RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 01 April 2013
MELIHAT TUHAN (Yohanes 20:11-18)
Ketika seseorang diliputi gejolak perasaan yang kuat, ia melihat realitas melalui "kacamata emosi". Bila sedang marah, apa pun yang dilakukan orang lain tampak salah. Bila sedang jatuh cinta, apa pun yang ada pada diri sang kekasih tampak berkilauan. Bila sedih, semua tampak sendu kelabu.
Maria Magdalena pun demikian. Ia sedang dirundung duka. Ia berdiri dekat kubur Yesus dan menangis. Di sana, ia bertemu dua malaikat. Anehnya, reaksi Maria sangat biasa. Saat malaikat itu bertanya, Maria bukan seperti orang yang sedang berbicara dengan malaikat. Ia berkata, "Tuhanku telah diambil orang ..." (ayat 13). Bahkan ketika Yesus sendiri menyapa, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapa yang engkau cari?" (ayat 15), Maria menjawab tanpa menyadari kehadiran-Nya. Ia menyangka yang menyapa adalah penjaga taman.
Betapa besar pengaruh "kacamata emosi"! Namun Yesus yang telah bangkit membuka mata Maria dengan menyebut namanya: "Maria" (ayat 16). Baru Maria terjaga dari keterpurukan perasaannya dan bersaksi: "Aku telah melihat Tuhan!" (ayat 18).
Apakah Anda sedang terpuruk begitu dalam hingga mata Anda tertutup oleh "kacamata emosi" dan tak mampu melihat Tuhan? Yesus rindu menyapa Anda, sebagaimana Anda ada, dengan nama Anda. Bangunlah, lihatlah dengan mata hati yang bening. Apa pun ikatan emosi yang sedang "memenjara" Anda, tegarlah, karena Tuhan sudah bangkit. Bangkit bagi Anda! Hadapilah pergumulan hidup dengan mata hati yang tertuju kepada Tuhan. Agar seperti Maria, Anda pun dapat bersaksi bahwa dalam kepedihan sekalipun, Anda dapat melihat Tuhan. (DKL)
SURSUM CORDA! ANGKATLAH HATIMU!
Selasa, 02 April 2013
SIKAP KRITIS DAN IMAN (Yohanes 20:24-31)
Kadang kala iman dihubungkan dengan sikap nrimo dan nonrasional. Percaya atau beriman dipahami sebagai sikap menerima apa saja yang memakai atas nama iman atau Tuhan. Bersikap kritis atau bertanya tentang logika iman Kristen dianggap sebagai sikap tidak percaya.
Paling sedikit penulis Injil Yohanes mencatat dua murid Yesus yang mengambil sikap hati-hati dan kritis terhadap-Nya. Natanael mempertanyakan apakah mungkin muncul sesuatu yang baik dari Nazaret. Ia meragukan Yesus dari Nazaret sebagai Mesias (Yoh 1:45-46). Tomas bersikap skeptis dengan menyatakan argumennya sebelum melihat dan meraba sendiri lubang paku dan tusukan tombak di tubuh Yesus yang sudah bangkit itu (pasal 20:25b). Marahkah Yesus terhadap pertanyaan dan sikap kritis Natanael dan Tomas? Tidak. Justru sebaliknya, Natanael dipuji-Nya sebagai orang Israel sejati (pasal 1:47). Bahkan Tomas dizinkan-Nya meraba luka-luka di tubuh-Nya. Tomas juga ditantang Yesus untuk menanggalkan ketidakpercayaannya itu dan sebaliknya percaya dan tetap hidup dalam iman (ayat 20:27).
Bagian terakhir ucapan Yesus kepada Tomas dalam ayat 29 ditujukan kepada para pembaca Injil Yohanes pada masanya, juga kepada kita pada masa kini. Kita tidak mungkin lagi bersikap seperti Tomas, meminta pada Yesus untuk melihat dan meraba lubang di tangan dan kaki serta lambung-Nya untuk membuktikan kebangkitan-Nya. Namun, penulis Injil Yohanes menyajikan dalam tulisannya banyak tanda yang diperbuat oleh Yesus sebagai bukti bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus tidak meminta tiap orang untuk beriman tanpa sikap kritis melainkan Ia mendorong setiap orang untuk menguji kebenaran kesaksian para penginjil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) tentang diri-Nya.
Renungkanlah: Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (ayat 29b) karena oleh iman kepada Yesus, mereka memperoleh hidup dalam nama-Nya (ayat 31)
Rabu, 03 April 2013
TUHAN BENAR-BENAR BANGKIT! (Lukas 24:13-27)
“Kejutan! Yesus hidup!" Dua orang yang berjalan dari Emaus, yang baru saja menjamu sang Penebus yang telah bangkit di rumah mereka, disambut oleh para murid dengan kabar bahwa Tuhan sudah tidak ada lagi di kuburan (Lukas 24:29-34).
Alangkah anehnya jika berita kebangkitan Yesus dianggap sebuah kejutan. Dia telah mengatakan kepada mereka berulang kali bahwa Dia akan bangkit setelah 3 hari (Matius 26:61; Markus 8:31; Yohanes 2:19). Namun, ketika Yesus disalibkan, murid-murid-Nya dirundung oleh kemurungan dan keputusasaan, meskipun mereka seharusnya bersukacita dan menantikan kebangkitan-Nya dengan penuh harap.
Hari kebangkitan-Nya adalah hari yang penuh sukacita dan kemenangan. Namun pada hari pertama kebangkitan-Nya, sebelum menyadari bahwa Yesus bangkit, mereka masih murung dan sedih. Injil Markus mengatakan bahwa mereka "berkabung dan menangis" (Markus 16:10), meski seharusnya mereka bersukacita.
Kebangkitanlah yang memberi makna pada salib itu. Kematian Kristus sendiri adalah kabar buruk, tetapi diikuti dengan kabar baik tentang kebangkitan-Nya dari kematian. Mengapa? Yesus telah menanggung dosa kita di Kalvari. Jika ada satu jiwa saja yang belum ditebus-Nya, maka Dia tentu masih berada di dalam kuburan. Kebangkitan-Nya adalah jaminan yang menunjukkan bahwa karya-Nya telah sempurna. Allah puas, dan Dia menunjukkan kepuasan-Nya itu dengan membangkitkan Yesus dari kubur (Kisah Para Rasul 13:32-33).
Haleluya! Tuhan benar-benar bangkit!. (MRD)
HIDUPLAH SEOLAH-OLAH KRISTUS MATI KEMARIN, BANGKIT PAGI INI DAN DATANG KEMBALI ESOK HARI!
Kamis, 04 April 2013
APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU? (Yohanes 21:15-25)
Suatu hari, ketika putri saya berusia empat tahun, ia bermain sepeda di depan rumah. Saat mendekati pintu depan, tiba-tiba ia mengerem dan memutar sepedanya. Dengan gaya kekanak-kanakannya, ia meminta perhatian dan berseru, "Ibu, aku mengasihimu!" Kemudian ia berlalu melanjutkan perjalanannya lagi. Sikapnya itu benar-benar meluluhkan hati seorang ibu!
Sekarang coba bayangkan adegan yang sama tetapi dengan situasi yang berbeda. Bayangkan seandainya anak itu sudah tiga kali dipanggil ke meja makan tetapi ia tidak datang. Kemudian ulangilah adegan seperti pada alinea pertama. Bayangkan seandainya ia menghampiri dan berkata, "Aku mengasihimu" lalu berputar dan kemudian pergi begitu saja. Dengan situasi seperti itu, perkataan anak kecil tersebut tidak akan menghangatkan hati siapa pun juga.
Tuhan juga sangat merindukan ucapan "saya mengasihi-Mu," yang didukung dengan tindakan nyata. Saat Dia bertanya kepada Petrus, "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes 21:15), Dia tidak puas dengan jawaban sepintas lalu, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau!" Dia menanggapi jawaban murid-Nya itu dengan berkata, "Petrus, jika engkau mengasihi Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku. Petrus, jika engkau mengasihi Aku, ikutlah Aku."
Apa jawab Anda bila Tuhan menanyakan hal yang sama kepada Anda? Apakah Anda akan menjawab, "Ya, Tuhan, Aku mengasihi-Mu"? Kata-kata tersebut akan menggembirakan hati Bapa jika Anda adalah anak yang taat. (MRDII)
MENGASIHI ALLAH BERARTI MENAATI-NYA
Jumat, 05 April 2013
KABAR BAIK (1 Korintus 15:1-19)
“Injil" adalah kata serapan dari bahasa Arab, yang merujuk kepada kitab yang dibawa oleh Isa Almasih (Yesus) ke dunia. Dalam bahasa Yunani, bahasa yang digunakan dalam penulisan Perjanjian Baru, kata untuk "injil" adalah euangelion yang berarti kabar baik (eu- "baik", -angelion "kabar").
Apakah kabar baik itu? Kabar baik ini menyatakan bahwa Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus, berkeliling melayani, dan kemudian mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Namun, tidak berhenti hanya sampai di situ. Jika Yesus mati dan tidak bangkit kembali, apa bedanya dengan orang lain? Nyatanya, kemudian Dia bangkit. Bukan bangkit seperti orang yang mati suri, yang nantinya toh akan mati juga. Bukan pula bangkit sebagai semacam roh yang bergentayangan. Tetapi, sungguh-sungguh bangkitdengan tubuh yang baru dan kekal, tubuh yang pada akhir zaman akan dimiliki juga oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Sebagian orang berusaha mengatakan bahwa kebangkitan Kristus itu hanya mitos. Tetapi, seperti ditegaskan Rasul Paulus, jika Yesus tidak bangkit, Injil itu tidak berkuasa. Di dalam kebangkitanlah kita mendapatkan bukti bahwa maut sungguh sudah dikalahkan. Bahwa hidup kita ini tidak harus dalam kematian. Sebaliknya, kematian hanyalah gerbang menuju kehidupan baru yang jauh lebih indah.
Dengan keyakinan ini, kita akan mampu menjalani hidup dengan lebih bersyukur dan berserah. Kita tahu, segala kesusahan dan perjuangan kita saat ini suatu saat akan berakhir dengan indah.(ALS)
KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH PUNCAK KABAR BAIK MEWARTAKAN BAHWA ADA KEHIDUPAN BARU BAGI KITA
Sabtu, 06 April 2013
HARAPAN YANG PASTI (1 Korintus 15:12-20)
Konrad Adenauer, mantan kanselir Jerman Barat, berkata, “Jika Yesus Kristus hidup, maka dunia memiliki harapan. Jika tidak, saya tidak dapat melihat seberkas pun sinar harapan bagi dunia.” Kemudian ia menambahkan, “Saya percaya kebangkitan Kristus merupakan salah satu fakta sejarah yang paling sahih.”
Kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita adalah satu. Demikianlah pemikiran Paulus dalam 1 Korintus 15. Dan jika Kristus tidak bangkit dari kubur, apa yang tersisa? Pengajaran yang kosong (ayat 14), kesaksian palsu (ayat 15), iman yang sia-sia (ayat 17), dosa yang tidak terampuni (ayat 17), tidak adanya kehidupan setelah kematian (ayat 18), dan tidak adanya harapan (ayat 19).
Namun, Kristus benar-benar bangkit dari kubur. Paulus menegaskan bukti kebangkitan-Nya dalam ayat 1-11. Ia menyebutkan daftar para saksi terpercaya yang menyaksikan kebangkitan Tuhan: Petrus (ayat 5), 500 orang (ayat 6), semua murid (ayat 7), dan Paulus sendiri (ayat 8).
Ketika filsuf Yunani Sokrates terbaring sekarat, teman-temannya bertanya, “Akankah kita hidup lagi?” Ia hanya bisa menjawab, “Saya harap demikian.” Sebaliknya, malam sebelum penulis dan penjelajah Sir Walter Raleigh dipenggal kepalanya, ia menulis dalam Alkitabnya, “Dari bumi ini, kubur ini, debu ini, Allahku akan membangkitkan aku.”
Jika kita memercayai Kristus sebagai Juruselamat, kita tidak akan mengatakan, “Saya harap demikian” mengenai kebangkitan kita. Kebangkitan Kristus memberikan harapan yang pasti kepada kita. (DDH)
KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH JAMINAN BAGI KEBANGKITAN KITA SENDIRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar