Renungan Harian 27 Mei - 01 Juni 2013

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 27 Mei 2013
APA DASAR ABRAHAM DIBENARKAN? (Roma 4:13-25)
Jika pertanyaan ini dilontarkan kepada orang Yahudi, pasti jawabnya atas dasar Taurat. Logika agama Yahudi dan hampir semua agama dunia: taat kaidah moral Ilahi mendatangkan perkenan dan keselamatan dari Allah. Paulus menolak pandangan ini atas dasar beberapa fakta penting ini.
Pertama, fakta sejarah. Abraham adalah nenek moyang bangsa Israel. Ia dibenarkan karena memercayai janji akan beroleh keturunan bukan karena Taurat (ayat 13). Kedua, jika beroleh keturunan Abraham itu disebabkan melakukan Taurat maka janji Allah sebelumnya menjadi sia-sia dan batal (ayat 14). Ketiga, fakta moral bahwa tidak ada seorang pun dapat menggenapi Taurat. Jadi, Taurat bukan jalan keselamatan, tapi alat pembongkaran dosa yang mendatangkan murka Allah (ayat 15). Urutan jalan keselamatan adalah: anugerah janji iman keselamatan. Urutan akibat dari menekankan Taurat adalah: Taurat usaha pelanggaran murka Allah.
Apakah iman yang membuat Abraham dibenarkan? Iman bukan bertumpu pada kekuatan kemauan Abraham sebab bila demikian iman berubah menjadi usaha. Iman yang membuat Abraham dibenarkan adalah menyambut janji Allah, berpegang pada kuasa-Nya mencipta dan menghidupkan yang mati (ayat 17b), dan berharap terus kepada Allah yang setia kepada firman-Nya (ayat 18), meski fakta dirinya dan Sarah sebenarnya tidak mungkin beroleh keturunan. Iman Abraham tidak didasarkan atas kondisi apa pun dari dirinya, tetapi didasarkan atas kuasa dan kesetiaan Allah semata.
Prinsip ini berlaku juga bagi semua manusia yang ingin "dibenarkan" seperti Abraham, menjadi keturunan Abraham (ayat 23-24). Janji Allah kepada Abraham, dari beroleh keturunan dan melaluinya banyak bangsa diberkati, kini menjadi "memiliki dunia" (ayat 13). Prinsip keselamatan bagi seisi dunia adalah iman saja bukan usaha.
Renungkan: Iman kepada Yesus yang mati dan bangkit bagi dosa-dosa kita membuat kita dibenarkan, persis seperti Abraham dibenarkan (ayat 24-25).

Selasa, 28 Mei 2013
DIBENARKAN KARENA IMAN (Roma 4:16-25)
Salah satu pengajaran penting iman Kristen adalah konsep dibenarkan oleh iman. Ini membuat Kristen unik di antara agama-agama. Semua agama menegaskan pentingnya berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan karena konsep "dibenarkan oleh perbuatan". Alkitab saja yang mengajarkan "dibenarkan karena iman".
Konsep dibenarkan oleh iman sudah muncul di PL dan mendasari kehidupan umat dalam beriman. Abraham adalah orang yang dibenarkan karena iman. Ia percaya kepada janji Allah tentang memiliki keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar. Abraham percaya dan Tuhan menyatakan dia sebagai orang yang benar (Kej 15:6).
Taurat juga mengajarkan konsep ini. Umat Israel diminta untuk melakukan ritual persembahan kurban untuk pengampunan dosa mereka. Inti ritual itu bukan pada ketaatan tetapi kepada kepercayaan bahwa inilah cara Tuhan untuk mengampuni umat-Nya. Inilah iman/percaya yang membenarkan.
Saat Habakuk bergumul dengan Allah mengenai bangsa jahat, yaitu Kasdim, yang Tuhan pakai untuk menghakimi umat Tuhan, Tuhan menjanjikan keadilan-Nya akan dinyatakan, musuh yang jahat pasti dihukum. Umat Tuhan harus tetap percaya karena melalui percaya itu mereka diselamatkan (Hab 2:4).
Konsep dibenarkan oleh iman mencapai puncaknya di PB. Tidak seorang pun yang mampu hidup benar di hadapan Tuhan (Rm 3:10) karena semua manusia sudah berbuat dosa (Rm 3:23). Status mereka adalah orang berdosa atau terhukum. Namun Kristus sudah mati bagi orang berdosa. Maka orang yang percaya pada karya Kristus itu sudah diampuni dosanya. Ia menjadi orang yang dibenarkan. Secara legal, kebenaran Kristus sudah diberlakukan kepada orang yang percaya. Dia bukan lagi orang berdosa, tetapi orang benar.
Status baru ini memberi kepastian bagi orang percaya bahwa ia sudah diselamatkan dan Tuhan menjamin keselamatannya. Saat ia gagal atau jatuh, ia berani mengakuinya dan meminta pengampunan-Nya lagi. Dengan berani, ia menjalani hidupnya di dalam ketaatan akan firman-Nya.

Rabu, 29 Mei 2013
OLEH KASIH KARUNIA MELALUI IMAN (Mazmur 131)
Apa yang dimaksud dengan iman? Abraham merupakan gambaran yang tepat untuk memahami iman. Kita tahu bahwa Allah menjanjikan Abraham keturunan dan ia akan menjadi bapak banyak bangsa (ayat 17). Bagaimana respons Abraham terhadap janji itu? Ia percaya. Padahal kondisi dirinya dan istrinya tidak memungkinkan lagi (ayat 18-19). Mereka berdua sudah berusia lanjut. Tubuh Sara sudah tidak mampu menghasilkan keturunan. Tak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk memiliki anak. Namun Abraham percaya bahwa Allah dapat menciptakan sesuatu dari yang tidak mungkin, yakni menghadirkan anak dari pria uzur dan wanita mandul. Ia percaya bahwa dengan kuasa-Nya, Allah akan mewujudkan janji-Nya (ayat 20-21) dan menembus keterbatasan fisik dirinya serta istrinya. Iman seperti inilah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran (ayat 22).
Semakin jelas bagi kita bahwa dasar pembenaran Abraham adalah iman, bukan karena melakukan Taurat atau sunat. Jika Taurat yang mendasari keselamatan manusia, maka keselamatan yang diterima tergantung pada kemampuan manusia melakukan Taurat. Padahal tak seorang pun dapat melakukan Taurat secara sempurna, yang memungkinkan ia diselamatkan. Lalu apakah pembenaran oleh kasih karunia itu melalui iman berlaku hanya untuk Abraham? Tidak. Penggenapan janji dalam Kej 17:4-5 bukan hanya berlaku bagi keturunan Abraham melalui Ishak, tetapi juga bagi semua orang karena peranan Abraham sebagai bapak bagi orang percaya (ayat 16).
Pengalaman Abraham dapat menjadi pelajaran bagi kita kini. Allah meminta iman yang sama juga ada pada kita. Kita harus paham bahwa diri kita tak mampu berbuat apa-apa agar layak memasuki hadirat Allah. Maka kita harus percaya pada Kristus yang oleh Allah, telah menjadikan diri-Nya sebagai jalan bagi manusia menuju Allah (ayat 23-25). Jalan keselamatan yang dari Allah tak pernah dapat dicapai melalui perbuatan baik melainkan hanya oleh anugerah melalui iman.

Kamis, 30 Mei 2013
PERTOLONGAN BUAYA (Mazmur 119:68-80)
Apakah Anda pernah mendengar istilah gator aid (pertolongan buaya) yang diberikan kepada sejumlah orang yang mengikuti kamp pelatihan di Florida selama Perang Dunia II? Materi pelatihan yang diberikan kepada para prajurit itu termasuk berlari melewati daerah yang penuh rintangan. Pada akhir tes yang tujuannya menguji daya tahan, mereka harus bergelayut pada seutas tali dan melintasi sebuah kolam yang lebar namun tak terlalu dalam.
Di bawah sinar matahari permukaan kolam itu berkilauan, sangat menarik hati sehingga banyak prajurit hanya menyeberang separuh kolam lalu berenang--sampai seorang letnan yang berani, memasukkan seekor buaya besar ke dalamnya. Sejak itu setiap prajurit yang hendak melompat sudah mengambil ancang-ancang hampir lima meter dari tepi kolam, dan mendarat di seberang dengan bergulingan.
Demikian pula sifat kita sebagai orang Kristen, terkadang harus dipacu oleh "dorongan" situasi yang tidak kita harapkan. Tanpa koreksi penuh kasih dari Allah dan disiplin yang sungguh-sungguh, daya tahan rohani dan kemampuan kita untuk menanggung segala sesuatu tak akan pernah bertumbuh. Jika Tuhan tidak mengizinkan kita mengalami keadaan sulit, kita akan segera terjebak dalam perasaan puas diri dan terlalu percaya diri.
Jika Anda mengalami kepedihan karena keadaan yang menekan, ingatlah perkataan Daud, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (Mazmur 119:71) [MRDII]
TANTANGAN DALAM HIDUP BUKANLAH UNTUK MENGHANCURKAN KITA
MELAINKAN MENGARAHKAN KITA KEPADA ALLAH

Jumat, 31 Mei 2013
DIPOLES SETIAP HARI (Mazmur 119:145-149)
Seorang insinyur pada sebuah perusahaan penerbangan Amerika-Norwegia Vistafgord, mengundang sejumlah penumpang untuk mengunjungi anjungan. Setelah menjelaskan cara kerja perangkat navigator, salah seorang pengunjung menyadari bahwa semua peralatan yang terbuat dari kuningan tampak berkilat seperti terbuat dari emas. "Berapa kali Anda mengelapnya sehari?" tanya penumpang itu. "Setiap hari," jawab insinyur itu. "Jika Anda berhenti mengelapnya, kilauannya akan memudar."
Perkataan itu persis seperti ucapan pianis terkenal Ignacy Paderewski. Berbicara tentang pentingnya berlatih setiap hari, ia berkata bahwa jika tidak berlatih satu hari, ia akan merasakan ada yang lain dalam permainannya. Jika ia tidak berlatih selama beberapa hari, para pengamat akan merasakan kelainan itu. Dan jika selama seminggu ia tidak berlatih sama sekali, para pendengar akan mengetahui kelainan itu.
Sang insinyur dan sang pianis memberi kita pelajaran yang sama. Sebaiknya kita tidak setengah-setengah dalam mendisiplinkan kerohanian jika kita ingin semakin serupa dengan Kristus dan jika kita ingin hidup kita menjadi kesaksian yang baik. Seperti Daud, kita harus memuji Allah setiap hari (Mazmur 145:2). Seperti jemaat Berea, baiklah kita menyelidiki Kitab Suci setiap hari (Kisah 17:11). Dan seperti Daniel, kita perlu menyediakan waktu khusus berdoa dalam sehari (Daniel 6:10).
Apakah kehidupan rohani Anda perlu dipoles? [VCG]
UNTUK MENDAPAT ROHANI YANG SEHAT,  MAKANLAH FIRMAN DAN LATIHLAH IMAN

Sabtu, 01 Juni 2013
PENGETAHUAN YANG BODOH (Amsal 4:1-13)
Dalam beberapa tahun ini, jutaan orang telah menemukan dunia komunikasi baru yang mempesona. Hanya dengan menghubungkan komputer mereka ke jaringan elektronik yang dikenal dengan nama internet, mereka kini dengan sekali tekan tuts saja segera mendapatkan sumber informasi dan hiburan yang beraneka ragam. Tidak heran bila kecanduan internet mungkin merupakan bagian dari kebudayaan kita yang paling cepat merebak.
Namun sekalipun kita berpacu menuju era informasi, janganlah sampai kehilangan sudut pandang. Data dan pengalaman visual yang melimpah bukanlah jaminan bahwa seseorang akan semakin bijaksana.
Seabad yang lalu, penyair Inggris Alfred Lord Tennyson menuliskan ratapannya, "Pengetahuan berkembang tetapi hikmat tinggal tetap." Alkitab menggarisbawahi perbedaan yang penting ini, antara pengetahuan belaka dan hikmat yang sesungguhnya. Kitab Amsal menekankan bahwa mendapatkan informasi saja tidaklah cukup; kita perlu menambah pengertian yang didasarkan pada rasa hormat yang sehat kepada Tuhan (Amsal 1:7). Rasul Paulus menunjukkan bahwa sebagian orang hanya belajar, tetapi tidak pernah menangkap kebenaran dari masalah yang sebenarnya (2Timotius 3:7).
Informasi dan teknologi dapat menjadi alat yang luar biasa. Tetapi jangan hanya mengejar pengetahuan yang tidak dapat Anda gunakan untuk hal yang baik. Hanya Alkitab, yang menceritakan Yesus Kristus kepada kita, yang memberi hikmat dan pengetahuan yang sesungguhnya (Kolose 2:3) [VCG]
HIKMAT MEMBERIKAN SAYAP KEPADA PENGETAHUAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar