Renungan Harian 28 Mei - 02 Juni 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 28 Mei 2012
DIPENUHI ROH KUDUS (Kisah Para Rasul 2:1-13)

Bayangkan, misalnya di sebuah gereja sederhana di Jawa Tengah, tiba-tiba jemaatnya bisa berbahasa Jerman, Inggris, Prancis, Mandarin, Vietnam, Jepang, Korea, Spanyol, dan Italia. Betapa mencengangkan! Extravaganza! Begitulah kurang lebih yang dialami oleh para murid Yesus. Setelah berkumpul di suatu tempat, sepuluh hari sejak Yesus naik ke surga, mereka mengalami kepenuhan Roh Kudus. Diawali dengan bunyi tiupan angin keras dan lidah-lidah api yang menghinggapi mereka semua tanpa kecuali. Karena kepenuhan Roh Kudus itulah mereka lalu dapat berbicara dalam bahasa Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, Roma, Kreta, dan Arab. Orang-orang Yahudi perantauan pun tercengang bukan buatan. Mereka mendengar orang-orang Yahudi nonperantauan berbicara dalam bahasa mereka. Dan, yang mereka dengar itu adalah perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (ayat 11).
Dari sini jelas bagi kita bahwa karya Roh Kudus bermuara pada pemuliaan Allah. Jadi, adalah salah bila kita beranggapan bahwa karunia dan kepenuhan Roh Kudus terjadi untuk menunjukkan pencapaian rohani seseorang, atau untuk menggarisbawahi ranking kehidupan rohani seseorang. Lebih salah lagi, bila dipakai untuk menghakimi orang lain. Alih-alih terpusat pada diri sendiri, kepenuhan Roh Kudus terutama harus berpusat pada tindakan memuliakan Allah. Bila hal pokok ini ditindas oleh sikap egosentris dan sombong rohani, maka saatnya kita berkaca diri. Sebab pasti ada sesuatu yang salah dalam diri kita. (DKL)
KARUNIA ROH KUDUS BERMUARA PADA KEMULIAAN ALLAH BUKAN KEMEGAHAN PRIBADI MANUSIA

Selasa, 29 Mei 2012
DIPENUHI ROH KUDUS (Efesus 5:15-21)

Perkelahian dan keributan di pertunjukan musik menjadi berita yang sangat sering diliput media massa. Penyebabnya biasanya sangat sepele, yaitu saling senggol atau saling ejek. Namun, pemicu utamanya adalah karena mereka disinyalir berada di bawah pengaruh minuman keras. Minuman itu membuat mereka tidak mampu menguasai diri dan mudah melakukan tindakan di luar kendali.
Memang terasa agak aneh ketika perintah jangan mabuk oleh anggur dikontraskan dengan dipenuhi Roh Kudus (ayat 18). Namun, keduanya memang memiliki pokok pikiran yang mirip, yaitu: sama-sama dikuasai. Orang yang berada dibawah kuasa atau pengaruh anggur biasanya tidak dapat menguasai dirinya. Perkataan dan tindakannya akan kacau dan menimbulkan kekacauan. Sedangkan orang yang dikuasai atau dipenuhi Roh Kudus akan makin dapat menguasai diri. Ia akan mampu mengelola hidupnya dengan baik; perkataan maupun perbuatannya akan makin selaras dengan kepribadian Allah. Ungkapan: "Hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus" dalam tata bahasa aslinya menggunakan kata kerja berbentuk imperatif plural pasif. Artinya, kita tak bisa menghindar, berlaku untuk semua orang, dan tak perlu mantra atau rumus khusus untuk mengalaminya. Ini adalah suatu kesediaan untuk tunduk pada pimpinan Roh Kudus.
Pikiran, perkataan, dan perbuatan seperti apa yang kita tampakkan dari hidup kita selama ini? Apakah hal-hal tersebut mencerminkan kepemilikan dan kepemimpinan Allah dalam hidup kita? Dia ingin mengarahkan hidup kita untuk mengenali rencana-Nya. Izinkan Dia memimpin hidup kita dengan leluasa. (PBS)
DARI BUAH HIDUP KITA, DAPAT DITEBAK SIAPA PENGUASANYA

Rabu, 30 Mei 2012
ROH DAN FIRMAN (Yohanes 14:25-31)

Doktrin pneumatologi (ajaran tentang Roh Kudus) tak jarang menimbulkan kontroversi. Padahal kita seharusnya justru terhibur dan dikuatkan oleh pengajaran tentang Sang Penolong/Penghibur [kedua kata ini terjemahan dari kata yang sama, parakletos], karena memang itulah tujuannya. Nas ini menegaskan peran Roh Kudus dalam kehidupan seorang murid: mengajar dan mengingatkan si murid akan firman Tuhan, serta mewujudkan damai sejahtera yang ditinggalkan Yesus. Kehadiran Roh Kudus juga yang memampukan kita bersukacita atas fakta perginya Yesus kepada Sang Bapa dan janji bahwa Ia akan kembali.
Selain kontroversial, ajaran tentang Roh Kudus kadang dipandang sebagai teori teologis atau bahkan semacam takhayul Kristen. Kadang juga orang Kristen terjebak dalam pemahaman keliru bahwa Roh Kudus baru hadir ketika terjadi berbagai hal supernatural/mukjizat. Padahal tidak demikian. Roh Kudus diutus bagi para murid (ayat 16), bukan semata-mata demi mengadakan mukjizat. Roh Kudus mengajarkan kepada kita "segala sesuatu" (ayat 26), yaitu segala kebenaran Allah yang telah dinyatakan melalui Yesus, dan mengingatkan kembali firman itu. Implikasi bagi kita adalah, pertama, hidup seorang murid benar-benar dilandaskan pada firman Tuhan. Roh Kudus mengingatkan kita, supaya kehidupan berlandaskan firman itu benar-benar terjadi. Kedua, dalam menaati firman Tuhan, kita tidak mengandalkan kuasa kita sendiri. Tak jarang kita gagal menaati firman bukan karena kita tidak mau, tetapi karena kita gagal mengandalkan kuasa Roh Kudus.
Doktrin ini berpengaruh pada segenap lingkar kehidupan kita. Bahkan dalam relasi dengan pasangan, anak, dan orang tua, kita mesti mengandalkan Dia agar kelakuan kita sungguh-sungguh serasi kebenaran Alkitab. Supaya hidup kita mengasihi atau mengalami dan menyebarkan damai sejahtera Tuhan, kita tidak boleh melupakan dua hal penting: bahwa landasannya adalah firman, dan Roh Penolong itulah yang mengingatkan dan memberdayakan kita.

Kamis, 31 Mei 2012
ORANG PERCAYA DAN ROH KEBENARAN. (Yohanes 14:15-31)

Arti hidup menjadi orang percaya kepada Kristus tidak hanya berhenti pada pengakuan "aku percaya". Kristus menjelaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya harus pula mentaati segala perkataan-Nya. Taat pada perkataan Kristus menunjukkan ciri orang percaya segala abad. Demi mempertahankan ketaatan dan kesetiaan umat, Kristus sendiri mengutus Roh Kebenaran yang akan mengajarkan dan mengarahkan orang percaya semakin mengenal dan mengasihi Dia. Melalui pekerjaan Roh Kebenaran orang percaya menikmati persekutuan dengan Bapa dan Putra.
Damai sejahtera sejati. Fakta menunjukkan bahwa bagi banyak orang, kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan merupakan faktor penentu keadaan damai sejahtera sebuah keluarga maupun perorangan. Bila keadaan ini terus berlanjut, tak dapat disangkal bahwa sumber damai sejahtera yang sesungguhnya, yaitu yang berasal dari Allah, semakin kabur makna dan kehadirannya. Padahal firman Tuhan mengingatkan bahwa damai sejahtera ini tidak dapat diperoleh di luar Kristus. Damai sejahtera inilah yang dapat melenyapkan kegelisahan dan kegentaran hati. Dan, damai sejahtera ini pula yang diharapkan menjadi motor penggerak Kristen, untuk menyaksikan damai kepada sekitarnya.
Doa: Ya, Tuhan, kiranya damai sejahtera-Mu tinggal dalamku. Amin.

Jumat, 01 Juni 2012
DAMAI YANG SEJATI (Yohanes 14:25-31)

Inilah nas pertama dalam Injil Yohanes yang mengutip perkataan Yesus yang menyebutkan identitas Sang Penolong bagi para murid-Nya. Bahasa Yunani yang dipakai oleh penulis Injil Yohanes adalah Parakletos yang berarti penolong dan penghibur. Parakletos ialah Roh Kudus.
Roh Kudus akan menolong para murid mengenal kebenaran dan cara hidup dalam kebenaran-Nya. Pengajaran Roh Kudus ini tidak akan bertentangan dengan pengajaran Yesus (ayat 26). Selain itu, Roh Kudus juga akan meneruskan misi pengajaran dan pelayanan Yesus di dunia dengan membukakan pengertian para murid tentang Yesus dan karya-Nya. Pekerjaan Roh Kudus akan membuat para murid mengerti segala sesuatu dengan benar dan penuh tentang pekerjaan Allah bagi manusia. Bagi para murid-Nya, pekerjaan Roh Kudus ini akan menghasilkan damai sejahtera dari Yesus. Damai sejahtera ini tidak berasal dari dunia sebab dunia tidak mengenal-Nya (ayat 27). Dunia mampu memberikan damai, tetapi tidak akan menghasilkan sejahtera bagi manusia.
Kehadiran Roh Kudus sama dengan kehadiran Yesus. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup para murid Yesus adalah pasti karena Roh Kudus diutus oleh Yesus dan Allah Bapa. Namun tanpa kepergian Yesus, Roh Kudus tidak mungkin datang. Para murid-Nya seharusnya bersukacita karena kepergian Yesus kepada Bapa menandakan misi-Nya dari Allah Bapa telah selesai tuntas dengan sukses (ayat 28-29). Itu sebabnya, Yesus dapat kembali lagi kepada mereka untuk membawa mereka tinggal bersama-Nya di rumah Bapa (ayat 2-3). Tujuan misi ini menyebabkan Yesus rela melakukan perintah Bapa, bukan karena Ia tidak berdaya terhadap penguasa dunia yang ingin menghancurkan-Nya (ayat 30-31).
Mari kita bersyukur karena kita memiliki kepastian penyertaan Allah melalui Roh Kudus dan jaminan keselamatan kekal oleh karya Kristus yang sempurna di salib.
Renungkan: Jika damai Anda kurang, izinkan Yesus memenuhi hidup Anda.

Sabtu, 02 Juni 2012
BERHATI-HATI (Galatia 1:6-10)

Dalam acara orientasi di sebuah universitas, para peserta terpaksa menahan haus karena dilarang minum selama kegiatan berlangsung. Namun, panitia telah menyediakan seember air di sana. Karena itu, begitu acara selesai, para peserta segera menyerbu ember tersebut dan meminumnya tanpa memeriksa apakah air itu layak untuk diminum. Akibatnya, para senior memarahi mereka karena tidak berhati-hati. Ternyata, ini adalah cara panitia untuk mengajarkan tentang sikap berhati-hati.
Sikap berhati-hati semacam ini pula yang dinasihatkan Rasul Paulus. Saat itu, jemaat Galatia sedang menghadapi isu pengajaran sesat. Banyak pihak berusaha mengacaukan atau memutarbalikkan Injil (ayat 7). Jadi, Paulus menasihati mereka untuk tidak menerima begitu saja segala pengajaran baru yang mereka terima. Caranya dengan membandingkan hal baru tersebut dengan pengajaran yang telah mereka terima dari Paulus (ayat 8).
Sebagai orang percaya zaman ini, berbagai "pengajaran baru" juga menggempur kita. Isunya mungkin seputar ketuhanan Yesus, kebangkitan Yesus, mukjizat, keselamatan, Alkitab, dan lain-lain. Sumbernya bisa melalui buku yang kita baca, media massa yang membawa banyak berita, atau bahkan dari khotbah di gereja. Dan itu membuat kita ragu atau goyah. Dalam kondisi demikian, ingatlah nasihat Paulus: periksalah setiap ajaran tersebut dengan membandingkannya pada pengajaran mula-mula (yang sekarang tertulis di Alkitab). Itu sebabnya kita wajib mempelajari Alkitab dan mengerti segala kebenarannya, agar sanggup menguji setiap ajaran yang datang dan tak tersesat dalam perjalanan. (ALS)
ALKITAB ADALAH SATU-SATUNYA STANDAR KEBENARAN AJARAN IMAN KITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar