Renungan Harian 08 - 13 September 2014

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 08 September 2014
SATU ROH, SATU TUHAN. (1Korintus 12:1-11)
Surat 1 Korintus berisi banyak kritikan dari Rasul Paulus atas praktik-praktik kehidupan mereka. Paulus menganggap bahwa hal tersebut tidak seharusnya terjadi dalam jemaat Tuhan.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang sarat dengan karunia-karunia yang istimewa dari Tuhan. Mereka menyadari hal itu, tetapi rupanya mereka lebih memperhatikan kekayaan karunia yang mereka miliki ketimbang memperhatikan Allah, Sang Pemberi. Mereka tidak ingin mencari tahu maksud Allah memberikan karunia-karunia itu kepada mereka. Sebab yang penting bagi mereka adalah bagaimana karunia- karunia tersebut memenuhi segala kepentingan mereka dan memberi kepuasan. Rasul Paulus mengecam sikap ini.
Beberapa oknum di jemaat Korintus yang memperoleh karunia-karunia yang spesifik dari Tuhan rupanya menjadi jumawa dan tinggi hati. Sikap mereka yang merasa diri lebih hebat dari sesama anggota jemaat mengganggu persekutuan jemaat Korintus. Mereka memperlihatkan kepada jemaat kehebatan dan kekuasaan untuk melakukan hal-hal yang istimewa, seperti berkata-kata dengan hikmat dan memiliki pengetahuan (ayat 8), karunia penyembuhan (ayat 9), karunia membuat mukjizat, bernubuat, berkata dalam bahasa roh, dan menafsirkannya (ayat 10). Kebanggaan ini membuat mereka merasa istimewa di mata Tuhan sehingga tidak lagi merasa setara dengan anggota jemaat lainnya. Rasul Paulus mengecam dan mengatakan bahwa: pertama, yang berkarya melalui perkara-perkara istimewa yang manusia lakukan adalah Tuhan (ayat 6,11). Manusia hanyalah alat yang Tuhan pakai. Kedua, melalui perkara-perkara itu, Tuhan ingin menyatakan 'pelayanan-Nya' yang membangun kehidupan iman jemaat (ayat 5), bukan demi kemuliaan dan kepuasan manusia.
HENDAKLAH SETIAP KITA MELIHAT BAHWA KARUNIA-KARUNIA YANG KITA MILIKI SEMATA-MATA KARYA ALLAH UNTUK MENYATAKAN BAHWA DIALAH SATU-SATU-NYA TUHAN BAGI JEMAAT-NYA.

Selasa, 09 September 2014
KARUNIA-KARUNIA ROHANI (1Korintus 12:1-11)
Harus kita akui bahwa pemahaman dan praktik tentang karunia-karunia Roh sering menimbulkan pertikaian pendapat bahkan ketidakserasian hubungan gerejawi. Ini menyedihkan sebab karunia-karunia rohani adalah manifestasi kelimpahan yang Roh Allah ingin kerjakan dan wujudkan dalam kehidupan umat-Nya. Juga karena karunia-karunia rohani justru adalah daya dalam pelayanan yang membuat kebutuhan tubuh Kristus dan kebutuhan dunia terpenuhi secara menakjubkan.
Pendapat, doktrin, pengalaman harus tunduk ke bawah wibawa Alkitab. Maka mari kita terbuka mempelajari apa yang Allah katakan tentang karunia Roh. Pertama, apa sejatinya karunia rohani itu? Karunia rohani bukan potensi pribadi, bukan hasil latihan atau studi, tetapi pemberian Roh Allah. Asalnya supra-natural sehingga penerimaan karunia rohani pun tergantung kedaulatan Roh Allah dan untuk maksud Allah bagi gereja. Kedua, apa dampak yang timbul oleh operasi karunia rohani dalam kehidupan umat? Berlawanan dari berhala mati yang tidak dapat berbuat apa pun, karunia rohani menyatakan bahwa Allah hidup, melimpah kasih karunia, dan dalam kuasa serta hikmat yang ajaib, Ia mewujudkan berbagai maksud kekal-Nya melalui operasi karunia rohani. Praktik karunia-karunia rohani dalam kehidupan dan pelayanan gereja menunjukkan bahwa Allah dalam Kristus adalah Allah yang hidup.
Ketiga, karunia rohani yang bermacam-macam mencerminkan fakta gereja yang esa, tetapi beraneka ragam anggota dan fungsinya. Karena karunia-karunia yang bermacam-macam itu berasal dari satu sumber, maka kehidupan dan pelayanan gereja yang mempraktikkan keberbagaian karunia rohani itu akan mengalami keesaan gereja yang kaya dan melimpah. Keempat, karunia rohani itu banyak dan bermacam-macam sebab Allah dalam kekayaan rahmat-Nya dan kedahsyatan kuasa-Nya sanggup melayani berbagai kebutuhan yang manusia hadapi.
KARUNIA ROHANI ADALAH ANUGERAH ALLAH, BUKAN KEHEBATAN MANUSIA. MAKA PRAKTIK KARUNIA ROHANI SEHARUSNYA TERFOKUS UNTUK MENINGGIKAN & MEMULIAKAN ALLAH.

Rabu, 10 September 2014
BERBAGAI JENIS PELAYANAN (1Korintus 12:1-11)
Tahukah Anda ada jenis burung yang terbang ribuan kilometer dari tempat yang sedang musim dingin ke tempat yang cuacanya lebih hangat? Di tempat baru mereka menemukan habitat yang cocok sampai musim berganti dan kemudian mereka migrasi ke tempat semula. Akhir-akhir ini makin banyak orang Kristen melakukan migrasi gerejawi. Ada yang sekadar menumpang beribadah, ada yang benar-benar pindah. Alasannya? Juga karena menemukan “habitat” yang cocok. Apa itu? “Suami saya sakit keras, di sini ia mendapat penguatan iman melalui pelayanan doa dan perhatian yang hangat.” “Di gereja ini saya kenyang firman Allah.” “Interaksinya dinamis di sini.” “Suasana ibadahnya mengangkat.”
Bagaimana supaya gereja kita menjadi habitat yang bermakna? Izinkan Roh Allah menjadikan gereja kita makin sesuai gambaran Alkitab. Aktiflah mempraktikkan sifat gereja sebagai tubuh Kristus. Bayangkan betapa kaya dan limpahnya kuasa serta anugerah Allah dalam Kristus, sang Kepala Gereja. Bagaimana mungkin kehidupan gereja melempem, dingin, dan kaku? Ia hidup, belas kasih-Nya menjangkau luas, kuasa kasih-Nya begitu dahsyat. Dari Kristus pasti mengalir berbagai karunia pelayanan yang menyerasikan seluruh anggota, sehingga masing-masing dilayani dan melayani. Maka di dalam tubuh-Nya pastilah beroperasi berbagai manifestasi pelayanan, yakni: berbagai perbuatan ajaib, kata-kata hikmat, kata-kata pengetahuan, iman, karunia kesembuhan (dalam bahasa Yunani bentuk jamak), nubuat, membeda-bedakan roh, karunia berbahasa roh.
Ada sembilan jenis karunia; gambaran banyaknya jenis pelayanan yang datang dari kepenuhan Kristus, siap menjawab berbagai kebutuhan yang ada. Berbagai pelayanan itu bagai aliran air hidup yang membasuh dan menyegarkan, hingga semua anggota tubuh-Nya berdaya juang mengiring Dia dalam misi. Kristus punya rencana agar kita berperan demi membangun gereja yang dewasa. Kristus perlu keterlibatan Anda agar fungsi pelayanan yang Ia ingin berikan kepada seluruh tubuh dapat terwujud! Maka silakan Roh memberikan karunia-Nya dan aktiflah seiring gerakan-Nya!

Kamis, 11 September 2014
KARUNIA ROH UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA (1 Korintus 12:1-11)
Mengutamakan kepentingan bersama versus mengutamakan kepentingan diri sering bergulat dalam diri kita. Kadang kita terpancing untuk bersaing kemampuan dan kekuasaan dengan orang lain. Ada juga yang sampai menjatuhkan orang lain demi diri sendiri.
Pada dasarnya, Allah memberikan berbagai macam karunia untuk kepentingan bersama. Namun, manusia membuatnya menjadi berhala bisu dengan memosisikan diri sendiri menjadi pusat kemuliaan. Ketidakpercayaan kepada Allah menarik hati manusia pada kepentingan diri serta menjauhkannya dari hakikat karunia Roh itu sendiri. Krisis kepentingan bersama juga menggerogoti orang Kristen. Inilah yang hendak dibongkar Paulus dari komunitas Kristen.
Karunia Roh yang diberikan Allah kepada manusia berfungsi untuk kepentingan kesejahteraan bersama. Ada rupa-rupa karunia, tetapi tidak berdiri sendiri-sendiri. Semuanya saling melengkapi bagi kebaikan bersama. Bagaikan jaring laba-laba, saling terkait satu dengan yang lain dan tidak terpisahkan, saling memberi keuntungan, dan saling melengkapi.
Setiap orang yang telah menyadari karunia tertentu yang diterimanya dari Allah hendaknya mengembangkannya terus-menerus. Kita juga perlu menolong sesama yang belum menyadari karunia yang dianugerahkan oleh Allah, supaya mereka pun dapat mempersembahkannya bagi kepentingan bersama. Rupa-rupa karunia bukan untuk disombongkan atau merendahkan orang lain. Sikap sombong dan merendahkan karunia lain yang dimiliki sesama, sama dengan merendahkan Allah Sang Pemberi karunia itu.
Daftar karunia yang ditulis Paulus ini (7-11) memang belum lengkap. Bisa ditambahkan lagi dari ayat 28-30 dan Roma 12: 6-8. Semua karunia itu terurai lagi dalam berbagai macam karunia lainnya yang tidak terkira macamnya. Yang penting, hendaknya kita memahami maksud pemberian karunia itu, yaitu demi menyejahterakan kehidupan bersama di dunia ini sehingga Allah dipermuliakan.

Jumat, 12 September 2014
MEMANFAATKAN  KARUNIA (1 Korintus 12:4-11)
Sudahkah Anda menggunakan karunia dari Allah? Menurut 1 Korintus 12:7-11, Roh Kudus memberikan paling sedikit satu karunia kepada tiap-tiap pengikut Kristus. Semua kecakapan dari Allah itu diberikan supaya gereja dapat berfungsi secara efektif dan bertumbuh kuat.
Kita harus mengggunakan setiap karunia kita. Baik itu untuk mengajar, memberi dorongan, maupun untuk membantu orang lain. Dengan melakukan semuanya itu, berarti kita telah melayani Kristus. Jika tidak, maka gereja akan menderita, pelayanan menjadi kurang lengkap, dan jangkauan serta efektivitasnya kurang berkembang.
Saya pernah mengetahui sebuah gereja yang mengalami hal seperti ini. Titik mula dari kemunduran itu adalah ketika sebagian orang mengundurkan diri atau melarikan diri dari pelayanan. Beberapa keluarga yang memegang pelayanan kunci harus pindah karena ditugaskan ke kota lain. Seorang pekerja yang setia tiba-tiba mengalami serangan jantung, sedangkan dua rekannya yang lain harus menjalani perawatan karena penyakit kanker. Pemimpin Sekolah Minggu meminta keringanan tugas, dan akhirnya mengundurkan diri.
Sesungguhnya gereja ini punya banyak anggota yang memiliki karunia dan cakap untuk melayani. Mereka telah diberitahu tentang kebutuhan gereja. Mereka pun telah diminta untuk berdoa bagi posisi-posisi yang kosong. Namun hanya sedikit yang menanggapi, sehingga beberapa posisi kunci tak kunjung terisi. Akhirnya, pelayanan di gereja itu pun terbengkalai.
Dalam Kristus, Anda semua punya karunia. Jadi, gunakanlah karunia Anda bagi kemuliaan-Nya.
GEREJA DAPAT MENJADI SEBUAH MAKAM BILA ANGOTA-ANGGOTANYA MENGUBUR KARUNIA MEREKA

Sabtu, 13 September 2014
BERBAGI KARUNIA ROHANI (Roma 1:8-15)
Apakah karunia rohani Anda? Cukup banyak metode yang tersedia bagi kita untuk mengenali karunia-karunia rohani. Namun, hati-hati jangan sampai terlalu sibuk "mencari tahu" apa karunia yang dimiliki dan tidak sibuk "mencari kesempatan" menggunakan karunia itu sebagaimana mestinya.
Meski dalam suratnya Paulus mendaftarkan beberapa contoh karunia rohani, ia selalu mengingatkan bahwa karunia-karunia itu diberikan agar jemaat Tuhan dapat saling melayani (lihat 1 Korintus 12, 14). Dalam bacaan hari ini kita melihat kerinduannya untuk menguatkan iman jemaat di Roma dengan karunia rohaninya (ayat 11). Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 menerjemahkan bagian ini: "untuk berbagi karunia rohani", bukan "untuk memberikan karunia rohani". Paulus tidak bermaksud datang untuk memberikan karunia-karunia rohani, melainkan untuk menggunakan karunia rohaninya bagi pertumbuhan iman orang-orang percaya di Roma.
Dalam salah satu khotbah, John Piper mengingatkan jemaatnya: "Apa pun kemampuan yang dimiliki, jika dalam menggunakannya kita tidak bergantung pada Tuhan dan tidak bertujuan untuk menolong orang lain bergantung pada Tuhan, maka kemampuan itu bukanlah 'karunia rohani'. Tidak 'rohani' karena tidak ada pekerjaan Roh Kudus yang mengalir dari iman kita kepada iman orang lain." Mari tidak berfokus untuk sekadar "menemukan" karunia rohani. Lihatlah ke sekitar Anda. Adakah orang yang butuh dikuatkan imannya? Bawalah orang itu dalam doa dan mohon Roh Kudus memampukan Anda menolong orang itu. Anda akan menemukan bahwa Tuhan sungguh memberikan karunia-karunia rohani yang diperlukan anak-anak-Nya untuk melayani Dia!. (ELS)
KARUNIA ROHANI BUKAN KEMAMPUAN YANG DIKENALI UNTUK DISIMPAN, NAMUN UNTUK DIGUNAKAN BAGI KEPENTINGAN PEMBERINYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar