Mimbar Gereja u/Warta 16 September 2012

GIA Sby (Darmo Harapan sore)
 Minggu, 09 September 2012
 Oleh:  Pdt. Menahem L. Soetedja

HAMBA DAN MAJIKAN KRISTEN
(Efesus 6:5-9)

Rasul Paulus mengatakan pada pasal 1 keselamatan adalah kasih karunia Allah dan jangan ada orang yang memegahkan diri. Memang benar bahwa saat kita percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka kita diselamatkan bukan berarti kita boleh hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri, tetapi sebaliknya orang-orang percaya kepada Yesus Kristus tentunya selalu bertanggung jawab atas kehidupan yang dijalaninya dan apa yang telah Tuhan percayakan kepada masing-masing orang percaya. Kehidupan ke Kristenan adalah kehidupan yang senantiasa bergantung, berharap serta memuliakan Allah.
  1. Status dan tanggung jawab yang sama dihadapan Allah. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka memiliki status yang sama yaitu sama-sama manusia yang berdosa yang telah menerima kasih karunia dan kemurahan Allah. Dimana sama-sama telah menerima pengampunan dosa dari Allah. Yang juga sama-sama untuk melayani dan memuliakan Allah dalam hidup ini serta sama-sama bertanggungjawab dihadapan Allah. Jadi keselamatan yang Allah berikan kepada umat tebusanNya adalah kasih karuniaNya yang pada hakekatnya manusia tidak layak untuk menerima dan tidak mampu membalas hal itu. Seharusnya kita takut dan gentar dalam melakukan segala sesuatu sebagai ucapan syukur dan terimakasih anda kepada Allah. Dalam Bagian Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini maka Rasul Paulus menyampaikan dengan tegas tentang bagaimana hidup orang-orang percaya dalam perkerjaan dimana masing-masing bertanggung jawab dihadapan Allah, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan. Rasul Paulus menyampaikan bagaimana sikap bawahan dalam pekerjaannya yaitu ia harus taat dan tulus melakukan pekerjaannya, itu berarti bawahan harus menujukkan kualitas yang baik. Kualitas yang baik inipun harus kita tunjukkan bukan karena diiming-iming sesuatu oleh atasannya tetapi karena kasih kita kepada Kristus yang diwujud nyatakan.
  2. Rasul Paulus juga berbicara tentang mentalitas bawahan maupun atasan dimana masing-masing menunjukkan sikap yang jujur dan bertanggung jawab. Ayat 5-6, Bawahan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah ditugaskan oleh atasannya tanpa melakukan kecurangan serta yang hanya menuntut haknya  sedangkan bagi atasan hal yang sama juga Rasul Paulus mengingatkan bahwa atasan bertanggung jawab untuk melindungi dan mensejahterakan bawahannya dan bukan sebaliknya yang hanya untuk mencari keuntungan atas bawahannya dan mengancam, menakut-nakuti bawahannya. Jadi tugas atasan peduli tentang kehidupan bawahannya ayat 9. Jadi baik atasan maupun bawahan harus bersama-sama melakukan tugas, kewajibannya serta tanggung jawabnya dihadapan Allah karena pada akhirnya Allahlah yang menjadi penilai yang sempurna untuk menilai apa yang telah mereka lakukan (ayat 8).
Untuk itu kita dipanggil untuk melakukan pelayanan/pekerjaan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan porsi masing-masing. Sudahkah anda dan saya melakukan hal itu dalam pelayanan/pekerjaan kita masing-masing? Yang pasti jika masing-masing melakukan seturut dan sesuai dengan firmanNya maka sesungguhnya anda adalah hamba-hambaNya. Kiranya Tuhan memberkati. Amin 

Diringkas oleh: Pdm. Anugrah Laia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar