GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 01 Desember 2013
Oleh: Pdt. Yung Tik Yuk
MEMBANGUN BUKAN MENJATUHKAN SESAMA KITA
(Roma 15:1-8)
Dalam bagian ini Rasul Paulus menasehati jemaat di Roma dimana mulai terjadi pengelompokkan yang berujung pada perpecahan. Mereka yang kuat dan lemah. Orang-orang kuat memiliki dua pengertian yaitu : pertama orang yang kuat adalah mereka yang memiliki kemampuan secara finansial. Yang kedua arti yang kuat adalah mereka yang memiliki pemahaman kekristenan dengan limpah (Bdg Roma 14:1-2 ). Sedangkan orang yang lemah adalah mereka yang belum banyak mengerti dan memahami tentang kekristenan. Maka mereka yang kuat tadi dengan pengertiannya yang baik tentang ke kristenan dimana mereka memahami dan mengerti bahwa makanan adalah diberikan oleh Tuhan untuk dimakan termasuk memakan daging, dan makanan itu tidak mempengaruhi kesucian dan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
Pemahaman mereka yang kuat yang mengatakan bahwa makanan tidak mempengaruhi keselamatan orang percaya memang itu benar ! Namun mereka lupa bahwa ada saudara-saudara seiman mereka yang belum memiliki pemahaman ke kristenan seperti mereka yang kuat sehingga yang kuat tadi saat mereka memakan makanan yang belum dipahami oleh orang–orang yang belum bertumbuh imannya akhirnya menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah imannya sehingga masing-masing saling mencela dan berakhir dengan pepecahan dan bukannya saling membangun tetapi sebaliknya saling menjatuhkan.
Rasul Paulus menasehati agar mereka yang kuat menanggung kelemahan orang yang lemah dengan cara memperhatikan mereka agar tidak jatuh dalam pencobaan. Dengan cara menerima dan memperhatikan mereka yang lemah imannya maka sesungguhnya kita sedang membangunnya.
Nasehat ini mengingatkan setiap orang percaya yang merasa kuat imannya agar peka terhadap saudara-saudara seiman yang masih menghadapi pergumulan atau yang masih lemah imannya. Hendaknya yang kuat dalam arti orang yang telah memiliki pengertian, pemahaman ke kristenan yang baik menjadi panutan, mereka yang kuat mengambil bagian dalam penderitaan orang lain dan kelebihan mereka yang kuat tadi dapat dibagikan kepada yang lemah imannya dan bukan celaan bagi mereka yang lemah imannya.
Tentu kerinduan setiap kita agar mereka yang lemah tadi boleh juga mengalami kedewasaan sehingga pada akhirnya mereka menjadi kuat. Untuk itu marilah setiap kita belajar peka serta memberi perhatian, memikirkan, mendukung, membangun saudara-saudara seiman kita sehingga kita menjadi berkat bagi sesama manusia terlebih khusus bagi saudara-saudara seiman kita. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin
Diringkas oleh: Pdm. Anugrah Laia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar