Renungan Harian 07-12 Mei 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 07 Mei 2012
ARTI MENGASIHI YESUS (Yohanes 14:15-24)

Menyanyikan banyak lagu tentang keagungan Yesus bukan jaminan bahwa si penyanyinya benar-benar mengasihi Yesus. Membangun begitu banyak gedung atau monumen yang mengusung nama Yesus pun tidak. Menulis banyak artikel seperti renungan ini pun sama saja. Nas ini menegaskan bahwa kasih murid kepada Tuhannya diwujudkan melalui ketaatan si murid pada perintah-Nya, baik dalam sikap, perasaan, dan tindakan.
Pemahaman kita tentang mengasihi Yesus makin seru karena para murid berhadapan dengan fakta bahwa Yesus naik ke surga. Arti mengasihi seperti di atas makin penting. Pertama, kita tidak ditinggalkan begitu saja, tapi memperoleh parakletos atau penolong, yaitu Roh Kudus. Sang parakletos jelas bukan manusia biasa, karena Ia adalah "Roh Kebenaran" yang menyertai kita dan diam di dalam kita (ayat 17). Artinya, dalam melakukan perintah-perintah Tuhan, kita tidak sendirian, tetapi mengalami penyertaan ilahiah. Kedua, dengan mengasihi Yesus secara sungguh-sungguh, kita menyenangkan hati Sang Bapa yang mengutus Yesus. Pemunculan figur Allah Bapa dalam Injil Yohanes bukanlah sekadar formalitas. Tema ini menandaskan bahwa apa yang dilakukan Yesus dan kita para murid-Nya merupakan bagian dari karya dan rencana Allah sejak bumi ini diciptakan. Melalui ketaatan kasih kita, kita beroleh anugerah menjadi bagian di dalamnya.
Kasih Tuhan tak pernah berubah. Namun zaman berubah, dan kita pun perlu mencari cara-cara baru dan kontekstual untuk mewujudkan kasih kita kepada Tuhan Yesus. Zaman ini menantang kita dengan perancuan nilai keluarga dan kemanusiaan; penindasan terhadap sesama manusia; perusakan lingkungan hidup; pemberhalaan kapital dan teknologi; dll. Setiap pagi hari, sebagai murid-murid Kristus, selayaknyalah kita berdoa, "Ya Tuhan, biarlah Roh Kudus menolong aku mewujudkan kasihku kepada-Mu melalui ketaatanku di tengah keluarga, lingkungan sosial dan alam, gereja, serta tempat kerjaku."

Selasa, 08 Mei 2012
ALLAH BESERTA KITA (Yohanes 14:15-24)

Sepeninggal Yesus, para murid-Nya akan menerima penyertaan yang tak pernah terputus-putus. Ia tidak akan meninggalkan para murid seperti seorang anak yatim piatu, yang tidak memiliki pelindung. Ia akan menyertai, menghibur, menguatkan mereka melalui Dia yang setara dengan-Nya, yaitu Penolong lain, Roh Kudus.
Yesus menjanjikan kehadiran Roh Kudus. Roh Kudus hadir sebagai pengajar kebenaran bagi para murid (ayat 17a). Kebenaran yang diajarkan Roh Kudus bersumber dari Allah dalam Yesus. Itu sebabnya, dunia tidak mungkin menerima-Nya sebab dunia menolak Yesus, Sang Kebenaran itu (lihat ayat 6, 22-23). Hanya seorang murid sejati yang dapat menerima kehadiran Roh Kudus dalam dirinya (ayat 17b). Bukti hadirnya Roh Kudus dalam diri murid adalah kasihnya kepada Yesus dan ketaatannya akan firman-Nya (ayat 15, 21, 23-24).
Adanya hubungan erat dan pengidentifikasian kehendak serta misi antara Yesus, Bapa, dan Roh Kudus berpengaruh pada hubungan orang beriman dengan Allah (ayat 20). Yesus dan Bapa akan hadir dalam hidup para murid yang mengenal dan mengasihi Yesus. Barang siapa mengasihi Yesus, Bapa juga mengasihinya (ayat 21, 23). Hubungan istimewa ini tidak dikenal oleh dunia melainkan diketahui oleh para murid Yesus. Mereka merasakan kehadiran Yesus dalam hidup mereka (ayat 18-20). Kapan dan bagaimana Yesus akan hadir dalam hidup mereka? Ada tiga penafsiran. Ia akan hadir setelah kebangkitan-Nya (ayat 19). Ia akan kembali pada kedatangan-Nya yang kedua (ayat 3). Ia ada di hati orang percaya melalui Roh Kudus (ayat 17).
Para murid Yesus masa kini adalah tiap orang yang mengasihi-Nya. Secara kasat mata kita tidak melihat Yesus, namun kita bersama Yesus sebab janji penyertaan-Nya terus berlaku hingga kini. Sekarang, kita hidup dalam penantian kedatangan Kristus. Mari kita wujudkan kasih kepada Allah dengan ketaatan kepada-Nya.

Rabu, 09 Mei 2012
JANGANLAH GELISAH HATIMU. (Yohanes 14:15-31)
Semua pokok yang muncul pada pasal ini masih menjadi bagian dari jawaban dan penghiburan atas permasalahan: apa yang akan terjadi kepada para murid ketika Yesus meninggalkan mereka. Penghiburan itu adalah hadirnya Roh Kudus, Roh kebenaran (ayat 17) dan Penghibur (ayat 26) yang tinggal di dalam para pengikut Yesus selamanya. Ia disebut sebagai Penolong yang lain (ayat 16) yang sederajat dengan Yesus, dan meneruskan pekerjaan Yesus. Ia mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (ayat 26). Secara tidak langsung, ini berarti bahwa Roh Kuduslah yang memampukan para pengikut Yesus untuk menaati perintah-Nya, yaitu memelihara dan melakukan segala firman dan perintah-Nya.
Roh Kudus bukan saja memberikan damai sejahtera dalam hidup orang beriman dan memampukan para pengikut Yesus untuk hidup dalam hubungan kekal dengan Yesus, tetapi juga menolong orang percaya yang hidup di dalam Yesus, dalam ketaatan dan kasih, hidup juga di dalam Bapa (ayat 23). Ketaatan dalam kasih ini akan menjadi tanda yang pasti yang membedakan orang yang sungguh beriman pada Yesus dengan yang tidak. Di sini kita melihat adanya hubungan tak terpisahkan antara iman, kasih, ketaatan, pertolongan Roh, kehadiran Yesus dan Bapa, dan pengenalan akan Allah. Semuanya terjalin indah, yang satu menjadi syarat bagi yang lain. Itu berarti pengenalan akan Allah bukanlah sebatas tahu ajaran isi iman Kristen. Pengenalan akan Allah harus seperti pengenalan Yesus terhadap Bapa-Nya yang mengalirkan sungai damai sejahtera.
Renungkan: Kajilah bagaimana pengenalan akan Tuhan, ketaatan, damai sejahtera, kasih, iman, kehadiran Roh dalam kehidupan iman Anda!

Kamis, 10 Mei 2012
TAAT ITU SEDERHANA (Kejadian 3:1-10)
Seorang anak dilarang makan permen oleh orangtuanya, karena sedang batuk. Namun ketika ia melihat satu stoples permen di meja makan yang warnanya begitu menarik, maka ia mulai tergoda. Ada keinginan untuk mengambil dan menikmati permen itu. Lalu ia teringat pada larangan orangtuanya. Hatinya bergumul. Ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak boleh makan permen selama masih batuk, tetapi keinginannya untuk menikmati permen tersebut ternyata jauh lebih besar dari larangan orangtuanya. Akhirnya, ia lebih memilih keinginan hatinya.
Demikian juga dengan Hawa. Ia tahu bahwa buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak boleh dimakan. Akan tetapi, godaan dan keinginan hatinya mengalahkan larangan tersebut. Ia melihat bahwa buah itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, apalagi buah itu akan memberi pengertian. Sungguh buah yang menarik hati. Dan, dari keinginan tersebut lahirlah perbuatan yang melanggar larangan Allah. Hingga jatuhlah Hawa ke dalam dosa karena ketidaktaatannya.
Sesungguhnya, ketaatan itu sederhana. Kita hanya diminta melakukan apa yang dikatakan Allah, tidak lebih dan tidak kurang. Namun, mengapa dalam kondisi tertentu kita sulit untuk taat? Sebenarnya yang sulit bukan perintah atau larangannya, tetapi mengendalikan keinginan hati kita. Keinginan hati yang bertentangan dengan perintah atau larangan Allah, bisa membuat kita merasa keberatan untuk taat. Mari terus kenali Tuhan dan segala kehendak-Nya, agar setiap keinginan hati kita semakin selaras dengan kerinduan-Nya. (RY)
KEATAATAN ITU SEDERHANA SAJA: LAKUKAN APA YANG ALLAH MINTA, JAUHI APA YANG DIA LARANG

Jumat, 11 Mei 2012
BAGINYA (Efesus 5:22-33)

Ketika istri saya menjalani operasi gigi, ia bebas tugas selama akhir minggu itu. Selama proses penyembuhan, saya melakukan tugas yang tidak terlalu menyenangkan bagi saya seperti merawat dia dan anak-anak. Saya memasak, mencuci piring, berbelanja untuknya, dan memandikan anak-anak. Ketika melihat semua yang telah saya kerjakan, saya berpikir, Saya berhak mendapatkan pujian ekstra dan pelayanan balasan saat ia sembuh. Namun, sebelum saya memuji diri sendiri, Roh Kudus mengingatkan saya bahwa yang sedang saya kerjakan ini merupakan suatu kehormatan bagi saya sekaligus tugas saya sebagai seorang suami kristiani.
Di zaman Paulus, banyak orang yakin bahwa kebutuhan suamilah yang diutamakan dalam rumah tangga, dan istri hanya bertugas memenuhi kebutuhan suami dan melayaninya. Namun, cara pandang kristiani sangat berbeda. Wanita dipandang sama berharganya dengan pria. Wanita tidak lagi dianggap sebagai pembantu, tetapi sebagai pribadi yang bernilai, yang menjadi fokus perhatian sang suami. Kini bukannya menuntut kaum wanita untuk melayaninya, kaum pria justru diminta untuk melayani kaum wanita!
Efesus 5:25 menggambarkan Kristus sebagai Pribadi yang mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya baginya. Ayat 29 menunjukkan bahwa Yesus mengasuh dan merawat jemaatnya. Ketika para suami berusaha semakin menyerupai Yesus, mereka mendapatkan kehormatan sekaligus tugas untuk berkorban, mengasuh, dan merawat istri mereka. (MW)
BILA ANDA BERPIKIR ANDA MENGASIHI ISTRI ANDA SECARA BERLEBIH BERARTI ANDA BELUM CUKUP MENGASIHINYA

Sabtu, 12 Mei 2012
HIDUP BERIMAN (Ibrani 11:30-40)

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata "beriman"? Bagi banyak orang, itu artinya memercayai Tuhan sanggup mengerjakan hal-hal yang luar biasa, seperti memberikan keturunan bagi Abraham yang sudah lanjut usia, membelah Laut Merah, atau meruntuhkan tembok Yerikho.
Namun, kitab Ibrani juga mencatat bahwa "beriman" termasuk memercayai Tuhan ketika Dia bekerja "di balik layar". Misalnya dalam kasus Rahab yang tidak binasa karena sudah menolong para mata-mata, atau Daud yang mengalahkan kerajaan lain dengan tentaranya (ayat 31-34). Dari sisi manusia tak ada mukjizat yang mencolok, tetapi jelas ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Yang mengejutkan, ternyata "beriman" juga termasuk memercayai Tuhan ketika Dia mengizinkan penderitaan. Ada orang-orang yang disebut beriman ketika mereka dipenjara, dibunuh, hidup dalam kekurangan, dan sebagainya (ayat 36-37).
Hidup beriman tidak menjanjikan kita untuk selalu mengalami mukjizat dan keberhasilan. John Piper menyimpulkan, "Tuhan memiliki tujuan-tujuan-Nya sendiri yang tidak kita ketahui. Dan, iman berarti kita percaya bahwa tujuan-tujuan Tuhan itu baik .... Iman berarti mengasihi Tuhan lebih dari hidup, dari keluarga, dari pekerjaan, dari rencana pensiun, ... dari impian membangun rumah, atau mengumpulkan uang. Iman berkata, 'Baik Tuhan memelihara hidupku atau mengizinkan aku menderita, aku tetap mengasihi-Nya.'" Tuhanlah upah kita (ayat 6), yang menyediakan tempat tinggal kekal kita (ayat 10), harta yang kekal dan lebih berharga daripada segalanya (ayat 26). Apakah ini menggambarkan iman Anda?. (ELS)
MAKIN SULIT KEADAAN, MAKIN BESAR IMAN YANG DINYATAKAN, BAHWA TUHAN ADALAH YANG PALING BERHARGA DAN MULIA DALAM KEHIDUPAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar