Mimbar Gereja u/Warta 10 Maret 2013


GIA Sby (Koblen Tengah)
Minggu, 03 Maret 2013
Oleh:  Pdt. Yakub Susabda

SALING MENGASIHI
(Yohanes 13:31-38)

Ayat 34 dan 35 adalah ayat yang sering di dengar oleh kita. Tetapi pengharapan untuk saling mengasihi suatu pengharapan yang hanya dimiliki namun sering tidak dilakukan. Sejak manusia jatuh dalam dosa manusia langsung tidak dapat mengasihi. Terbukti Adam menyalahkan Hawa dan kemudian menyalahkan Tuhan.
Didalam seluruh Alkitab ditekankan tentang kasih Allah yang sudah hadir di tengah dunia yang sudah berdosa ini.
Ada 2 kelompok manusia:

  1. Manusia memiliki dosa asal, buahnya kematian. Karena Yesus, maka dosa asal dihapus. Orang percaya di sebut benar karena Kristus (2 Korintus 5:17). Kita yang sudah percaya Yesus akan membenci dosa karena kehendak daging akan mati.
  2. Manusia baru di dalam Tuhan masih dapat berbuat dosa. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa meskipun kita sudah diselamatkan tubuh dan daging ini inginnya selalu berbuat dosa.

Saat ini panggilan Tuhan untuk saling mengasihi diberikan kepada setiap orang yang sudah lahir baru. Suami istri harus saling mengasihi. Keluarga dalam gereja harus menjadi satu tubuh.
Firman Tuhan menekankan untuk saling mengasihi. Saling mengasihi karena hakekat Allah adalah kasih. Mengasihi sekalipun orang lain berbuat jahat kepada kita. Mengasihi bukan sekedar etika. Tuhan menginginkan kehadiran anugrahNya dalam hidup kita. Orang-orang yang dekat dengan Tuhan pun (murid Tuhan) bisa saling menggigit.
Rasul Paulus pun jatuh bangun dalam hal saling mengasihi. Jangan pernah berpikir bahwa orang yang telah di dalam Tuhan selalu sempurna di dalam kasih. Kasih yang Allah berikan kepada manusia tidak selalu efektif.
Buktinya ketika Allah datang kepada milik kepunyaannya tetapi milik kepunyaanNya tidak menerimanya. Alkitab berbicara kepada kita bahwa kasih Allah sanggup menyempurnakan kasih manusia. Apa gunanya kita mengasihi orang yang mengasihi kita? Alkitab mengingatkan bahwa kasih kita harus sampai kepada tahap mengasihi orang yang membenci dan berbuat jahat kepada kita. Kita belajar dari kasih yang dari Allah yang walaupun setiap orang tidak bisa lakukan, kita harus melakukannya.
Panggilan mengasihi bukan panggilan etika, sehingga kita hanya sekedar berusaha mengasihi.
Biarlah kita menyadari keterbatasan kita yang tidak mampu mengasihi tanpa Kristus. Itulah sebabnya menempelah pada Kristus dan kita akan berbuah.

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar