Parker berkata kepada istrinya, "Ambilkan aku sebuah kapak. Hari ini aku telah mendengar musik yang benar-benar hebat untuk pertama kalinya. Bila dibandingkan dengannya, apa yang aku kuasai selama ini kelihatannya tak berarti sama sekali. Rasanya aku ingin menghancurkan piano ini hingga berkeping-keping."
Tentu saja Parker tidak benar-benar melakukan hal itu, tetapi ia menyadari bahwa ia tidak mungkin menjadi Paderewski hanya dengan mencontoh apa yang dilakukannya. Ia membutuhkan tangan-tangan Paderewski-ya, dan juga jiwa musisi besar tersebut. Sebagai pengikut Kristus, kita tahu bahwa kita tidak mungkin hidup sama seperti Tuhan Yesus, Teladan Agung kita. Saat berusaha melakukan hal itu, mungkin kita akan menyerah dalam keputusasaan. Namun, karena Kristus hidup dalam diri kita, kita memiliki apa yang diperlukan untuk tetap bertumbuh menuju kedewasaaan rohani dan keserupaan dengan Kristus.
Rasul Paulus menulis, "Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20).
Benar. Kristus adalah teladan kita, tetapi syukur kepada Allah, Dia lebih daripada itu. Dia juga adalah kekuatan kita.
SAAT ALLAH MEMERINTAHKAN SESUATU, DIA JUGA MEMAMPUKAN KITA UNTUK MELAKUKANNYA

Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2000/05/16

Jumat, 29 Mei 2015
MELAMPAUI HUKUM (Galatia 2:15-21) 
Saat sekolah, kita mungkin pernah dihukum karena melanggar aturan. Aturan memang diperlukan, tetapi juga mengandung bahaya, yakni jika diterapkan menjadi pemutlakan yang kaku. Jika hidup beriman hanya berisi aturan dan hukuman, dapatkah kita merasakan indahnya pengampunan dan cinta kasih? 
Dalam Galatia 2:15-21, Paulus hendak meluruskan pemahaman yang keliru, yang memaksa orang kristiani non-Yahudi untuk menerima hukum Taurat sebagai syarat mengikut Yesus. Paulus menyatakan bahwa Taurat tidak dapat membenarkan orang. Sebaliknya, Taurat cenderung mengungkung dan membebani manusia karena tak mungkin mampu memenuhinya. Sementara itu, iman kepada Kristus justru membenarkan orang berdosa. Siapa pun dapat dibenarkan oleh karya Kristus (ayat 16). 
Lantas, ada yang mengatakan bahwa manusia boleh terus berkubang dalam dosa karena toh Kristus akan memberi pembenaran. Paulus menolak pendapat ini, sebab dibenarkan dalam iman berarti dijadikan benar, bukan dipersilakan berbuat yang tidak benar. Dan, siapa pun yang beriman mesti menunjukkan gaya hidup yang berpadanan dengan pembenaran yang telah ia terima dari Tuhan. Orang yang terus berbuat dosa berarti belum sungguh-sungguh memahami makna pembenaran. Ia hanya mau memetik manfaat dari Kristus, tetapi tak beriman kepada-Nya. 
Beriman bukan sekadar ucapan mulut. Beriman adalah soal hidup yang nyata. Karena itu Paulus berkata: "Hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku". Itulah sebabnya kita perlu menjaga hidup batin dan bersukacita senantiasa.
BILA KRISTUS TELAH MEMERDEKAKAN, JANGAN LAGI MENYENTUH BELENGGU YANG TELAH DILEPASKAN

Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2008/12/14

Sabtu, 30 Mei 2015
APAKAH DIA PEDULI? (Matius 6:25-34)
Jika Anda merasa diri Anda tidak berarti di antara miliaran manusia di bumi ini, pertimbangkanlah hal berikut ini: Masing-masing Anda merupakan ciptaan Allah yang unik (Mazmur 139:13,14). Bahkan saudara kembar identik pun tidak ada yang persis sama. Tidak ada dan tidak akan pernah ada orang yang benar-benar serupa dengan Anda.
Yang lebih penting lagi, Allah menghargai Anda (Matius 6:26-30) dan telah berusaha keras untuk menunjukkan kasih-Nya. Alkitab mengatakan bahwa Putra-Nya, Yesus, sangat mengasihi Anda sehingga Dia rela memberikan hidup-Nya bagi Anda (Galatia 2:20).
Anda akan dianggap aneh bila bertanya kepada seorang ibu yang penuh kasih dan memiliki banyak anak, apakah ia rela menyerahkan salah satu anaknya. Sebagai contoh, Susannah Wesley memiliki 19 orang anak, dan dua di antaranya adalah John dan Charles yang memelopori kebangunan rohani pada abad ke-18 di negara Inggris. Jika Anda membaca surat-surat yang ditulisnya untuk setiap anaknya, Anda akan merasa kagum terhadap perhatian yang diberikannya kepada masing-masing anaknya yang memiliki pribadi dan permasalahan sendiri-sendiri. Susannah memperlakukan anak-anaknya seolah-olah setiap anak adalah satu-satunya anak dan keturunan yang ia miliki.
Demikianlah gambaran kepedulian Allah terhadap Anda. Jika Anda pernah meragukan apakah Dia menyadari keberadaan Anda serta peduli terhadap apa yang menimpa Anda, ingatlah pada yang telah dilakukan Yesus bagi Anda di kayu salib.
Sebesar itulah kasih-Nya bagi Anda.
BEGITU BESAR KASIH ALLAH BAGI ANDA SEHINGGA SEOLAH-OLAH ANDA ADALAH ANAK-NYA SATU-SATUNYA

Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2004/02/05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar