Renungan Harian 14 - 19 Oktober 2013

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 14 Oktober 2013
DIPERBAhaRUI LALU MELAYANI (Roma 12:1-8)
Gaya hidup seseorang harus berpadanan dengan statusnya. Demikian juga orang percaya, harus hidup berpadanan dengan status sebagai tebusan Kristus.
Roma 12:1-15:13 berisi perintah-perintah rasul Paulus tentang bagaimana orang percaya seharusnya hidup.
Bagian ini dimulai dengan kata "Karena itu" (1), yang berarti semua yang dikupas Paulus dalam pasal-pasal sebelumnya menjadi alasan bagi orang percaya untuk melakukan perintah-perintah itu. Oleh karena orang percaya telah dibenarkan oleh Kristus dan diperdamaikan dengan Allah, serta dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, maka orang percaya harus hidup dengan cara hidup yang baru.
Hidup yang baru itu diungkapkan dengan gambaran mempersembahkan diri di mezbah (1). Jika kurban dalam Perjanjian Lama adalah binatang yang mati, maka orang percaya dalam Perjanjian Baru mempersembahkan kurban yang hidup yaitu seantero kehidupan kita, yang dikhususkan (dikuduskan) untuk menyenangkan Allah. Caranya? Hidup seturut firman-Nya. Mata tidak lagi untuk melihat hal-hal yang tidak patut, lidah hanya untuk perkataan yang membangun, tingkah laku pun harus mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Pembaruan hidup itu bukan hanya terjadi di permukaan, melainkan sampai kedalaman hati. Bukan hanya gaya hidup yang berbeda dengan orang dunia, melainkan secara hakiki orang yang telah diperbarui memang tidak sama lagi dengan dunia (2). Anugerah Kristus mendorong orang yang telah mengalami pembaruan untuk mencari dan melakukan apa yang berkenan kepada Allah. Di dalam hidup yang baru itu, orang percaya menjadi rendah hati (3) dan berfungsi efektif dalam tubuh Kristus untuk melayani (4-8). Untuk itu Allah memberikan karunia-karunia untuk melayani dan membangun tubuh Kristus (6-8).
Bila kita telah diperbarui oleh Kristus berarti kita telah menerima anugerah mulia, yang mengubah setiap aspek hidup kita untuk tujuan-Nya yang mulia. Sebab itu hendaklah kita tekun dan setia dalam hidup yang memperkenan hati Allah.

Selasa, 15 Oktober 2013
DOA PAGI (Mazmur 5:1-13)
Sebelum mengawali kegiatan rutin harian, saya meluangkan waktu beberapa menit untuk bersaat teduh, membaca firman Tuhan, dan berdoa secara pribadi. Dimulai dengan doa ucapan syukur, membaca firman Tuhan, dan dilanjutkan dengan doa permohonan pribadi serta doa syafaat. Momen ini sangat berharga karena memungkinkan saya bebas berbicara kepada Tuhan. Mengungkapkan segala keinginan dan memohon petunjuk agar Tuhan menunjukkan jalan terbaik dalam melakukan aktivitas harian. Menjalaninya sekian lama, saya merasa ada sesuatu yang kurang bila pada pagi hari tidak melakukannya.
Pemazmur mengawali doa pagi dengan mengatur persembahan bagi Tuhan (ay. 4). Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas perlindungan yang Tuhan berikan (ay. 12-13), yang membuat pemazmur bersukacita (ay. 12). Pemazmur tidak hidup sembrono, namun berupaya mengamalkan kebenaran. Ia menjauhi kejahatan, penipuan, dan penumpahan darah (ay. 6-7). Daud menyadari, ia mampu melakukannya karena Tuhan memberkati dan memagarinya dengan anugerah-Nya sebagaimana perisai melindungi seseorang dari senjata lawan (ay. 13).
Pemazmur menjalin komunikasi yang intim dengan Tuhan. Ketika berkomunikasi dengan Tuhan, kita leluasa untuk mengungkapkan keinginan hati kita. Semakin sering kita berkomunikasi dengan Tuhan, semakin paham kita akan kehendak Tuhan bagi kehidupan kita. Dan oleh limpahan anugerah-Nya, kita akan dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya tersebut dalam hidup kita. (WB)
TUHAN BUKAN HANYA MENYATAKAN KEHENDAK-NYA BAGI KITA, NAMUN JUGA MELIMPAHKAN ANUGERAH-NYA  UNTUK MEMAMPUKAN KITA

Rabu, 16 Oktober 2013
MEMEDULIKAN BAWAHAN (Bilangan 8:1-26)
Jika suatu perusahaan ingin mencari karyawan, lazimnya atasan atau wakilnya akan mencari dan menyeleksi calon karyawan yang akan dipekerjakan di perusahaan yang bersangkutan. Setelah mendapatkannya, karyawan ini tentu dilatih, diawasi, dan dijaga prestasi dan sikap kerjanya, agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Demikian pula Allah Israel sewaktu mempersiapkan Harun dengan memaparkan tugas-tugasnya di Kemah Suci. Dia juga mempersiapkan orang Lewi sebelum ditugaskan. Orang Lewi memang berbeda dari suku-suku lain. Mereka membantu imam melayan Allah. Tempat tinggal mereka tersebar di antara suku-suku lain karena Tuhan tidak memberi mereka tanah pusaka. Sebelum mereka memulai tugas pelayanan, Tuhan meminta agar mereka ditahbiskan dengan percikan air dan persembahan kurban penghapus dosa. Penahbisan orang Lewi adalah proses penyerahan mereka kepada Tuhan sebab mereka adalah milik-Nya.Tuhan juga menetapkan masa kerja bagi mereka, yaitu sejak umur dua puluh lima sampai lima puluh tahun.
Dalam tatanan tersebut kita melihat bagaimana Tuhan mengatur pekerjaan hamba-Nya, sampai pada masa kerja mereka. Bila Tuhan, yang Empunya pelayanan, memperhatikan pekerjaan, keterbatasan, dan kesejahteraan pelayan-Nya, tentunya kita pun harus demikian. Jika kita menjadi pemimpin atau atasan, kita juga harus mempersiapkan anak buah kita sehingga menjadi karyawan yang berprestasi, dan terutama memiliki integritas. Tentu saja, jangan lupa memperhatikan kesejahteraan mereka.(ENO)
JIKA DIHARGAI SEBAGAI MANUSIA YANG BERMARTABAT, KARYAWAN AKAN TERDORONG UNTUK BERKARYA SECARA OPTIMAL

Kamis, 17 Oktober 2013
KASIH DAN HORMAT (Yohanes 19:38-42)
Tidak menguburkan orang meninggal merupakan peristiwa tragis bagi orang Yahudi, bahkan bagi penjahat sekalipun. Dalam tradisi mereka, proses penguburan juga merupakan ungkapan kasih dari mereka yang mengasihi orang mati tersebut. Sayangnya, pada zaman Yesus, biasanya penjahat yang disalib tidak layak dikuburkan. Orang pun tak akan berkabung bagi mereka.
Ketika Yesus disalibkan seperti penjahat, Yusuf dari Arimatea tahu bahwa Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya. Ia lalu meminta izin kepada Pilatus untuk menguburkan Yesus. Yusuf adalah anggota Majelis Besar yang tak setuju dengan tindakan Majelis, dan secara diam-diam telah menjadi murid Yesus. Bersama Nikodemus, ia menurunkan mayat Yesus dan menguburkan-Nya di tanah miliknya, karena ia termasuk orang kaya. Maka, genaplah nubuat Yesaya, ”Kematian-Nya seperti seorang penjahat, namun Ia dikubur di dalam pekuburan orang kaya” (Yesaya 53:9, FAYH).
Begitulah. Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus mengungkapkan kasih dan penghormatan mereka kepada Yesus. Yang pertama mengurbankan tanah kuburan baru miliknya. Yang kedua membawa sekitar 37 kilogram rempah untuk mengafani Yesus. Konon, hanya mayat seorang raja yang dirempahi sebanyak itu. Dari sini kita dapat menduga seberapa Yesus berarti bagi Yusuf dan Nikodemus.
Bila kita mengakui Yesus sebagai Pribadi paling berarti bagi kita, bagaimana kita hendak mengungkapkan kasih dan penghormatan kepada-Nya?.(AW)
KIRANYA AKU DAPAT MENGASIHI DAN MENGHORMATI TUHANKU DENGAN PERSEMBAHAN DIRI DAN KETAATANKU

Jumat, 18 Oktober 2013
PENYEMBAHAN YANG DIKORTING (Maleakhi 1:6-14)
Saya pernah ditipu seorang penjual mangga. Ceritanya begini, sewaktu jalan-jalan di pasar, saya tertarik dengan mangga yang dijajakan seorang penjual. Mangga yang ditampilkan begitu ranum. Saya pun membeli beberapa kilo. Sesampainya di rumah, saya kaget karena mangganya belum matang. Ternyata, ia menaruh mangga matang hanya sebagai pajangan. Jika pembelinya tidak jeli seperti saya, ia akan mengambil mangga dari keranjang yang kualitasnya lebih rendah.
Tuhan juga pernah “ditipu” oleh umat-Nya. Mereka berjanji akan memberikan hewan terbaik sebagai kurban persembahan kepada Allah karena mereka memang mampu (ayat 14). Faktanya, mereka malah membawa hewan cacat, sakit, dan hasil rampasan (ayat 8, 13). Betapa ini adalah suatu penghinaan dan kejahatan di mata Allah (ayat 6-8a). Dia tidak berkenan atas persembahan mereka (ayat 10). Kualitas persembahan mereka menunjukkan sikap hati mereka kepada Allah. Jika mereka sungguh mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Allah, bukankah sudah sepatutnya mereka menghormati dan memberikan yang terbaik bagi-Nya (ayat 11)?
Kapankah kita menipu Tuhan dalam penyembahan? Ketika kita mengorting apa pun yang sebenarnya kita bisa lakukan dengan optimal. Allah layak menerima keseluruhan hidup kita dalam menyembah-Nya; tak sebatas pada ibadah di dalam tembok gereja, tetapi juga di luar gereja pekerjaan dan karya kita di tengah dunia. Mari kita belajar memberi yang terbaik kepada-Nya sebagai wujud penyembahan kita.
PENYEMBAHAN YANG TERBAIK ADALAH BUKTI DARI RASA HORMAT DAN KASIH KITA KEPADA ALLAH

Sabtu, 19 Oktober 2013
MEMPERSEMBAHKAN HIDUP (Lukas 21:1-4)
Kita terkadang bingung jika ditanya tentang persembahan. Sepersepuluh dari penghasilankah? Atau, berapa nominal persembahan yang menyukakan-Nya? Sebuah pelajaran penting bisa kita dapat dari kisah janda miskin yang menghaturkan persembahan. 
Jika saat itu kita ada di Bait Allah, kita akan melihat pemandangan yang kontras: di antara orang-orang kaya yang memasukkan persembahan ke dalam peti persembahan, ada janda miskin yang memasukkan “hanya” dua uang tembaga pecahan uang paling kecil (ayat 2)! Manakah dari kedua persembahan itu yang Tuhan apresiasi? Tak disangka, persembahan si janda miskin menyukakan hati-Nya. Meski jumlahnya sangat tak bernilai untuk dipuji, tetapi di mata Tuhan Yesus, persembahannya lebih bernilai dibandingkan persembahan orang-orang kaya (ayat 3). Tuhan melihat arti uang sejumlah itu bagi si janda miskin. Itu jumlah uang yang ia miliki untuk melanjutkan hidupnya nafkahnya (ayat 4). Dalam soal memberi kepada Allah, janda miskin tak perhitungan. Ia memberikan seluruh miliknya. Kemiskinan bukan alasan baginya untuk tak memberi persembahan kepada Allah! Ia percaya Allah memelihara hidupnya. Ia meletakkan kepercayaannya kepada Allah, bukan pada uang yang ia miliki! Inilah persembahan yang menyukakan Tuhan!
Randy Alcorn, dalam Prinsip Harta, menulis: “Selama saya memiliki sesuatu, saya meyakini bahwa sayalah pemiliknya. Namun, saat saya memberikannya, saya melepaskan kendali, kekuasaan, dan harga diri yang mengiringi kekayaan ... saya menyadari bahwa Allah-lah Sang Pemilik.” Sudahkah kita menghaturkan persembahan dengan diiringi keyakinan bahwa Dialah pemilik harta kita? Selamat mempersembahkan yang terbaik. (ENO)
PERSEMBAHKAN HIDUP ANDA KEPADA TUHAN, ITULAH IBADAH YANG SEJATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar