Mimbar Gereja u/Warta 03 Mei 2015

GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 26 April 2015
HANYA ADA SATU INJIL SAJA (Galatia 1:6-10)
Oleh: Ev. Mercy Matakupan (Surabaya)

Galatia 1:6-10 merupakan pergumulan kesedihan Paulus sebagai seorang Rasul yang melayani jemaat Galatia karena di Galatia banyak ajaran sesat , guru-guru palsu yang mengajarkan injil yang lain dan di dalamnya menggabungkan antara tradisi Yahudi atau kebiasaan orang Yahudi. Yang mereka tuntut adalah sekalipun kamu sudah menerima Yesus dan kamu adalah seorang kristen tetapi jikalau kamu tidak bersunat maka engkau tidak akan diselamatkan. sehingga Injil dan Karunia tidak ada nilainya sebelum mereka bersunat, maka ada Injil lain yang perlu ditambahkan.
Dalam Galatia 3:1-3 menunjukkan Paulus mengalami satu tantangan yaitu jemaat yang  sebetulnya cinta Tuhan tetapi selain Paulus mereka memiliki guru-guru lain yang mengajar. Injil itu penting tapi ada hukum taurat yang harus kamu lakukan supaya keselamatanmu sempurna. Dalam Galatia 6:12-15 maka kita menemukan kalimat yang keras dari Rasul Paulus kamu itu “bodoh”  kamu seperti mendapat suatu mutiara yang besar lalu kamu menukar mutiara itu dengan perak atau dengan barang yang lebih hina dengan kata lain apakah kamu yang sudah memulai di dalam Kristus lalu mengakhirinya di dalam daging?. Maka dengan keras rasul Paulus menegur guru-guru palsu itu : “terkutuklah orang yang mengajarkan Injil yang lain”. Berangkat dari hal ini : Apa itu Injil?, Injil lain yang seperti apa yang membuat rasul Paulus marah? 
Dalam 1 Korintus 15:2-4 inilah inti dari Injil yang sebenarnya, yaitu Allah yang merendahkan diri sampai mati dan menaklukkan kematian kemudian bangkit. Berita injil seperti ini orang Kristen terkadang tidak memprioritaskan, karena Injil yang sejati bukan di dasari dari pemberitaan yang menyenangkan manusia tetapi menyenangkan Tuhan. Seringkali ketika kita  mendengar Injil kita hanya ingin mendengar kepada sesuatu yang sedap di dengar tetapi Injil yang sejati, Injil yang memperlihatkan karya Allah manusia tidak mau dengar. Sehingga Injil yang diberitakan bukan lagi melihat pada salib Kristus. Tidak seperti Paulus, rasul Paulus tetap ingin mengajarkan Injil yang sejati itu hal ini terdapat dalam 1 Korintus 1:22-23. Pemberitaan Injil sekarang tidak lagi mengajarkan eksistensi Salib melainkan mengajarkan tetang berkat, kesuksesan. Marilah pada hari ini kita belajar untuk tetap mendengar Injil sejati yang memberitakan akan karyaNya, bukan Injil yang hanya menyenangkan telinga kita saja.

Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar