Mimbar Gereje u/Warta 06 Juli 2014

GIA Sby (Darmo Harapan Pagi)
Minggu, 29 Juni 2014
Oleh: Pdt. Paulus Surya

TENTANG PERKAWINAN 
(1 Korintus 7:1-16)

Pada 1 Korintus 6:19-20, Paulus menegaskan: sebab kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu. Karena itu muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu mencakup 2 aspek kehidupan. Termasuk dalam perkawinan. Karena itu, kita perlu melihat kebenaran: bagaimana kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita sebab kita telah ditebus oleh darah Kristus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam bagian 1 Korintus 7:1-16:
  1. Menghindari Percabulan (ayat 1-2, 6, 9). Yang dimaksud dengan percabulan dalam bagian ini ialah seorang melakukan hubungan yang intim seperti suami dan istri bukan dengan suami dan istrinya. Rasul Paulus dalam bagian ini mengatakan untuk mengatasi bahaya percabulan yaitu dengan cara menikah. Dalam ayat ke 1 Rasul Paulus mengungkapkan kata-kata  bahwa adalah baik kalau laki-laki tidak menikah. Hal ini agak aneh karena dalam Kej. 1:2 menekankan bahwa tidak baik kalau laki-laki itu tinggal sendirian, akan tetapi Rasul Paulus mengungkapkan bahwa adalah baik kalau laki-laki tidak kawin. Oleh karena itu menurut tafsiran menekankan kalau ungkapan ini bukanlah dari Paulus, tetapi dari jemaat Korintus. Karena itu Rasul Paulus mengungkapkan adalah baik jika laki-laki itu menikah untuk menghindari bahaya percabulan. Intinya bahwa baik single maupun yang sudah menikah juga dapat menghindari bahaya percabulan. Tetapi ini bukanlah keharusan, akan tetapi karena ada bahaya percabulan Rasul Paulus mengungkapkan lebih baik menikah. Sebagai Respon penebusan Kristus bagi hidup kita salah satunya yaitu dengan menghindari dosa percabulan. Tetapi dalam kenyataanya hidup percabulan tidak hanya terjadi kepada yang single tetapi kepada yang menikah pun juga demikian. Dan hal ini percabulan, perselingkuhan biasanya dimulai dari hal-hal kecil, agak besar, makin besar, dan besar. 
  2. Saling Menjauhkan Diri (ayat 3,4,5). Dalam hidup perkawinan kita harus menghindari antara suami dan istri karena orang yang sudah menikah saling memiliki. Penghindaran jangan dipakai sebagai senjata untuk menghukum pasangan kita. Intinya bahwa supaya kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita maka suami/Istri harus saling membahagiakan. Tetapi terkadang tidak mudah untuk menjalaninya. Ada seorang penulis mengatakan “menikahi seorang yang kita cintai itu mudah, tetapi mencintai seseorang yang kita nikahi itu sulit. James Dobson seorang Konselor Kristen,  membagi ada 3 rahasia supaya kehidupan pernikahan saling membahagiakan dan harmonis: ada komitmen, ada komunikasi, membangun hubungan pribadi dengan Kristus 
  3. Menghindari Perceraian dan Langkah-langkah Perceraian (ayat.10-11,12-16). Dalam ayat 10-11 ini, Paulus menekankan akan pasangan yang dua-duanya Kristen tidak boleh bercerai dan hal ini bukan dia yang mengatakan tetapi Tuhan, artinya Tuhan Yesus sendiri sudah mengajarkan kepada suami/Istri yang sama-sama orang Kristen tidak boleh bercerai. Rasul Paulus mengatakan apabila sampai bercerai maka pihak yang menceraikan tidak boleh kawin lagi. Atau pilihan yang lebih baik adalah usahakan untuk memperbaiki.  Konteks ayat 12-16, yang kedua-duanya bukan  Kristen lalu hidup dalam pernikahan yang satunya menjadi Kristen, tetap yang Kristen tidak boleh menceraikan yang tidak seiman meskipun ada larangan tidak boleh menikah dengan orang yang tidak seiman tetapi kalau sudah menikah yang satunya bertobat tetap tidak boleh menceraikannya. Rasul Paulus tidak hanya menegaskan tentang bercerai tetapi konteksnya adalah karena kita telah ditebus oleh Yesus Kristus, yang punya kekuatan untuk menolong menghadapi persoalan sehingga tidak boleh bercerai. 

Diringkas oleh: Sdri. Rani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar