Renungan Harian 30 Juli - 04 Agustus 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 30 Juli 2012
DIA MEMILIKI APA YANG KITA BUTUHKAN(Efesus 3:8-21)

Apa yang menyebabkan Injil menjadi Kabar Sukacita? Paulus menyimpulkannya dalam Efesus 3:8 sebagai "kekayaan Kristus yang tak terduga." Orang yang menerima Kristus yang hidup dalam kehidupan mereka, dapat memperoleh kekayaan rohani-Nya dengan cuma-cuma. Namun, sudahkah kita menikmati semua yang Dia berikan kepada kita?
Bob George, seorang penulis, mengamati bahwa seorang Kristen bisa saja hidup seperti seorang ateis. Orang tersebut, dengan tidak mempedulikan doktrin yang benar, "dalam hidupnya ia menganggap bahwa satu-satunya sumber kekuatan adalah dirinya sendiri." Pandangan semacam ini benar-benar tidak perlu dan tidak berguna, sama halnya dengan membeli mobil yang kuat namun kemudian harus mendorongnya.
Rasul Paulus rindu agar jemaat di Efesus menyadari bahwa seluruh kebutuhan mereka dapat dipenuhi dalam seluruh kepenuhan kekayaan Kristus. Ia berdoa bagi mereka dan memohon agar Allah Bapa memberikan kekuatan rohani, persekutuan yang indah dengan Kristus, dan pengertian yang lebih dalam tentang kasih Allah, dan semua itu menjadikan mereka semakin serupa dengan Kristus (Efesus 3:16-19). Paulus berdoa karena ia percaya bahwa Allah dapat melakukan "jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan" (ayat 20).
Apakah Anda sedang menikmati kekayaan Kristus? Atau Anda sedang berkutat dengan kekuatan diri sendiri? Doa Paulus memberi kita alasan untuk bersyukur. Allah memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan [JEY]

Selasa, 31 Juli 2012
DOA SEORANG PEMBERITA INJIL. (Efesus 3:14-21)

Bagi Paulus memberitakan Injil berjalan seiring dengan berdoa. Doa merupakan sumber kekuatan dalam memberitakan Injil dan untuk penerima Injil. Apa isi doa Paulus? Ada empat hal yang didoakannya.
1. Paulus berdoa agar Allah menguatkan jemaat (ayat 16). Roh Kudus menguatkan batin orang percaya, dan Kristus tinggal dalam batin orang percaya. Bagi kita yang percaya Yesus, Roh Kudus dan Yesus tinggal dalam hati kita. Paulus mendoakan agar orang percaya semakin dalam memiliki relasi dengan Kristus melalui Roh Kudus.
2. Pauus berdoa agar orang percaya berakar dan berdasar dalam kash, serta menguasai semua aspek kehidupan (ayat 17). Paulus memakai metafora tumbuhan (akar) dan bangunan (fondasi).
3. Paulus berdoa agar jemaat memahami kasih Kristus (ayat 18). Paulus juga berdoa agar makin mengenal kasih Kristus.
Dengan semakin mempraktikkan kasih, kasih semakin dikenal dan dihayati. Kasih Kristus seperti apa? Lebar, panjang, tinggi dan dalam. John Stott memberi komentar yang menarik tentang hal ini: “Kasih Kristus demikian lebar sehingga meliputi semua etnis manusia, demikian panjang sehingga bertahan hingga kekekalan, demikian dalam sehingga menjangkau orang yang paling berdosa, demikian tinggi sehingga meninggikannya ke surga”.
Akhirnya, Paulus berdoa agar orang percaya dipenuhi kepenuhan Allah (ayat 19). Kepenuhan Allah berarti kelimpahan anugerah-Nya yang dicurahkan memenuhi manusia. Kepenuhan Allah dapat juga berarti kepenuhan yang memenuhi Allah sendiri yakni kesempurnaan-Nya. Arti kedua lebih dekat dengan yang Paulus maksudkan. Orang Kristen akan menjadi sempurna sama seperti Bapa adalah sempurna. Inilah keadaan orang Kristen seperti yang juga Tuhan Yesus perintahkan dalam Matius 5:48. Inilah doa Paulus kepada Allah (ayat 14). Dan Paulus percaya bahwa Allah tidak hanya mendengar doanya, juga mampu mengerjakannya (ayat 20-22).
Renungkan: Hendaknya doa-doa kita berorientasi bukan pada kebutuhan dan keinginan kita, tetapi pada maksud-maksud baik Allah yang kekal dalam Yesus Kristus.

Rabu, 01 Agustus 2012
DOA SYAFAAT UMAT (Efesus 3:14-21)

Bagi Paulus, keberadaannya sebagai narapidana bukanlah halangan untuk berkomunikasi dengan Allah, Sang Bapa yang berkuasa baik di bumi maupun di surga (ayat 14-15). Sikap optimis Paulus ini menunjukkan kepada kita bahwa kebergantungan dirinya kepada Allah bukanlah formalitas tetapi sudah merupakan bagian dari hidupnya. Di dalam doa ini Paulus memohon hal-hal hakiki agar setiap orang percaya dapat menghayati segala yang Allah sediakan, dan menjadikan itu sebagai bagian yang penting dari kehidupan. Ada tiga pokok penting yang Paulus sampaikan kepada Allah Bapa di surga. Pertama, doa agar jemaat Tuhan memperoleh kekuatan dan peneguhan Roh Allah (ayat 16-17). Kehadiran Roh Kudus dalam hidup seseorang tidak hanya bukti keselamatan, tetapi juga memberikan kesanggupan dan kekuatan untuk menjalankan kehidupan Kristen. Hal inilah yang Paulus inginkan agar diketahui jemaat saat itu dan kita di zaman ini. Kedua, doa supaya jemaat memperoleh pemahaman dan pengenalan terhadap kasih Kristus (ayat 18). Walaupun pada kenyataannya kasih Kristus melampaui segala pengetahuan, Paulus tetap menginginkan agar jemaat memahami lebar, panjang, dalam dan tinggi kasih itu. Tentu parameter yang dipakai bukan secara fisik. Ia ingin agar kita, secara pribadi, mengenal kasih Kristus yang melampaui segala sesuatu itu. Ketiga, doa untuk kepenuhan Allah (ayat 19). Allah menginginkan agar kita mengalami kepenuhan Allah, dan ukuran kepenuhan kita adalah Allah sendiri. Paulus tidak menginginkan jemaat memiliki standar ukuran yang salah dalam menguji kehidupan mereka sendiri. Standar yang benar dalam hal ini adalah Yesus Kritus sendiri.
Renungkan: Telusuri butir-butir permohonan doa Paulus ini! Masih relevankah bila itu kita doakan bagi kita, Kristen di Indonesia masa kini? Apa doa Anda bagi Kristen di Indonesia?

Kamis, 02 Agustus 2012
LANDASAN DOA (Efesus 3:14-21)

Pada umumnya orang berdoa untuk mencari kehendak Allah, dan itu dilakukan dalam kaitan dengan rencana masa depannya. Ini tidak salah. Namun mari kita lihat dimensi lain, yaitu menjadikan kehendak Allah sebagai landasan doa.
Kemarin kita melihat pemahaman Paulus mengenai kehendak Allah bagi orang percaya yaitu bahwa seluruh bangsa, baik Yahudi maupun nonYahudi, menjadi satu di dalam Kristus. Rancangan Allah yang mulia inilah yang mendasari doa Paulus dalam bacaan hari ini (14). Paulus berdoa agar jemaat Efesus dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh Allah berdasarkan kekayaan kemuliaan-Nya (16-17). Inilah kebutuhan mendasar orang beriman, yaitu kehadiran kuasa Allah di dalam hidup. Dan itu bisa terjadi bila Kristus berdiam di dalam hati mereka yang beriman kepada Dia (bdk. Yoh. 14:23). Dengan Kristus berdiam di dalam hati dan Roh Kudus menguatkan maka jemaat Efesus akan hidup seturut ajaran Kristus. Hidup yang seperti ini akan mengalami perubahan dari hari ke hari, bertumbuh dan semakin serupa dengan Kristus. Paulus juga berdoa agar orang-orang Kristen nonYahudi memahami dimensi penuh dari kasih Kristus, sebagaimana anggota dalam keluarga Allah (18). Umat yang telah mengalami kasih Kristus niscaya akan memahami kasih itu serta mau hidup dan berakar serta berdasar di dalamnya. Tujuannya, agar jemaat Efesus dipenuhi oleh kepenuhan Allah.
Doksologi di akhir doa Paulus memperlihatkan keyakinan Paulus akan kebesaran Allah. Ia memahami bahwa kuasa Allah yang melampaui segala sesuatu bekerja juga di dalam diri orang yang percaya kepada Dia, baik Yahudi maupun nonYahudi.
Doa Paulus ini dapat dilihat sebagai refleksi kebutuhan utama umat Tuhan. Jemaat akan mengalami hidup yang dinamis bila Kristus berdiam di dalam hati mereka. Hidup mereka akan efektif karena memiliki kualitas yang lahir dari kuasa Roh Kudus, pemahaman akan kasih Kristus, serta dipenuhi oleh kepenuhan Allah.Inilah yang akan menolong jemaat memahami panggilan mereka sebagai umat Tuhan di dunia ini.

Jumat, 03 Agustus 2012
ALLAH YANG MAHAKUDUS (Keluaran 20:18-21)
Bayangkan Anda sedang mengikuti sebuah ibadah. Sayangnya, dua jemaat yang duduk di depan Anda asyik berbisik-bisik. Sementara itu, jemaat lain yang duduk di belakang Anda sesekali tertawa cekikikan bersama teman di sebelahnya. Dan, ketika doa syafaat sedang dipanjatkan, sebuah telepon genggam berdering membuyarkan kekhusyukan ibadah yang sedang berlangsung.
Kini, coba kita beralih membayangkan suasana yang sama sekali berbeda, seperti yang diceritakan oleh apa yang kita baca hari ini. Saat itu segenap bangsa Israel sedang berkumpul untuk menghadap Tuhan. Dan, di hadapanNya, mereka semua gentar menyaksikan kekudusan dan kemuliaanNya. Begitu gentarnya mereka sampai-sampai mereka meminta Musa agar mewakili mereka. Dapat dipastikan saat itu tak seorang pun berani berbicara sendiri satu sama lain dan mengabaikan Allah.
Allah yang disaksikan bangsa Israel itu sesungguhnya sama dengan Allah yang kita hampiri setiap Minggu dalam ibadah di gereja. Dia adalah Allah Yang Mahakudus. Benar, karya Kristus memungkinkan kita untuk menghampiri Dia dengan penuh keberanian saat ini (Ibrani 4:16). Akan tetapi, itu bukan berarti kita kemudian tidak perlu menghormati-Nya, dan boleh mengabaikan-Nya dengan tidak sungguh-sungguh berkonsentrasi selama ibadah. Ibadah adalah pertemuan kita dengan Allah sendiri Yang Mahakudus. Itu sebabnya kita harus senantiasa mengarahkan seluruh hati, pikiran, dan perhatian hanya kepada-Nya saat menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, dan mengikuti seluruh rangkaian ibadah yang kita hadiri. (ALS)
SEBAB ALLAH YANG KITA SEMBAH MAHAKUDUS KIRANYA TUBUH DAN HATI KITA PUN SEDIA BERSUJUD

Sabtu, 04 Agustus 2012
DASAR KEYAKINAN (Daniel 10:1-21)

Baru-baru ini seorang pejabat pemerintah Amerika mengatakan bahwa kita tidak dapat memastikan bahwa sekelompok teroris atau seorang gila tidak mungkin dapat memperoleh senjata nuklir. Sebagian orang menanggapi ucapannya dengan berkata bahwa umat manusia berada di ambang kehancuran.
Meskipun demikian, kebanyakan orang cenderung berpengharapan dan tidak memikirkan kemungkinan terjadinya malapetaka seperti itu. Apakah gambaran di atas terkesan konyol dan naif? Bagaimana cara menanggapi ramalan tentang hari kiamat dengan benar?
Orang-orang Kristen yang percaya pada Alkitab bersikap optimis terhadap masa depan karena keyakinan mereka akan Firman Allah. Daniel 10 memberi kepastian akan kuasa Allah sehingga kita dapat meyakini segalanya akan berakhir dengan baik bagi mereka yang percaya pada-Nya. Daniel berpuasa dan berdoa, namun selama tiga minggu ia tidak mendengar apa-apa. Kemudian, tampak olehnya malaikat yang menjelaskan bahwa ia telah ditawan oleh roh jahat hingga Mikhael, seorang pemimpin terkemuka, datang menolongnya (ayat 13). Malaikat itu menyatakan pada Daniel bahwa meskipun pertempuran antara kekuatan yang baik dan yang jahat tersebut akan terus berlanjut (ayat 20), Allah pasti akan memenangkan peperangan itu (pasal 11-12).
Sungguh menghiburkan saat kita tahu bahwa Allah mengizinkan bangkitnya kekuatan jahat dan merancangkan kejatuhan mereka sebagai bagian dari rencana agung-Nya. Melalui semua itu, Allah menarik orang-orang yang tidak percaya untuk datang pada-Nya dan memberi kebahagiaan kekal bagi anak-anak-Nya. (HVL)
KARENA ALLAH MENGENDALIKAN SEGALANYA TAK ADA YANG PERLU KITA TAKUTKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar