Renungan Harian 16 - 21 Maret 2015

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 16 Maret 2015
P.U.S.H (Matius 7:7-11)
P.U.S.H atau Pray Until Something Happened (berdoalah terus sampai sesuatu terjadi). Pernyataan yang sederhana, tetapi dalam, memperlihatkan keyakinan yang kuat. Pertanyaannya, apa yang kita harapkan untuk terjadi itu? Dalam berdoa, sering kali kita tidak bersungguh-sungguh. Bukan dalam arti sikap fisik, melainkan dalam sikap hati kita terhadap doa. Kesungguhan dalam berdoa kerap disalahartikan sebagai sikap “memaksakan kehendak” kepada Allah dan keinginan untuk mengatur Allah dalam menjawab doa kita.
Injil Matius menyampaikan bahwa janji Allah Bapa itu tegas dan jelas, yaitu mintalah maka akan menerima, cari maka akan mendapatkan, ketuk maka kepadanya pintu akan dibukakan (ay. 7-8). Janji ini harus kita imani. Tetapi, Matius juga menyampaikan bahwa Allah Bapa tahu betul hal yang terbaik untuk kita menurut kehendak-Nya (ay. 11b). Kita tentu ingat sewaktu Tuhan Yesus berdoa di Taman Getsemani. Dia meminta supaya cawan penderitaan itu berlalu, tetapi Bapa memiliki kehendak yang lain, yaitu salib. Dan, keputusan Allah itulah yang terbaik.
Jadi, meskipun kita tetap berdoa sampai sesuatu terjadi, kita harus sadar bahwa Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Kita tidak perlu memaksakan kehendak kita, melainkan membuka hati untuk menerima jawaban Allah atas doa kita. Apakah itu “Ya” atau “Tidak” atau “Nanti” atau jawaban lain yang tidak kita duga. Selain itu, kita perlu sabar menantikan Allah menjawab doa kita. Segala sesuatunya akan indah pada waktu-Nya. 
JANGAN MINTA KEPADA TUHAN APA YANG MENURUT ANDA BAIK; MINTALAH APA YANG MENURUT DIA BAIK BAGI ANDA

Sumber : http://www.renunganharian.net/2014/54-september/1141-p-u-s-h.html

Selasa, 17 Maret 2015
TIDAK TERKABUL (Matius 7:7-11)
Sekelompok pemuda berdoa, memohon agar Tuhan tidak menurunkan hujan karena mereka telah berencana untuk berkemah selama beberapa hari. Sementara itu, tak jauh dari lokasi perkemahan, sekelompok petani juga berdoa. Tetapi, mereka malah meminta agar Tuhan menurunkan hujan untuk menyirami sawah yang mulai mengering. Kalau Anda adalah Tuhan, doa yang mana yang akan Anda kabulkan?
Sebuah doa permohonan yang isinya menurut kita baik bisa jadi tidak terkabul. Hal itu bukan karena Tuhan tidak mau, apalagi tidak mampu, untuk melakukannya. Dia adalah Allah yang Maha Pengasih dan Mahakuasa. Dia tidak akan menepiskan permintaan kita begitu saja (ay. 7). Hanya masalahnya, dalam ketidaktahuan kita, permohonan tersebut ternyata tidak akan mendatangkan kesejahteraan terbaik bagi kita dan orang lain. Karena itu, dalam kasih dan kebijaksanaan-Nya, Dia menolaknya demi kebaikan kita semua (ay. 11). Misalnya, andaikan permohonan para pemuda tadi dikabulkan, ada kemungkinan para petani akan menderita karena mengalami gagal panen.
Kadang-kadang tidak mudah memahami hal ini, apalagi kalau kita sudah memohon dengan sungguh-sungguh dan tak kenal lelah. Salah satu langkah yang dapat kita lakukan adalah mempertimbangkan hal buruk apa yang mungkin terjadi jika permohonan kita terkabul, baik itu terhadap diri kita sendiri maupun terhadap orang lain. Kita belajar untuk melihat penolakan tersebut sebagai alternatif yang terbaik bagi semua orang, dan bersyukur atas kearifan Tuhan.
KETIKA SEBUAH DOA TIDAK TERKABUL, BERARTI MEMANG ITU JAWABAN YANG TERBAIK MENURUT-NYA

Sumber : http://www.renunganharian.net/2013/44-desember/863-tidak-terkabul.html

Rabu, 18 Maret 2015
ALLAH YANG DISEBUT BAPA (Matius 7:7-11)
Saya agak gemas ketika tawaran saya untuk membelikan sesuatu ditolak oleh anak teman saya. “Tanya papa dulu,” katanya. Belakangan teman saya menjelaskan, “Memang aku ajarin anak-anakku supaya sekali-kali tidak mintasama orang lain. Kalau ada kebutuhan, mereka harus belajar minta sama aku. Memang tidak semua permintaan mereka langsung aku kabulkan, tetapi mereka tahu kalau tidak diberi itu pasti ada alasannya. Papa tahu yang terbaik buat mereka. Mereka harus minta sama papa, bukan orang lain.”
Kisah teman saya dengan anaknya mengingatkan saya pada suatu hal yang luar biasa tentang Allah. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa kita di surga (ayat 11). Bapa yang senang mendengarkan permintaan anak-anak-Nya, memberikan apa yang baik bagi mereka. Meski para ayah di dunia terbatas, gambaran ini menolong kita mengenal Pribadi Allah. Berbeda dengan para ayah di dunia, Bapa kita di surga punya segala kemampuan untuk mengabulkan permintaan kita. Dia tahu apa yang terbaik dan kapan waktu terbaik untuk memberikannya. Seorang ayah tentu tidak akan memberikan sesuatu yang belum siap diterima anaknya, atau yang bisa membahayakan dirinya. Dan lebih dari para ayah di dunia, Bapa di surga ingin anak-anak-Nya menunjukkan kepercayaan dan pengharapan mereka dengan meminta kepada-Nya, bukan kepada yang lain.
Berapa sering kita sungguh-sungguh berharap dan bertekun dalam doa? Mungkin lebih sering kita berpikir, “AhTuhan sudah tahu, mengapa harus berdoa?” Kebenaran ini sederhana, tetapi sering terlupakan: Allah adalah Bapa yang senang mendengarkan dan memberikan yang baik bagi anak-anak-Nya.
BAPA SENANG KETIKA ANAK-ANAK-NYA BERGANTUNG KEPADA-NYA. MEMBERIKAN YANG TERBAIK ADALAH KEAHLIAN-NYA.

Sumber : http://www.renunganharian.net/2012/29-november/465-allah-yang-disebut-bapa.html

Kamis, 19 Maret 2015
DOA VS. MANTRA (Matius 7:7-11)
Dalam hikayat 1001 Malam dikisahkan tentang Alibaba yang menjadi kaya gara-gara menemukan mantra untuk membuka gua berisi harta yang disimpan para penyamun. Siapapun orangnya, yang penting ia mengucapkan mantra dengan benar, akan dapat membuka atau menutup gua tersebut, dan tentunya menikmati harta yang tersimpan di dalamnya.
Ketika Yesus mengajar para murid-Nya, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu,” apakah Dia juga sedang mengajarkan bahwa doa itu bekerja seperti mantra?  (ayat 7-8). Ayat 9-11 memberitahukan bahwa poin sebenarnya adalah Yesus sedang mendorong dan menolong setiap orang percaya untuk berdoa secara benar. Pertama, kita berdoa karena kita ini anak-anak Allah. Doa merupakan sarana berkomunikasi dan sarana meminta kepada Bapa di Surga. Yesus mendorong kita untuk berani menyapa dan meminta. Kedua, kita berdoa karena Allah sendiri yang meminta kita berdoa. Dia selalu mendengar dan menjawab doa. Tidak selalu jawaban-Nya itu tepat seperti yang kita minta, tapi kasih-Nya yang sempurna menjamin pemberian terbaik untuk anak-anakNya.
Kita hidup di zaman yang serba mudah dan cepat, tetapi doa sama sekali bukan mantra yang menjamin terkabulnya semua keinginan kita. Mari bertekun melakukan bagian kita: meminta, mencari, mengetuk. Katakan kepada Allah segala kebutuhan maupun isi hati kita (bandingkan: Filipi 4:6; Mazmur 62:9). Di dalam keinginan untuk memuliakan Allah, mungkin kita keliru meminta batu atau ular. Namun di dalam hikmat-Nya selalu roti dan ikan yang diberikan-Nya!
MANTRA KABULKAN HAL BAIK MAUPUN BURUK YANG KITA MINTA. DOA MENJAMIN HANYA HAL-HAL TERBAIK KITA TERIMA DARI BAPA.

Sumber : http://www.renunganharian.net/2012/16-maret/194-doa-vs-mantra.html

Jumat, 20 Maret 2015
AYAH YANG BERDOA (Matius 7:7-11)
Seorang pendeta mengakhiri khotbahnya di suatu hari Minggu dengan berkata, "Jika ada seseorang di sini yang menginginkan bantuan untuk mengenal Allah dan ingin agar saya mendoakan, silakan angkat tangan." Seorang pria muda berdiri dan berkata, "Tolong doakan saya, Pak. Beban dosa saya terlalu berat untuk dipikul."
Setelah kebaktian, sang pendeta berbicara dengan pria tersebut dan membawanya untuk percaya kepada Yesus. Pria muda tersebut telah berkelana dari satu kota ke kota lain selama delapan tahun tanpa memberi kabar kepada orang tuanya. Jadi pada saat itu ia memutuskan untuk menulis surat dan memberi tahu mereka tentang perubahan dalam hidupnya.
Beberapa hari kemudian, datanglah jawaban dari ibunya, "Anakku terkasih, engkau pasti menerima Yesus Kristus pada jam yang sama saat ayahmu pulang ke surga. Ia telah sakit cukup lama, dan pada hari itu ia sangat gelisah. Ia berguling-guling di tempat tidurnya sambil berseru, 'Tuhan, tolong selamatkan anak laki-laki saya yang tersesat dan patut dikasihani.' Ibu yakin bahwa salah satu alasan engkau menjadi orang kristiani adalah permohonan Ayah yang tak putus-putusnya."
Seorang ayah yang berdoa akan "meminta", "mencari", dan "mengetuk" untuk anak-anaknya, tanpa henti-hentinya mempercayai Bapa surgawi untuk melakukan apa yang terbaik (Matius 7:7-11).
Marilah kita mengucap syukur kepada Allah untuk para ayah yang setia, yang tidak pernah berhenti berdoa bagi anak-anak mereka.
AYAH YANG BERDOA MENCERMINKAN KASIH BAPA SURGAWI

Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/06/15

Sabtu, 21 Maret 2015
MINTA, CARI, DAN KETOK ... (Matius 7:7-11)
Doa tidak boleh dijadikan sarana semata-mata untuk meminta-minta kepada Tuhan demi memuaskan keinginan yang egosentris. Doa adalah membangun relasi yang intim dengan Tuhan. Caranya adalah membuka diri apa adanya dan dengan rendah hati memohon berkat-Nya melimpah dalam hidup kita. Tujuannya adalah hidup kita menjadi semakin dekat dengan Tuhan dan bahkan berkat-Nya mengalir keluar melalui kita kepada orang-orang di sekeliling kita.
Tuhan Yesus menggunakan tiga kata kerja untuk mendorong para murid berdoa kepada Allah Bapa. Tiga kata kerja ini adalah, pertama, mintalah! Jelas sumber segala berkat yang kita butuhkan ada pada Allah. Yang kita perlu lakukan hanyalah meminta dengan iman, yaitu percaya bahwa Dia akan memberikan yang terbaik untuk hidup kita (ayat 9-11). Kedua, carilah! Kita diperintahkan untuk mencari kehendak Allah. Allah tahu yang terbaik untuk hidup kita, tetapi kita tidak tahu. Waktu kita mencari dengan segenap hati kehendak Allah itu, maka kita akan menemukan apa yang Tuhan ingin kerjakan melalui dan di dalam anak-anak-Nya. Ketiga, ketoklah! Ada pintu yang tidak bisa kita buka sendiri karena keterbatasan kita. Hanya Allah yang dapat membukakannya bagi kita. Oleh karena itu, kita diminta untuk tekun menantikan Tuhan sendiri bertindak membukakan pintu untuk kita.
Bagaimana tahu kehendak Allah, sehingga yang kita minta memang yang Allah sediakan buat kita, dan yang kita ketok adalah pintu dari Allah yang seharusnya kita masuk? Tidak ada cara lain kecuali kita memelihara kedekatan hati kita dengan hati-Nya, sehingga pikiran kita pun bisa mema-hami pikiran-Nya, dan keinginan-Nya menjadi keinginan kita. Mulailah dengan doa dan membaca Alkitab setiap hari. 
PAKAI WAKTU MEMINTA HADIRAT-NYA, MENCARI PIMPINAN-NYA, DAN BERSEDIA MASUK MELALUI PINTU YANG IA BUKAKAN. SELAMAT MENJALANI HIDUP SEBAGAI MURID KRISTUS!

Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2010/01/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar