RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 11 Juni 2012
MENGHITUNG HARI (Mazmur 90)
Mazmur 90 ini berbicara tentang menghitung hari. Bukan agar hari-hari segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari? Alasannya ada di dalam bagian pertama dan kedua mazmur ini (ayat 1-2 dan 3- 12). Dalam bagian pertama, pemazmur mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat 1-2). Ia melihat keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Namun demikian, di dalam bagian kedua, pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ayat 3-6). Perenungannya ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11).
Itulah sebabnya pemazmur meminta pada Allah agar dia diberikan kesadaran akan kesementaraannya, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.
Bagian terakhir mazmur ini (ayat 13-17) merupakan ungkapan harapan dari pemazmur agar Allah berbalik padanya dan membuat hidupnya bersukacita. Di dalam hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa, ia hanya dapat berharap pada Allah, Tempat Perteduhan yang kekal.
Renungkan: Mazmur ini seringkali dibaca ketika upacara penguburan dilakukan. Apakah yang Anda pikirkan ketika muncul kesadaran bahwa suatu saat Anda pun akan kembali menjadi debu? Mintalah hikmat dari Allah agar hidup Anda bermakna dan berwarna!
Selasa, 12 Juni 2012
MAJU DENGAN ANUGERAH (Mazmur 90)
Apa yang menjadi doa permohonan Musa dalam Mazmur ini? Ia meminta agar Tuhan mengaruniakan kebijaksanaan dalam hidup hingga dapat mengisinya dengan hal-hal yang baik (ayat 12). Musa menuliskan mazmur ini di penghujung hidupnya yang hampir mencapai 120 tahun. Mengapa ia masih berdoa seakan-akan umurnya masih panjang?
Musa menyadari bahwa Tuhan yang memegang kehidupan dan menentukan umur (ayat 3-6). Di hadapan Allah manusia fana dan terbatas, tetapi hidup itu sendiri merupakan anugerah yang tidak boleh disia-siakan. Maka waktu yang masih ada tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja, harus dipakai untuk memuliakan Tuhan. Musa sangat menyadari bahwa dalam kefanaannya, betapa sering ia melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan (ayat 7-11). Manusia berdosa, layak dihukum. Apa dosa Musa yang pantas dihukum Tuhan? Musa menista nama Tuhan dengan sikapnya yang lepas kendali di hadapan umat (Bil. 20:12). Tuhan menghukum Musa dengan tidak memperbolehkan dia masuk ke tanah perjanjian. Suatu penderitaan batin yang besar, seolah ia sama saja dengan umat Israel generasi pertama yang gagal masuk tanah perjanjian tersebut. Namun Musa merespons hukuman Tuhan sebagai anugerah. Walau tidak dapat masuk ke tanah perjanjian, ia masih dipercaya memimpin sampai ke perbatasan. Oleh karena itu Musa bertekad agar sisa hidupnya diisi dengan menyatakan perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan lewat perbuatan-perbuatannya sendiri yang memuliakan Tuhan (ayat 16-17).
Apakah kegagalan masa lalu membebani Anda memasuki tahun 2010 ini? Bisa masuk ke tahun 2010 adalah suatu anugerah. Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Anda untuk memperbaiki diri dan kembali setia melayani Dia. Oleh sebab itu, jangan cari alasan untuk bersikap pesimis, pasif, ataupun masa bodoh. Bangunkan tekad Anda dengan doa: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati bijaksana (ayat 12). Amin.
Rabu, 13 Juni 2012
MENGHITUNG HARI (Kolose 4:1-6)Bila kita hidup sampai 65 tahun, berarti waktu yang kita miliki adalah sekitar 600.000 jam. Anggaplah kita berumur 18 tahun saat menyelesaikan SMU, maka kita masih memiliki 47 tahun, atau hampir 412.000 jam untuk hidup setelah kelulusan itu.
Jika kita menghabiskan waktu 8 jam sehari untuk tidur; 8 jam untuk kegiatan pribadi, kemasyarakatan, dan rekreasi; dan 8 jam untuk bekerja, maka dalam 47 tahun kita memiliki 137.333 jam dalam setiap kategori. Bila kita memasukkan waktu bekerja dan bermain dalam hitungan jam, maka waktu yang terpakai mungkin terasa lama. Namun bila dilihat dalam terang kekekalan, waktu yang ada akan terasa berlalu begitu cepat. Oleh karena itu, kita harus menggunakan setiap waktu yang ada dengan bijak.
D.J. De Pree, mantan anggota Dewan Direktur RBC yang hidup sampai usia hampir 100 tahun, telah bertahun-tahun memperhitungkan usianya dalam hitungan hari. Bila Anda menanyainya, "Berapa usia Anda?" ia segera akan menjawab dalam hitungan hari. Ia mendasarkan kebiasaannya ini pada Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Kebiasaan, menghitung hari ini mengingatkannya akan perjalanan waktu yang begitu cepat dan perlunya hidup dengan memandang pada nilai-nilai kekekalan.
Setiap jam, hari, dan tahun yang datang pada kita segera akan berlalu. Oleh karenanya, entah kita menghitungnya atau tidak, pastikanlah bahwa waktu yang kita gunakan berguna bagi Kristus. (RWD)
JANGAN SEKADAR MENGHABISKAN WAKTU TETAPI INVESTASIKANLAH WAKTU ITU
Kamis, 14 Juni 2012
FAKTA-FAKTA KEHIDUPAN (Lukas 1:24-38)Tampaknya sebagian besar pergumulan kita berkisar pada hasrat untuk mengingini sesuatu yang tidak kita miliki atau keluhan karena memiliki sesuatu yang tidak kita ingini. Keinginan kita yang terdalam dan tantangan kita yang terbesar berakar sangat dalam pada usaha untuk melihat tangan Allah dalam dua fakta kehidupan ini. Di sinilah kisah Lukas tentang kelahiran Yesus dimulai.
Elisabet yang sudah lanjut usia mendambakan seorang bayi. Meskipun demikian, bagi Maria yang muda dan sudah bertunangan, kehamilan dapat menjadi aib. Akan tetapi, ketika keduanya mengetahui bahwa mereka akan mempunyai anak, mereka menerima berita itu dengan iman kepada Allah yang ketepatan waktu-Nya sempurna dan yang tidak mengenal kemustahilan (Lukas 1:24,25,37,38).
Pada waktu kita membaca kisah Natal, kita barangkali dikejutkan oleh konteks kehidupan nyata dari orang-orang yang nama-namanya sudah begitu kita kenal. Bahkan, ketika Zakharia dan Elisabet dikenai stigma oleh masyarakat bahwa mereka tidak dapat memiliki anak, kedua orang ini digambarkan sebagai orang-orang yang "benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat" (ayat 6). Dan, malaikat berkata kepada Maria bahwa ia beroleh anugerah di hadapan Allah (ayat 30).
Teladan mereka telah menunjukkan kepada kita nilai dari hati yang percaya, yang menerima jalan-jalan Allah, dan kehadiran tangan-Nya yang berkuasa, bagaimanapun kacaunya keadaan kita. (DCM)
BAGI ORANG-ORANG KRISTIANI UJIAN TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DARI IMAN
Jumat, 15 Juni 2012
HARI ESOK YANG TAK TAMPAK (Matius 6:25-34)Kita kerap kali berharap dapat melihat apa yang akan kita alami, sehingga kita dapat bersiap-siap, mengendalikan, atau menghindarinya.
Seorang yang bijaksana pernah berkata, “Walaupun kita tidak dapat melihat apa yang ada di hadapan kita, Allah dapat melihatnya.” Alangkah lebih baik dan menghiburnya kenyataan itu!
Suatu hari cucu perempuan saya yang berusia 10 tahun, Emily, dan saya merebus telur untuk sarapan. Ketika kami menatap air yang sedang mendidih dan bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan agar telur itu dapat matang dengan tepat, Emily berkata, “Sayangnya, kita tidak dapat membuka telur-telur itu untuk melihat bagaimana kondisi mereka.” Saya setuju dengan ucapannya. Karena cara itu akan merusak telur-telur tersebut, kita harus mengandalkan tebakan, tanpa adanya jaminan hasil.
Kita pun mulai membicarakan hal-hal lain yang ingin kita lihat, namun tidak dapat-seperti hari esok. Kita mengatakan bahwa sayang kita tidak dapat membuka hari esok untuk melihat apakah hal itu seperti yang kita inginkan. Namun, mencampuri hari esok sebelum waktunya adalah seperti membuka telur yang setengah matang, akan merusak baik hari ini dan esok.
Karena Yesus telah berjanji untuk memelihara kita setiap hari-termasuk hari esok-kita dapat hidup dengan iman setiap hari (Matius 6:33,34).
Saya dan Emily pun memutuskan untuk menyerahkan hari esok dengan aman di dalam tangan Allah. Sudahkah Anda melakukan hal yang sama?. (JEY)
ANDA HANYA MEMBUAT MASALAH JIKA MENGKHAWATIRKAN HARI ESOK
Sabtu, 16 Juni 2012
SATU HARI SETIAP SAAT (Matius 6:25-34)Seorang wanita tua yang sudah lemah terjatuh hingga tulang pinggulnya patah. Dokter berusaha menyembuhkannya sedapat mungkin, tetapi ia tahu wanita itu harus menjalani masa penyembuhan yang lama dan tidak mengenakkan.
Keesokan harinya, ketika sang dokter mengunjungi wanita itu di rumah sakit, ia mendapati wanita itu merasa sangat cemas. "Oh, dokter," tanyanya, "berapa lama saya harus berbaring di tempat tidur?"
Dengan bijaksana dan lemah lembut dokter itu menjawab, "Hanya satu hari, satu hari setiap saat!"
Jawaban yang bijak. Hal itu mengingatkan saya pada firman Tuhan Yesus. Dia mengajarkan hal yang sama saat berkata, "Janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34).
Bukan hanya itu, kita juga mesti ingat bahwa kesusahan esok hari mungkin saja tidak pernah terjadi. Seorang wanita saleh yang telah menjalani hidup cukup lama untuk mempelajari intisari kehidupan berkata, "Saya memiliki banyak kesulitan dalam hidup saya, tetapi sebagian besar kesulitan itu ternyata tidak pernah terjadi!"
Apakah Anda dibebani oleh kecemasan tentang apa yang akan terjadi di hari esok? Apakah masa depan Anda tampak suram dan penuh dengan kesukaran? Ingatlah bahwa anugerah dan bimbingan diberikan kepada kita bagai manna di padang gurun (Keluaran 16:4), satu hari setiap saat!. (HGB)
ALLAH MEMBERI ANUGERAH TEPAT SAAT KITA MEMERLUKANNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar