Mimbar Gereja u/Warta 01 Desember 2013


GIA Darmo Harapan Sore
Minggu, 24 November 2013
Oleh : Pdt. Daniel Tanusaputra


JANGAN MENJADI BATU SANDUNGAN
(Roma 14 : 13-23)

Paulus memberikan 1 prinsip, khususnya bagi pihak yang kuat agar tidak menjadi batu sandungan bagi pihak yang lemah (13:22). Dalam hal makanan, Paulus menegaskan bahwa tidak ada yang najis (14:20); maka pihak yang kuat tidak perlu lagi merasakan terikat oleh hukum tentang makanan haram. Namun bisa saja kebebasan memakan segala sesuatu menjadi batu sandungan, maka Paulus mengingatkan bahwa kebebasan untuk melakukan segala sesuatu kiranya tidak menyebabkan lemahnya iman saudara yang lain (15).
Jika ini harus terjadi, maka berarti pekerjaan Allah telah dirusak (20). Kebebasan harus dipraktekkan dalam kasih kepada sesama orang percaya (15). Kebebasan harus ditundukkan pada prinsip damai sejahtera dan tujuan untuk saling membangun (19). Pemakaian kebebasan yang menjadi batu sandungan mengingkari esensi kerajaan Allah, yaitu : kebenaran, damai sejahtera dan sukacita Roh Kudus (17). Kristus sudah membayar harga yang begitu mahal, yaitu dengan mati bagi mereka yang lemah iman (15).
Bagaimana mungkin pihak yang kuat tidak rela mengalah kepada yang lemah dalam hal-hal yang semula supaya tidak menjadi batu sandungan ?
Banyak hal yang orang kristen telah lakukan tetapi bukan berarti semuanya perlu dilakukan, khususnya yang dapat menjadi batu sandungan dengan yang lemah imannya menjadi finish. Apa artinya kita menang perdebatan tentang boleh makan semua makanan.

Diringkas oleh Pdm. Rian Waruwu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar