Renungan Harian 10 - 15 Juni 2013

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 10 Juni 2013
DUA GARIS KEMANUSIAAN (Roma 5:12-21)
Semua orang dalam dunia ini berasal dari nenek moyang yang sama: Adam dan Hawa. Fakta ini, dalam nas ini tak dipakai untuk mengokohkan solidaritas kemanusiaan dalam arti positif, tapi dalam arti negatif dan destruktif. Kita semua mewarisi derajat yang sama sebagai manusia karena berasal dari Adam, mewarisi sifat dosa yang membuat kita terbelenggu dosa dan maut (ayat 12). Satu tindakan ketidaktaatan Adam cukup untuk membuat seluruh manusia terbelenggu dosa dan terdakwa di hadapan Allah.
Seperti halnya kasih dan pengurbanan Kristus jauh melampaui kondisi bejat kita (ayat 6-10), demikian juga satu perbuatan taat Kristus berdampak jauh lebih dahsyat dan membalikkan dampak membinasakan dari perbuatan Adam. Paulus menjelaskan bagaimana mungkin satu perbuatan taat kematian Kristus mampu menyelamatkan semua yang percaya kepada-Nya. Meski ada perbandingan persamaan tadi, Paulus juga ingin menegaskan perbedaannya. Kita mati dalam dosa Adam karena partisipasi perwakilan. Artinya, apa yang Adam lakukan sebagai kepala umat manusia mau tidak mau berakibat kepada anak cucunya. Namun kita dibenarkan dalam ketaatan Kristus karena partisipasi iman. Kematian dan kebangkitan Kristus memang berpotensi menyelamatkan, tetapi Ia harus diterima secara aktif oleh seseorang agar dampak karya keselamatan-Nya itu teralami.
Kita masih merasakan betapa dahsyatnya pengaruh sifat dosa yang kita warisi dari Adam. Kita patut bersyukur karena firman ini menyatakan bahwa dampak satu ketaatan Kristus jauh lebih besar menghasilkan anugerah, kebenaran dan, hidup (ayat 17). Dalam pergumulan beroleh kepastian pengampunan Allah, juga pergumulan untuk hidup kudus di hadapan-Nya, mari kita arahkan iman kita kepada Kristus yang kematian kebangkitanNya menghasilkan hidup.
Camkan: Ada dua status manusia di hadapan-Nya. Terhisab keturunan Adam dalam dosa, atau terhisab manusia baru dalam Kristus!

Selasa, 11 Juni 2013
IKUT ADAM ATAU KRISTUS? (Roma 5:12-21)
Paulus membandingkan Adam dan Kristus sebagai wakil dari dua kelompok manusia. Adam adalah manusia pertama. Ia jatuh ke dalam dosa karena melanggar firman Allah. Pelanggaran Adam ternyata bukan hanya berpengaruh pada dirinya sendiri. Persekutuan dengan Adam mengakibatkan seluruh manusia jadi terkena dampaknya (ayat 12, band. 1Kor 15:22). Semua manusia jadi terlahir sebagai orang berdosa karena ketidaktaatan Adam. Lebih dari itu, sebagai hukuman dosa, semua manusia harus binasa (ayat 17). Dosa Adam bukan sekadar sebuah contoh buruk yang jelas tidak boleh ditiru. Dosa Adam merusak kemanusiaan secara keseluruhan.
Yesus Kristus hidup dalam ketaatan kepada Allah. Meski kehendak Allah begitu berat untuk dilakukan, Kristus lebih mengutamakan kehendak Allah diberlakukan dalam hidup-Nya. Bahkan meski itu harus mengorbankan nyawa-Nya. Namun dampaknya ternyata jauh lebih luar biasa (ayat 16). Ketaatan Kristus membuat Allah tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia yang mau percaya kepada Dia. Karya-Nya membuat orang-orang yang percaya kepada Dia menerima pembenaran (ayat 18-19).
Persekutuan kita dengan Adam menjadikan kita sebagai orang berdosa yang akan mengakhiri hidup dalam kebinasaan karena murka Allah. Namun kita bisa melakukan sesuatu agar tidak terikat terus dalam persekutuan dengan Adam. Kita dapat memutuskan untuk terikat dalam persekutuan dengan Kristus dan menikmati kelahiran baru di dalam Dia. Persekutuan yang baru ini memungkinkan kita memiliki keselamatan dan hidup kekal karena kasih karunia Kristus yang tercurah atas kita (ayat 21). Kelahiran baru menandai pemutusan hubungan kita dengan dosa dan kuasanya, serta mengawali hidup baru di dalam Kristus untuk menikmati kekekalan sebagai anak Allah. Mungkin kita masih bisa jatuh ke dalam dosa, tapi kita tidak lagi terikat di dalamnya. Kehadiran Kristus yang kita undang menguasai hati kita akan menolong kita untuk menang.

Rabu, 12 Juni 2013
KASIH KARUNIA MELUMPUHKAN DOSA (Roma 5:12-21)
Bagi manusia berlaku pepatah "sejahat-jahatnya harimau, tidak akan pernah memakan anaknya". Bagaimana pun seorang anak bandel, kurang ajar, bahkan durhaka kepada orang tuanya, mereka tidak akan sampai hati membinasakan anak sendiri. Mereka bisa marah dan menghukum, tetapi kemudian mereka kembali mengampuni dan memulihkannya.
Keberdosaan manusia di hadapan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kenakalan seorang anak terhadap orang tuanya. Dosa manusia adalah pemberontakan dan pendurhakaan tiada tara kepada Pencipta dan Pemiliknya. Akibat dosa juga dahsyat. Selain membawa efek penderitaan bagi semua makhluk di dunia ini, dosa satu orang Adam, mengakibatkan semua orang keturunannya juga berdosa (12). Semua manusia menerima akibat dosa, yaitu maut. Tidak seorang pun bisa membebaskan dirinya dari akibat dan hukuman dosa. Justru Taurat diberikan agar orang menyadari akan keberdosaan dan ketidakberdayaannya (13, 21).
Demikian juga kasih Allah jauh melampaui kasih orang tua. Allah yang kudus, walau murka terhadap dosa, kasih karunia-Nya jauh melampaui kedahsyatan dosa. Oleh satu orang yang Allah utus, yaitu Yesus -dengan perbuatan kebenaran-Nya (18), yaitu taat pada kehendak Allah (19) untuk mati di salib menggantikan manusia berdosa- pembenaran untuk hidup datang kepada manusia. Setiap orang yang percaya kepada Yesus diampuni dosanya dan dibenarkan Allah.
Tuhan sungguh "orang tua" yang luar biasa! Di saat kita sebagai anak-anak-Nya yang terkasih melukai perasaan-Nya karena dosa, Dia rela merendahkan diri dan memberi diri melalui Yesus sebagai kurban tebusan untuk memulihkan hubungan-Nya dengan kita. Kita yang sudah mengalami anugerah keselamatan-Nya, harus membalas dengan kasih kita yang sungguh-sungguh. Pertama, tidak bermain-main dengan dosa. Kedua, beritakan kasih Allah melalui Kristus ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Agar mereka pun beroleh kasih karunia dan pembenaran oleh iman dari Kristus!

Kamis, 13 Juni 2013
WARISAN ADAM (Roma 5:12-21)
Jackson, cucu lelaki kami yang baru lahir, berwajah tampan, kulitnya lembut tanpa cela, dan memiliki sepuluh jari mungil di kedua tangan dan kakinya. Bagaimana mungkin seorang kakek yang bangga tidak melihatnya sebagai bayi yang “sempurna”? Pasti ia adalah sebuah keajaiban bentukan ilahi (Mazmur 139:13,14).
Rasul Paulus memberi kita suatu pandangan yang lebih luas tentang bayi mungil yang “sempurna” seperti itu ketika ia menulis, “Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga ... maut telah menjalar. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang dibuat oleh Adam” (Roma 5:12-14). Dengan kata lain, tiap anak lahir dengan kecenderungan untuk berbuat dosa. Tetapi perkataan Paulus itu belum selesai. Ia juga menulis tentang Yesus, “Adam yang akhir” yang menjadi “roh yang menghidupkan” (1 Korintus 15:45).
Lama setelah dosa pertama manusia, seorang bayi yang merupakan perwujudan Allah telah lahir (Yohanes 1:14). Allah membuat Kristus, “yang tidak mengenal dosa ... menjadi dosa karena kita” (2 Korintus 5:21). Ketika kita memercayai Yesus sebagai Juruselamat, Roh Kudus menciptakan suatu keinginan baru dalam diri kita untuk melakukan perbuatan yang menyenangkan Allah. Daging masih memiliki daya tarik, tetapi daya tarik Roh lebih kuat.
Di dalam “Adam yang pertama”, kita semua adalah pendosa. Tetapi marilah kita mengarahkan perhatian pada siapakah kita di dalam Yesus “Adam yang akhir”. (DDH)
JADI SIAPA YANG ADA DI DALAM KRISTUS, IA ADALAH CIPTAAN BARU: YANG LAMA SUDAH BERLALU (2 Korintus 5:17)

Jumat, 14 Juni 2013
DUA TAMAN (Yohanes 18:1-11)
Ada dua taman terkenal yang disebutkan dalam Alkitab. Kedua taman itu adalah Taman Eden dan Taman Getsemani. Allah menempatkan manusia pertama, Adam, di Taman Eden. Sedangkan Yesus masuk ke dalam Taman Getsemani untuk mengembalikan apa yang telah hilang dari manusia pertama.
Adam pertama telah jatuh ke dalam dosa di taman itu; Adam terakhir memikul dosa yang dilakukan Adampertama. Taman Eden memiliki pohon kehidupan yang dapat dinikmati selamanya andai saja manusia tidak merusak persekutuan yang terjalin dengan Allah. Taman Getsemani merupakan sebuah langkah menuju pohon kematian (Kisah 5:30; 1Petrus 2:24). Karena pelanggarannya, Adam kehilangan haknya atas pohon kehidupan itu dan pelanggarannya tersebut membawa kematian bagi seluruh umat manusia. Dia yang tergantung di kayu salib di Kalvari mengalahkan maut dan dengan kebangkitan-Nya yang agung Dia mengembalikan pohon kehidupan kepada semua orang percaya.
Taman tempat Adam jatuh ke dalam dosa telah musnah dari bumi ini. Akan tetapi, akan tiba hari yang indah tatkala Dia yang telah menderita seorang diri di Getsemani akan mengembalikan semuanya itu. Kutukan akan diangkat dari muka bumi, beragam binatang akan menjadi jinak kembali (Yesaya 11:6-8), padang belantara akan sirna (Yesaya 35:6), bumi akan memberi hasil yang berkelimpahan (Amos 9:13), dan Yesus akan berada di bumi ini untuk memberkati umat-Nya secara pribadi (Wahyu 21:3).
Apa yang terenggut dari Adam akan dikembalikan oleh Yesus. (MRD)
ALLAH MEMBENTUK KITA; DOSA MERUSAK BENTUK KITA; KRISTUS MENGUBAH KITA

Sabtu, 15 Juni 2013
KAMBING HITAM (Kejadian 3:1-21)
Nats       : Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban (Ibrani 4:13)
Sebuah cerita humor. Suatu hari Iblis bertemu Tuhan. "Tuhan, manusia itu keterlaluan. Mereka yang korupsi, mencuri, membunuh, saya yang disalahkan. Kata mereka, digoda Iblis," keluhnya. "Sama, Aku juga begitu, Blis. Banjir, kecelakaan lalu lintas, suami istri bercerai, mereka bilang, sudah kehendak Tuhan," kata Tuhan pula.
Begitulah kecenderungan manusia; lari dari tanggung jawab, senang mencari kambing hitam, melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Itu juga yang terjadi di Taman Eden, ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Adamyang telah melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah "terlarang" itu, melemparkan kesalahan kepada Hawa (ayat 12). Hawa pun tidak terima, sehingga ia juga melemparkan kesalahannya kepada ular (ayat 13).
Tentu saja ini kecenderungan buruk. Sebab dengan melemparkan kesalahan kepada pihak lain, bukan saja berarti kita telah melipatgandakan dosa kita, tetapi kita juga jadi tidak belajar dari kesalahan. Lagipula, betapa pun cerdiknya kita bersembunyi dari dosa, kita tidak bisa lari dari Tuhan. Seperti Adam dan Hawa, kita tidak dapat mengelak dari akibat dosa. Pada akhirnya, kita harus mempertanggungjawabkan setiap dosa kita di hadapan Tuhan.
Dosa, kalau dibiarkan akan "menggelinding" melahirkan dosa-dosa lainnya. Tidak ada jalan lain, kita harus memutus mata rantai dosa; dengan mengakui dan bertanggung jawab atasnya. Untuk sesaat mungkin kita akan "sakit" menanggung akibatnya, tetapi itu lebih baik daripada kita harus menanggung akibat yang berkepanjangan. (AYA)
BERANI BERTANGGUNG JAWAB ADALAH SALAH SATU CIRI WATAK DAN PRIBADI YANG DEWASA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar