GIA Sby (Koblen Tengah)
Minggu, 02 September 2012
Oleh: Pdt. Menahem L. Soetedja
ANAK-ANAK DAN ORANG TUA KRISTEN
(Efesus 6:1-4)
Efesus adalah surat yang di tulis oleh Rasul Paulus dan biasanya dibacakan dalam pertemuan ibadah. Kita melihat tujuan surat ini adalah untuk orang-orang kudus atau orang-orang Kristen di Efesus. Latar belakang orang Kristen di Efesus adalah non Yahudi, sehingga mempunyai ajaran dan kepercayaan yang berbeda. Tetapi ketika mereka menerima kasih karunia lewat pelayanan para rasul,maka mereka mempelajari tentang keselamatan. Demikian juga berdasarkan adat orang Yahudi pertemuan ibadah biasanya dihadiri oleh orang tua dan anak baik laki-laki atau perempuan. Dalam ayat 1 tadi dikatakan hal anak-anak. Perkumpulan anak-anak yang masih muda dan memiliki orang tua. Jadi bukan hanya untuk usia muda dibawah 12 tahun tetapi bagi mereka yang diatas 12 tahun. Mereka yang diatas 12 tahun dan masih memiliki orang tua disebut anak-anak. Dan perintahNya adalah taatilah orang tuamu. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dalam perikop ini sebagai berikut:
1. Mentaati berarti mentaati apa yang diajarkan orang tua, tidak berlaku kurang ajar pada orang tua. Taat mendengar dan di bawah artinya mendengar disertai ketundukan, tidak boleh membantah, Paulus berkata tidak hanya untuk anak-anak tetapi kepada semua orang yang hadir. Juga yang hadir disana adalah orang yang tidak mengenal Allah dan Paulus mengajarkannya. Ketika orang tua melakukan sesuatu yang tidak mengenal Allah dan tidak memiliki falsafah yang baik sehingga bagaimana kita mengajarkannya. Ketika orang tua melakukan sesuatu tidak sesuai Firman Tuhan maka anak-anak harus tetap berpegang pada Firman Tuhan bahwa ia adalah anak-anak yang sudah lahir baru. Mereka harus mentaati di dalam kesopanan dalam arti tidak membentak / membantah orang tua ketika perintah itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Di dalam ketundukannya harus menjelaskan dengan kesabaran yaitu tidak dengan caci maki kepada orang tua. Sebagaimana Kristus mengasihi jemaat. Anak-anak juga harus mengasihi orang tua. Orang tua yang di luar Kristus tetap tidak kenal Kristus karena anak-anak hidup tidak sesuai Firman Tuhan misalnya orang tua tidak melihat kehidupan yang mengalami perubahan. Anak ikut ke gereja karena merasa malas / bosan di rumah, berani pada orang tua sehingga menghabiskan waktu di gereja sehingga ke gereja tidak membawa perubahan hidup.
a. Maka ketika anak-anak sudah diperdamaikan dengan Kristus, ia juga harus diperdamaikan dengan orang tua.
b. Anak harus menunjukkan perubahan misalnya dulu malas sekarang sudah tidak malas.
Cara berbicara dengan orang tua adalah berbicara seperti cara barat yang rusak yaitu meninggi, memanggil orang tua hanya dengan namanya disertai dengan nada yang kasar. Arti ayat 1 harus dipahami dengan ayat-ayat sebelumnya bahwa kita harus mengalami perubahan. Kita hanya menuding kesalahan orang tua tanpa intropeksi diri sendiri. Ada pepatah yang unik kalau sesuatu itu baik karena saya. Jadi taat disini adalah taat yang disertai ketundukan.
2. Peran orang tua. Tanggung jawab mendidik anak adalah ayah ibu. Pimpinannya adalah ayah, karena suami adalah kepala keluarga (Amsal 6:20).
> Ayah tidak membangkitkan amarah (Amsal 19:18) Di dalam mendidik anak, orang tua tetap harus menguasai diri / emosi yang tidak tertahankan.
> Orang tua mendidik anak, berani berkata tidak. Tugas mendisiplin anak-anak membentuk karakter anak menjadi satu karakter yang baik.
Anak-anak dan orang tua Kristen berarti semuanya harus hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Firman Tuhan sebagai dasar untuk anak-anak maupun orang tua sehingga semua bisa menjalankan sesuai dengan fungsi masing-masing.
Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar