Renungan 21 - 26 Mei 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 21 Mei 2012
KETEKUNAN BERDOA! (Lukas 18:1-8)

Apa yang menyebabkan janda itu akhirnya mendapatkan apa yang dituntutnya dari hakim yang tidak peduli kepadanya? Pasti bukan karena hakim itu adil atau berbelas kasih. Bukan pula karena hakim itu takut reputasinya jelek karena menolak janda tersebut. Janda itu mendapatkan pembelaan hakim itu karena hakim itu merasa terganggu dengan sikap merongrong janda tersebut (ayat 4-5).
Perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus agar murid-murid Tuhan di dalam berdoa memiliki ketekunan seperti yang dimiliki janda tersebut. Tentunya ketekunan berdoa itu dialaskan pada hal-hal yang jauh lebih mulia. Allah bukan hakim yang masa bodoh. Allah adalah Bapa dan Hakim yang adil, yang akan membela perkara anak-anak-Nya terhadap kelaliman dunia ini (ayat 7).
Lebih jauh lagi, Allah bukan hanya akan membela perkara anak-anak-Nya, Dia akan bersegera menolong mereka (ayat 8a). Ungkapan 'segera' menolong merupakan ungkapan eskatologis. Di sini Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya bahwa hari Tuhan sudah dekat, yaitu akhir zaman sudah dekat dan pasti akan datang. Yang ditekankan di sini adalah kepastian pertolongan Tuhan bagi anak-anak-Nya. Namun Tuhan Yesus menyisakan pertanyaan buat kita. Apakah kita beriman untuk menantikan pertolongan Tuhan datang (ayat 8b)?
Renungkan: Doa yang tidak putus-putusnya adalah perwujudan iman sejati kepada Allah yang pasti menolong.

Selasa, 22 Mei 2012
APA MOTIVASI ANDA IKUT YESUS?(Lukas 18:1-8)

Ketika kita berdoa, sesungguhnya kita sedang menyatakan kebutuhan kita akan Allah. Selain itu juga menyatakan ketergantungan kita pada-Nya.
Melalui perumpamaan si janda, Yesus mengajarkan pada murid-murid-Nya bahwa mereka harus selalu berdoa dan jangan pernah menyerah sampai mendapatkan jawaban atas permohonan mereka. Lamanya penantian atas sebuah jawaban doa, hendaknya tidak membuat para murid menyerah lalu berhenti berdoa. Untuk itu perlu dipahami bahwa doa yang terus menerus dinaikkan bukanlah tanda kurangnya iman, tetapi justru merupakan ciri kegigihan orang beriman dalam berdoa. Lihat saja si janda. Meski dianggap lemah dan tidak memiliki daya apapun, ia tidak kenal kata menyerah dalam kamusnya. Meski ia harus berhadapan dengan hakim yang tidak takut pada siapapun dan mungkin saja tidak memiliki belas kasihan terhadap siapapun. (3) Karena punya semangat pantang menyerah, si janda tidak pernah diam dalam penantian akan jawaban permohonannya. Dengan gigih ia terus saja meminta. Maka pada akhirnya ia beroleh jawab! (4-5)
Bagaimana dengan kita? Kadang kala ketika masalah hidup terasa menekan, kita malah berhenti berdoa. Ketika merasa bahwa jawaban atas doa kita terlalu lama diberikan, kita berhenti menantikan campur tangan Allah dalam hidup kita. Perumpamaan ini diberikan pada kita agar kita tidak patah semangat dalam berdoa. Tidak ada seorang pun dari kita yang lebih lemah daripada si janda itu. Lagi pula, kita berharap pada Allah, yang kebaikan-Nya melebihi luasnya samudera dan kasih setia-Nya tingginya gunung. Allah pasti akan menyatakan keadilan-Nya atas Anda, orang yang dipilih dan dikasihi-Nya. Oleh karena itu hai orang percaya, meskipun ada masa Anda hampir-hampir putus asa, pantang menyerah! Jangan berhenti menantikan jawaban atas doa Anda!

Rabu, 23 Mei 2012
TETAP BERDOA (Lukas 18:1-8)
Ada beberapa hal yang seharusnya kita kerjakan, tetapi seringkali kita tidak menyediakan waktu untuk mengerjakannya, misalnya:
* Menyesuaikan pemasukan dan pengeluaran kita.
* Mengganti oli dan saringan mobil.
* Memeriksakan kesehatan.
* Berdoa.
Ya, benar, berdoa! Yesus berkata bahwa kita "harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu" (Lukas 18:1). Rasul Paulus juga mendesak orang-orang percaya untuk tetap berdoa (1Tesalonika 5:17).
Kita tahu bahwa hidup kita akan menjadi lebih kuat dan bersemangat, serta lebih siap menghadapi tantangan hidup bila kita mau berkomunikasi dengan Allah. Namun seringkali kita tidak menyediakan waktu untuk itu, dan akibatnya kita merasa kering dan lemah secara rohani.
Dalam bukunya yang berjudul Prayer: A Holy Occupation (Doa: Aktivitas yang Kudus), Oswald Chambers menulis, "Kita dapat menunda waktu yang seharusnya kita gunakan untuk bersekutu dengan Allah bila kita mengingat hal-hal lain yang ingin kita kerjakan lalu kita berkata, “Saya tidak sempat”. Tentu saja Anda tidak sempat! Ambillah waktu, tahanlah keinginan-keinginan yang lain dan gunakan waktu itu untuk menyadari bahwa sumber kekuatan dalam hidup Anda adalah Tuhan Yesus Kristus dan penebusan-Nya."
Jika kita lupa menyesuaikan pemasukan dan pengeluaran, menyervis mobil, atau memeriksakan kesehatan, kita dapat mendapat masalah yang serius. Apalagi jika kita mengabaikan doa, kita akan kehilangan kekuatan rohani kita.
Biarlah kita tidak punya waktu untuk tidak berdoa. (DCE)
JIKA KITA MERASA TERLALU SIBUK UNTUK BERDOA KITA AKAN BENAR-BENAR TIDAK DAPAT MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK ITU

Kamis, 24 Mei 2012
SENANTIASA BERDOA (Kisah Para Rasul 12:1-16)

Seorang ibu muda meminta tolong kepada utusan Injil yang bernama Gale Fields, "Cepat kemari! Anak saya hampir mati." Waktu itu, Gale sedang berada di Irian Jaya membantu suaminya, Phil, menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Orya, bahasa suku setempat. Disamping itu, pasangan tersebut juga memberikan pertolongan medis semampu mereka. Namun saat Gale memandang bayi yang terserang malaria itu, ia sadar tidak mempunyai obat yang tepat untuk menolongnya.
"Maafkan saya," kata Gale kepada si ibu, "saya tidak punya obat yang cocok untuk bayi sekecil dia." Setelah diam sejenak, Gale melanjutkan, "Tetapi saya bisa berdoa untuknya."
"Ya, lakukanlah apa saja yang bisa menolong bayi saya," jawab sang ibu.
Gale mendoakan bayi tersebut dan pulang dengan hati sedih. Sesaat kemudian, ibu muda itu datang lagi dan berteriak, "Gale, kemarilah! Lihat bayi saya!"
Karena mengira sesuatu yang buruk telah terjadi, Gale segera menghampiri bayi itu. Namun ternyata ia melihat adanya kemajuan. Demam yang berbahaya itu telah berlalu. Kemudian Gale berkata, "Tak heran orang-orang Kristen Orya belajar berdoa. Mereka tahu Allah akan menjawab setiap doa mereka."
Orang Kristen mula-mula juga pernah berdoa agar Petrus dibebaskan dari penjara. Namun ketika Allah menjawab, mereka malah "tercengang-cengang" (Kisah Para Rasul 12:16). Sering kali kita juga bersikap demikian. Seharusnya kita tidak perlu terkejut ketika Allah menjawab doa-doa kita, karena kuasa-Nya sungguh besar dan tak terbatas. (JDB)
POSISI TERKUAT DI BUMI INI ADALAH BERLUTUT DI HADAPAN TUHAN SEMESTA ALAM

Jumat, 25 Mei 2012
BERDOA SESUAI KEHENDAK-NYA (Roma 8:18-30)
Pernahkah Anda bingung saat hendak berdoa? Misalnya saja saat menghadapi penyakit. Haruskah berdoa minta kesembuhan atau mohon kekuatan untuk menanggungnya? Permintaan mana yang akan didengar Tuhan? Haruskah berdoa untuk keluar dari sebuah tempat yang sulit atau mohon kasih karunia untuk bertahan? Pada satu titik, saya sempat berhenti berdoa karena merasa tidak yakin apakah saya berdoa sesuai kehendak Tuhan.
Bacaan hari ini memberi penghiburan luar biasa: "Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita". Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa sebagai anak-anak Tuhan, mereka memiliki pengharapan yang mulia, sekalipun mereka masih hidup di tengah berbagai penderitaan, keluhan, dan kesakitan di dunia ini (18-25). Dalam kelemahan itu, kita yang rindu berdoa dengan penuh iman pun acap kali tidak tahu pasti apa yang Tuhan mau. Syukur kepada Tuhan, ketika kita mengeluh dengan kerinduan bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan (ayat 18-19), Roh Kudus membantu kita berdoa sesuai kehendak-Nya (ayat 27). Dan, ketika Roh Tuhan sendiri yang berdoa, bukankah Dia pasti mendengarkan?
Ada hal-hal yang jelas kita kenali sebagai kehendak Tuhan, misalnya hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan. Namun, kita tidak diminta mengetahui tiap detail kehendak-Nya. Dia memahami ketidaktahuan kita, dan karena itu Roh-Nya berdoa bagi kita. Yang diperhatikan-Nya bukan ketepatan kata, melainkan kesungguhan hati yang merindukan kemuliaan-Nya dinyatakan. Bersyukurlah bahwa karya Tuhan tidak dibatasi oleh kelemahan kita. Tetaplah datang kepada-Nya di tengah situasi sesulit apa pun. (ELS)

Sabtu, 26 Mei 2012
KITA  AKAN SERUPA DENGAN DIA! (Kisah Para Rasul 2:22-36)
Pada suatu musim gugur, cucu-cucu lelaki saya mengumpulkan banyak kepompong yang mereka temukan di sebuah rawa. Mereka menggantung kepompong-kepompong yang kering, tidak menarik, dan tak berbentuk itu di tempat yang sejuk selama musim dingin. Ketika musim semi tiba, mereka memindahkan kepompong-kepompong itu ke tempat yang hangat terkena cahaya matahari. Segera saja dari kepompong itu muncul makhluk yang indah, yang dengan anggun mengembangkan sayapnya dan bersiap-siap terbang ke angkasa. Warna-warnanya begitu indah tak terkatakan, dan tatkala ia mulai mengepak-ngepakkan sayapnya yang lembut ia tampak luar biasa mengagumkan.
Benar, musim semi merupakan saat kebangkitan. Namun, munculnya kupu-kupu tadi bukanlah kebangkitan dari kematian, melainkan suatu metamorfosis kehidupan, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan oleh kehidupan yang ada di dalamnya. Namun kebangkitan Yesus Kristus adalah kehidupan yang timbul dari kematian, yang juga merupakan suatu metamorfosis. Seperti halnya Yesus bangkit dengan tubuh yang penuh kemuliaan, demikian pula dengan kebangkitan kita kelak. Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi "mengubah" dalam Filipi 3:21 merujuk pada arti "berubah bentuk" atau "metamorfosis." Karena Yesus bangkit dari kubur, kita dapat meyakini bahwa tubuh kita akan diubahkan dan dibentuk serupa dengan tubuh kemuliaan-Nya.
Benar. Suatu hari kelak kita akan menjadi serupa dengan Dia. (MRD)
KITA AKAN MENCERMINKAN KEMULIAAN KRISTUS TATKALA KITA BERTEMU DENGAN-NYA MUKA DENGAN MUKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar