Mimbar Gereja u/Warta 30 November 2014

GIA Sby (Darmo Harapan Pagi)
Minggu, 23 November 2014
KEHIDUPAN YANG MEMBERI
(1 Korintus 16:1-9)
Oleh: Pdt. Daniel Tanusaputra

Sebelumnya di dalam 1 Krorintus 15, rasul Paulus membahas tentang doktrin kebangkitan. Namun di dalam pasal  16 merupakan hal yang begitu praktis yang harus kita lakukan selama kita ada di bumi ini, yaitu kehidupan yang memberi. Memberi sesuatu akan tidak menjadi berarti apa-apa jika memilki motifasi atau alasan untuk memanipulasi, menguasai seseorang. Ketika kita memberi sesuatu kepada seseorang  sering kali kita mengharapkan sesuatu dari orang tersebut minimal ucapan terimakasih. Hampir tidak pernah pemberian kita itu pemberian yang tanpa syarat. Bagian firman Tuhan ini merupakan prinsip yang penting sekali bagaimana kita memberi dan alasan mengapa kita memberi. Paulus menekankan perlu adanya aturan, rasul Paulus ingin ada keteraturan memberi untuk menguji motifasi kita. Di dalam ayat 1 dikatakan  tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus. Kehidupan memberi merupakan suatu keputusan dan kewajiban, mengapa demikian? Karena kecenderungan hati kita mementingkan diri kita sendiri. Kalau kita bekerja banyak kita ingin memperoleh banyak dan ingin melihat hidup kita lebih baik dan lebih baik lagi dan betul-betul hanya untuk membahagiakan diri kita sendiri. Dikatakan bahwa pada hari pertama menyisihkan dan menyimpan, 2 kata kerja yang aktif dengan kata lain melakukan dengan sengaja dan kemudian akan menjadi kebiasaan. kebiasaan akan membentuk karakter, karakter yang terbentuk akan membentuk kehidupan kita sehingga membentuk pola kehidupan sehingga memberi tidak lagi menjadi kewajiban tetapi  memberi menjadi pola kehidupan kita. Pada umumnya kita tidak mudah memberi karena kecenderungan hati manusia adalah saya, saya dan saya. Oleh sebab itu perlu kita melihat petunjuk dari rasul Paulus bahwa memberi adalah kewajiban, keputusan kita bersama dan merupakan pertanggungan jawab dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Seberapa jauh memberi merupakan pola kehidupan kita? Rasul Paulus sungguh–sungguh melihat realita bahwa orang miskin selalu ada di bumi ini. Paulus juga menghimbau jemaat di Korintus untuk senantiasa memberi. Tuhan menginginkan agar kita menjadi pemberi. Pemberi yang dengan sukacita memberi. Paulus dan beberapa orang yang dapat dipercaya membawa persembahan jemaat Korintus kepada jemaat di Yerusalem. Paulus berani mempertaruhkan dirinya bahwa ia tidak mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. 
Rasul Paulus memberi alasan mengapa kita memberi :
  • Supaya ada keseimbangan (2 Korintus 8:13-15) Tujuan memberi adalah supaya ada keseimbangan. Setiap orang hendaknya memiliki hidup yang sederhana. Alasan kita memberi karena kita memperoleh bukan karena kita mencuri (Efesus 4:28). 3 jenis orang yang mengambil, memperoleh dan memberi. Pertama: orang yang mengambil dengan paksa artinya kalau dia sebenarnya harus bekerja 8 jam namun 5-6 jam saja ia bekerja dan yang 2 jam itu dia curi, dia mengambil untuk kepentingan dirinya sendiri. Kedua: mengambil seperti orang yang menjual sesuatu mendapat sesuatu, dengan kata lain ada imbalannya. Ketiga: orang yang memang dia bekerja dan hasil dari pekerjaannya itu dia berusaha memberi kepada orang lain yang dalam kekurangan. Kalau kita memperoleh banyak maka kita juga seharusnya memberi banyak juga kepada orang lain. Rasul Paulus mengatakan hendaknya kita memberi karena kita adalah orang yang  selalu menerima, kita bukanlah sumber untuk memberi berkat itu kepada orang lain. Satu tujuan dari bekerja adalah untuk mempunyai sesuatu untuk dibagikan. Menjadi orang yang memperoleh juga menjadi orang yang memberi. Dua-duanya saling bergantung. Berapa banyak yang Tuhan percayakan kepada kita demikian yang dapat kita berikan. Masing-masing kita tidak berhak untuk berkata bahwa aku tidak mempunyai apa-apa sehingga aku tidak bisa memberikan apa-apa. Yang menjadi masalah bukan karena kita tidak punya tetapi hati kita yang tidak siap dan tidak rela untuk memberi.  Kita memberi karena kita memiliki Allah yang selalu memberi.  Mengapa kita memberi karena kita sudah menerima dari Tuhan dan memberi karena kasih karunia yang Tuhan berikan. 

Kalau Allah sudah mengasihi kita sedemikian rupa biarlah kitapun boleh menyatakan kasih itu kepada saudara-saudara seiman yang membutuhkan. 

Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar