Renungan Harian 20-25 Juni 2011

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 20 Juni 2011
ALLAH PENYELAMATKU (Mazmur 18:1-20)

Saat kehidupan mencapai puncak kejayaan, siapakah yang menjadi kebanggaannya? Diri sendiri atau Tuhan? Mazmur 18 hampir sepenuhnya sejajar dengan 2 Samuel 22. Dalam konteks 2 Samuel, mazmur ini dimengerti sebagai perayaan puncak keberhasilan Daud sebagai raja karena penyertaan Tuhan. Namun konteks Mazmur 18 lebih spesifik, luputnya Daud dari musuhnya (1) karena pertolongan Tuhan.
Mazmur 18 adalah mazmur syukur atas pertolongan Tuhan. Daud mengalami Tuhan sebagai sandaran yang benar-benar dapat diandalkan. Serangkaian sinonim, seperti gunung batu, kota benteng, kubu pertahanan, dst. yang menggambarkan keandalan Tuhan itu diungkap di ayat 2-3. Namun, Tuhan lebih dari gambaran pasif sesuatu yang besar, kuat, kokoh, dan tak tergoyahkan. Dalam ayat 8-20 Tuhan digambarkan sebagai aktif dalam kemahakuasaan-Nya menyelamatkan Daud. Sejarah Israel menyaksikan Allah hadir dalam bentuk gejala alam yang dahsyat (lihat Kel. 19) bahkan mengendalikan alam untuk sebagai sarana penyelamatan umat-Nya (lihat Kel. 15). Allah bukan hanya mengendalikan alam, tetapi juga menunggangi makhluk surgawi untuk menyatakan kekuasaan-Nya yang tak terbatas (11). Kerub adalah malaikat yang dipahatkan pada tutup pendamaian di tabut perjanjian (Kel. 25:17-22).
Bagi Daud dikejar-kejar hendak dibunuh Saul yang pada waktu itu adalah raja Israel, ataupun di kemudian hari dikudeta dan hendak dibunuh juga oleh putranya sendiri, Absalom, adalah pengalaman nyata yang menakutkan. Pengalaman tersebut memperlihatkan kedahsyatan Tuhan yang telah meluputkan dirinya dari tangan para musuh. Malah Tuhan menjanjikan Daud dan keturunannya kelak akan ada terus menerus di takhta kerajaan Israel. Kita sebagai anak-anak Tuhan pun bisa mengalami hal-hal yang menunjukkan bahwa Tuhan kita bisa diandalkan karena hanya Dialah penyelamat kita.

Selasa, 21 Juni 2011
MELALUI PENGALAMAN BERAT (Mazmur 18:1-20)

Ungkapan pertama pemazmur kepada Allah menyentuh hati kita, "Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan kekuatanku!" (ayat 2). Ini menggambarkan kualitas hubungan tertinggi dalam diri pemazmur dengan Tuhan. Bagaimana proses sampai ia tiba dalam hubungan semesra itu dengan Tuhan?
Jawaban pertanyaan itu ada dalam pengalaman hidup berat yang telah dialami pemazmur, ia telah terbelit oleh bisa yang mematikan (ayat 4-6). Namun Allah mendengar jerit si lemah yang tak berdaya itu (ayat 7). Pengalaman itu membuat pemazmur makin yakin akan kebaikan dan kasih Allah.
Dalam mazmur ini ada dua macam bahasa perlambangan yang dipakai untuk melukiskan sikap dan tindakan Allah yang telah dialami pemazmur. Pertama, Allah dalam bahasa perang: perisai, kubu pertahanan, kota benteng (ayat 3). Sungguh Allah ikut campur menyelamatkan orang yang mempercayakan diri pada Dia dari berbagai ancaman dalam hidup. Kedua, Allah dalam bahasa pengalaman menghadapi kuasa dahsyat alam (Allah gunung batuku, tempat perlindungan, ayat 3b). Kekuatan alam selain bisa mengungkapkan kekuatan penghancur, juga mengungkapkan kekuatan penyelamatan dan perlindungan. Dalam mazmur ini kekuatan penghancur dalam alam dan peperangan menjadi alat Allah untuk menghancurkan musuh orang beriman.
Pengalaman hidup yang berat menyadarkan pemazmur akan keterbatasannya dan kesempatan untuk bergantung pada Allah. Pengalaman menakjubkan itu melahirkan puji-pujian kepada Tuhan (ayat 2-4). Tuhan bagi pemazmur bukan lagi teori tetapi nyata sebagai bukit batu dan gunung batu yang tak tergoyahkan; kubu pertahanan dan kota benteng, tempat persembunyian dari musuh; perisai, penangkal senjata musuh. Maka ketika Anda mengalami beratnya hidup, cari dan alamilah Tuhan dalam kesempatan berharga itu. Jadikan pengalaman hidup berat menjadi proses pendidikan melalui mana Allah makin nyata bagi Anda. Kasih Anda pun kelak makin mesra pada Dia.

Rabu, 22 Juni 2011
UCAPAN SYUKUR ADALAH SEBUAH JENDELA (Mazmur 18)

Perkataan manusia, apalagi seorang pemimpin bangsa, cenderung lebih transparan menampilkan isi hati seseorang bila didasarkan perasaan gembira dan puas ketimbang perasaan-perasaan lain. Misalnya ketika seorang pemimpin mensyukuri adanya suatu ideologi pemersatu, sah bagi kita untuk bertanya apakah hak untuk berbeda pendapat cukup dipedulikan oleh sang pemimpin? Mazmur syukur ini adalah sebuah jendela yang terbuka untuk kita tilik, terutama bagi kita yang menjadi pemimpin, pada level mana pun.
Kita dapat melihat jejak-jejak kejayaan Daud dan juga keturunannya yang menjadi raja Yehuda di dalam mazmur ini; betapa raja sanggup mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan Tuhan yang berpihak dan membantunya. Tuhan digambarkan sebagai pahlawan perkasa menyelamatkan sang raja (ayat 8-16), dan juga pembimbing sang raja saat ia maju berperang (ayat 31-45,48-49). Singkatnya, Allah adalah penyelamatnya (ayat 3-4,17-20,28,47,51). Mazmur ini juga memperlihatkan hubungan yang seperti apa yang dimiliki oleh sang raja, sang pemimpin bangsa. Kalimat pertama sudah mengejutkan (ayat 2). Kata kerja Ibrani rakham yang diterjemahkan di sini "mengasihi" lebih lazim dipakai untuk kasih Allah. Tampak betapa ucapan syukur sang raja dimulai dari perasaan yang dalam dan akrab kepada Allahnya. Tidak hanya perasaannya, sang raja juga menunjukkan bahwa ia taat mengikuti perintah dan kesuciannya di hadapan Allah (ayat 21-27). Kedua hal inilah keakraban dan ketaatan dalam tindakan yang seharusnya juga menjadi bagian dari karakter tiap pemimpin, terutama kita orang percaya yang diberikan kepercayaan untuk memimpin dalam situasi level mana pun.
Renungkan: Makin berkuasa dan sukses seorang pemimpin, semakin besar ia harus membutuhkan Allah dan berutang syukur kepada-Nya.

Kamis, 23 Juni 2011
TERDAMPAR (1 Raja-raja 19:1-10)

Dalam film berjudul Castaway, Tom Hanks berperan sebagai Chuck Noland, seorang manajer Federal Express yang sangat menghargai waktu. Ia terdampar di sebuah pulau padang gurun terpencil. Karena hubungannya dengan manusia dan kenyamanan modern terputus sama sekali, mau tak mau ia harus mempelajari keterampilan primitif manusia gua. Ia melakukan usaha ekstra untuk belajar menangkap ikan, membuat api dengan menggesek-gesekkan ranting, dan memecah kelapa untuk mendapatkan air serta dagingnya yang manis. Film tersebut begitu kaya akan pemandangan tentang betapa sulit hidup jadinya bagi seseorang yang terdampar di padang gurun.
Dalam Alkitab, padang gurun sering menjadi latar karya agung Allah di hati manusia. Yesus biasa menyepi ke padang gurun untuk berdoa dan mendapatkan petunjuk (Mrk. 1:35). Dengan latar yang hampir sama, Allah memberi makan Nabi Elia yang sedang putus asa dengan makanan surgawi (1 Raj. 19:1-10), dan di padang gurun, seorang Etiopia merenungkan Injil (Kis. 8:26-40). Setelah bertobat, Paulus menyepi ke padang gurun di Arab dan diajar oleh Roh Kudus (Gal. 1:15-18).
Apakah Anda juga sedang merasakan pengalaman "padang gurun"; terkucil dari teman-teman dan keluarga? Jika ya, barangkali Tuhan ingin mengajarkan kepada Anda iman dan kegigihan, yang tak akan pernah Anda pelajari dalam kerumunan orang-orang sibuk. (HDF)
ALLAH MENYERTAI ANDA DI "PADANG GURUN" YANG PALING GERSANG

Jumat, 24 Juni 2011
TUJUAN HIDUP (Matius 6:25-34)

Mungkin kita masih ingat sebuah lagu Sekolah Minggu yang syairnya berkata, "Apa yang dicari orang? Uang! Apa yang dicari orang siang malam pagi petang? Uang, uang, uang, bukan Tuhan Yesus". Ya, uang. Sudah sekian lama uang menjadi tujuan utama yang dicari manusia semasa hidup di dunia ini. Orang bekerja keras dan memeras keringat hanya untuk uang. Sampai muncul istilah "dengan uang semua bisa diselesaikan".
Manusia rela melakukan apa saja demi uang. Mulai dari yang bekerja lembur siang malam, menggaruk-garuk tempat sampah, menjual baju bekas, atau apa saja, bahkan sampai menjual anak hanya demi uang. Rasanya uang sudah menjadi segala-galanya bagi manusia. Uang bisa mengalahkan keluarga, bahkan Tuhan dalam hidup manusia. Memang benar, uang sudah menjadi tujuan hidup manusia.
Ketika Tuhan berbicara supaya kita jangan kuatir akan kebutuhan hidup termasuk uang, bukan berarti Dia menyuruh kita untuk tidak bekerja. Tuhan tidak menyuruh kita hanya ongkang-ongkang kaki dan menanti berkat Tuhan turun dari langit. Sebab Tuhan sendiri menentang kemalasan (Amsal 6:6). Namun, di sini kita diingatkan bahwa yang seharusnya menjadi tujuan utama hidup manusia bukan uang, melainkan Tuhan. Mengapa? Karena Tuhanlah sumber dari segala sesuatu, termasuk apa yang kita butuhkan.
Manakala manusia kehilangan tujuan utama dalam hidup, maka manusia akan kehilangan arah. Dan ketika manusia kehilangan arah, maka kekuatiran hiduplah yang akan timbul. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk kembali ke tujuan utama hidup yang sudah Allah tetapkan. (RY)
TUJUAN YANG SALAH AKAN MEMBUAT KITA KEHILANGAN BANYAK HAL YANG BERARTI DI DALAM HIDUP
Sabtu, 25 Juni 2011
BERKAT DI BALIK NYANYIAN (Kisah para rasul 16:19-25)

Nyanyian dalam kehidupan umat kristiani memiliki tempat yang sangat penting; bukan hanya dalam ibadah formal, melainkan juga dalam hidup sehari-hari. Melalui nyanyian yang kita naikkan atau dengarkan kita bisa merasakan, bahkan mengalami, kasih dan kuasa Allah. Seperti yang dirasakan dan dialami oleh Paulus dan Silas.
Karena fitnah, Paulus dan Silas mengalami penganiayaan dan dipenjarakan (ayat 23). Bahkan juga dibelenggu dalam pasungan yang kuat (ayat 24). Tetapi, mereka tidak mengeluh ataupun berputus asa. Pada ayat 25 dikatakan demikian: "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." Lalu terjadilah gempa bumi yang hebat. Semua pintu penjara terbuka, dan mereka terlepas dari belenggu (ayat 26).
Mungkin sekarang ini Anda tengah mengalami penderitaan yang hebat; kesulitan dan persoalan bertubi-tubi datang menerpa, beban hidup terasa berat, masa depan suram tidak menentu. Anda pun seolah hidup dalam penjara kepahitan. Jangan kecil hati, naikkanlah pujian. Seperti nyanyian ini: "Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku. Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya. Tuhanlah yang membimbingku; tanganku di pegang teguh. Hatiku berserah penuh, tanganku di pegang teguh" (Kidung Jemaat no. 410. Judul asli: He Leadeth Me). Resapi syairnya. Hayati musiknya. Rasakan kasih dan kuasa Allah melaluinya. Mungkin masalah Anda tidak lantas selesai, tetapi setidaknya iman Anda akan dipulihkan, pengharapan Anda dikobarkan, dan kasih Anda diteguhkan. (AYA)
NYANYIAN PUJIAN AKAN MEMBAWA KITA SELANGKAH LEBIH DEKAT DENGAN TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar