Mimbar Gereja u/Warta 10 Juni 2012

GIA Sby (Darmo harapan sore)
Minggu, 03 Juni 2012
Oleh:  Pdt. Timotius Hogiono

KASIH, KATAATAN DAN SUKACITA
 (Yohanes 15:9-11)

Dalam Injil Yohanes 15 ini merupakan bentuk percakapan antara Yesus dengan muridNya. Di dalam percakapan itu mengupas masalah hubungan Yesus dengan orang percaya. Kisah ini di latar belakangi oleh perjamuan terakhir Tuhan dan mereka akan pergi menuju Getsemani.
Ada beberapa point penting dalam pengajaran Yesus kepada murid-muridnya:
  1. Yesus memberikan pengajaran supaya kita tinggal dalam kasih Tuhan (ayat 9). Yesus memberikan gambaran diriNya sebagai pokok anggur. Tetapi gambaran itu tidak sempurna. Kasih Bapa yang sempurna yaitu dalam Yesus. Kasih Bapa melalui Yesus dinyatakan kepada kita secara sempurna. Bentuk pernyataan melalui pengorbanan Yesus untuk kita semua. Oleh sebab itu, kita diajar supaya kita hidup dalam kasih Tuhan. Kasih Tuhan merupakan pondasi dalam kehidupan kita. Bangunan kuat pasti memiliki pondasi yang kuat. Pondasi kekristenan adalah kasih Tuhan. Karena apapun yang kita lakukan segala-galanya harus dengan kasih Tuhan. Tinggallah dalam kasih Tuhan supaya kasih bisa dinyatakan pada semua orang. Kisah Kristian the lion adalah suatu kisah nyata dimana seorang warga Inggris membeli harimau liar. Harimau ini di pelihara oleh kasih sayang setelah cukup besar maka harimau ini dibebaskan. Satu kali harimau ini di pindah ke Afrika. Setelah satu tahun maka tuan John berkunjung melihat bahwa harimau ini menjadi buas. Ternyata setelah 1 tahun berpisah, harimau ini masih mengingat John yang memelihara sejak kecil. Kita melihat dalam kisah ini, bagaimana harimau yang  dipelihara sejak kecil mengingat tuannya. Demikian juga kasih kita harus diwujud nyatakan dalam kasih yang nyata sehari-hari.
  2. Kita diajarkan untuk mentaati perintah Tuhan (ayat10). Mentaati perintah Tuhan merupakan keterkaitan ketika kita hidup dalam kasih Tuhan, kita bisa mentaati perintah Tuhan. Inti ayat ini bagaimana kita bisa tinggal dalam kasih Tuhan yaitu dengan mentaati perintah Tuhan. Ini suatu bentuk tuntutan dari Tuhan. Suatu kali ada penelitian terhadap anak balita di sekolah minggu. Guru menaruh permen diatas meja dan kemudian guru itu meninggalkan kelas itu. Ternyata ketika guru tidak ada dalam ruangan itu, maka tanpa di sadari ada beberapa anak yang mulai mengambil beberapa permen. Ada anak yang mengambil, ada yang hanya diam saja. Setelah 30 tahun kemudian maka ternyata anak yang tidak taat menjadi anak yang tidak berhasil, sedangkan anak-anak yang taat menjadi anak yang berhasil. Ini adalah hasil penelitian. Kasih harus dinyatakan dalam bentuk ketaatan walaupun secara visual kita tidak melihat Tuhan, tetapi kita menyadari bahwa Dia pribadi yang maha tahu dan melihat apa yang kita lakukan. 
  3. Kita diajarkan supaya kita hidup dalam sukacita yang melimpah (ayat 11). Ketika kita sudah hidup dalam ketaatan maka kita dapat hidup dalam sukacita. Sukacita di dalam hati kita. Sukacita karena faktor luar itu adalah sukacita yang sementara. Sedangkan sukacita kita muncul dari dalam diri kita, karena Roh Kudus yang ada dalam hati kita.
Ada beberapa pernyataan dari beberapa orang yang tidak pernah mengalami sukacita sejati:
  • Voltaire: Seorang penyair Komunis Prancis. “Saya berharap bahwa saya tidak akan pernah dilahirkan kembali”
  • Jay Gould seorang yang kaya di Amerika Serikat. “Sepertinya aku adalah orang yang paling malang di dunia ini” sekalipun kekayaannya melimpah di dunia ini.
  • Alexander Agung, seorang yang pernah menjelajah 3 benua. “Aku tidak pernah mengalami kepuasan sekalipun hanya tinggal 2 benua yang belum aku kuasai.
Melalui contoh diatas, sukacita di dapat bukan karena dari faktor luar, tetapi dari dalam diri kita karena pekerjaan Roh Kudus. Marilah kita belajar untuk tinggal didalam kasih Tuhan mentaati perintahnya, sehingga sukacita yang sejati memenuhi hati kita.

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar