Mimbar Gereja u/Warta 24 November 2013

GIA Sby (Darmo Harapan Pagi)
Minggu, 17 November 2013
Oleh:  Pdt. Timotius Hogiono

MENGKRITISI BUKAN MENGHAKIMI
(Roma 14:1-12)

Di dalam pembahasan firman Tuhan ini kita melihat adanya masalah dan perpecahan  di jemaat Korintus pada saat itu. Dalam Roma pasal 14:1-12 Rasul Paulus memberi penjelasan tentang pokok pertikaian yang terjadi  dan Paulus juga memberitakan tentang dasar-dasar nasehatnya. Sekarang kita akan melihat sesungguhnya apa yang tengah terjadi dengan jemaat di Roma, orang-orang percaya di Roma ternyata berselisih paham tentang pantangan-pantangan makanan  dan hari-hari besar. Beberapa diantara mereka berpendapat bahwa makan daging adalah dosa, sehingga mereka hanya makan sayur- sayuran.Yang lain berpendapat bahwa tidak merayakan hari-hari suci adalah dosa.Dalam hal ini jika ada orang Kristen memegang keyakinannya untuk dirinya sendiri, maka hal itu tidak akan menjadi masalah. Tetapi Jemaat di Roma menyatakan berbeda : Mereka mulai bertikai satu dengan yang lain, saling mengkritik, mengkritisi dan menghakimi  satu dengan yang lain.Kelompok yang satu merasa yakin bahwa  kelompok yang lain sama sekali tidak rohani. Mengapa hal ini dapat terjadi?. Dalam jemaat di Roma orang-orang Kristen yang lemah imannya adalah : mereka yang berpegang teguh pada hukum Taurat dan tidak pernah menikmati kemerdekaannya didalam Tuhan, sehingga orang-orang Kristen yang lemah imannya : Menghakimi dan menyalahkan orang-orang Kristen yang kuat imannya, dan orang-orang Kristen yang kuat imannya memandang rendah orang-orang Kristen yang lemah imannya. Melihat kondisi semacam itu, maka Rasul Paulus memberikan nasehat dan prinsip-prinsip dasar kebenaran Firman Allah : Dimana orang-orang percaya dapat berbeda pendapat tentang hal-hal yang tidak penting tetapi memelihara kesatuan didalam jemaat serta dapat menerima satu dengan yang lain. Ada beberapa hal yang membuat mereka harus dapat menerima satu dengan yang lain:

  • Adanya perbedaan pendapat dalam hal makanan (2-4). Salah satu  yang menjadi masalah  khususnya yang terjadi pada masa itu diantara kaum Kristen yang berasal dari Yahudi adalah soal makanan. orang yang merasa imannya kuat memakan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya memakan sayuran..Yang dimaksudkan adalah agar: seseorang dapat menanggung yang lainnya, artinya yang kuat dapat menanggung yang lemah (ayat 4).
  • Adanya anggapan bahwa satu hari dianggap lebih penting dari pada hari yang lain (ayat 5-9). Di dalam pirman Tuhan (PB) tidak ada yang mengatakan bahwa hari-hari itu harus dimuliakan/dianggap satu hari lebih penting dari hari yang lainnya. Rasul Paulus menegaskan bahwa semua hari itu indah jika hari-hari itu di isi untuk memuliakan Tuhan.
  • Jangan menghakimi saudaramu (ayat 10-12). Orang-orang percaya yang merasa kuat imannya jangan mengabaikan saudara yang lemah imannya. Sebaliknya mereka yang lemah imannya jangan menyalahkan saudara yang kuat imannya. Segala seuatunya kelak akan dibuktikan dihadapan pengadilan Allah dan setiap orang harus mempertanggung jawabkannya. Karena kita semua akan menghadp tahta pengadilan Allah (ayat 10c). Melalui kebenaran firman Tuhan kita diingatkan supaya jangan saling menghakimi, kita yang kuat tidak menghakimi saudara kita yang lemah  imannya, tetapi bagaimana menerima mereka kedalam persekutuan kita di dalam Kristus. Setiap orang percaya akan memberi pertanggungan jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.
Diringkas oleh: Ibu Juni K. Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar