Mimbar Gereja u/Warta 19 Juni 2011

GIA Sby (Darmo Harapan sore)
Minggu, 12 Juni 2011
Oleh:  Pdt. Martinus Duryadi

PERCAYA AKAN KASIH SETIA TUHAN
(Mazmur 13:1-6)

Pendahuluan: Setia: Sebagai suatu kata kerja dalam bahasa Indonesia untuk membuktikannya apakah sesuatu yang layak disebut dengan kata setia perlu beberapa tahapan:
  • Tahapan waktu.
  • Tahapan ujian berbagai persoalan.
  • Tahapan terbukti dalam keadaan hidup namun tetap seperti semula.
Mazmur 13:1-6 merupakan pergumulan pemazmur yang menghadapi persoalan hidup.
  • Persoalan menjadi diperberat karena ejekan dan olokan orang-orang yang menentang dan menempatkan diri sebagai musuh.
  • Yang diejek bukan ketidakmampuan diri pemazmur tetapi Allah pemazmur.
  • Namun kepercayaan pemazmur akan kasih setia Allah lebih besar dari semua persoalan.
Pergumulan pemazmur dalam hal jarak ayat 1.
  • Bagi manusia jarak sering menjadi persoalan, tetapi tidak bagi Allah.
  • Pertanyaan pemazmur bukan pada kualitas Allah tetapi pada kapan kesempatan Allah menunjukkan kekuatanNya.
  • Kata kerja yang digunakan dalam pergumulan pemazmur bukanlah kata kerja yang melekat atau biasa dilakukan Allah.
Pergumulan pemazmur dalam hal persoalan ayat 4-5:
  • Pergumulan yang berat membuat pemazmur lelah yang terpancar di pandangan mata, tertidur dan tertutup.
  • Propokasi para musuh membuat pemazmur seperti kehilangan muka karena tetap bertahan dalam kepercayaan.
  • Namun semua itu tidak membuat pemazmur berpaling dari Allah yang selama ini diyakini sebagai Allah yang benar.
 Kesetiaan Allah terbukti benar ayat 6:
  • Pemazmur mengenal bahwa Allah adalah pribadi yang setia.
  • Allah membuktikan karya penyelamatanNya.
  • Perbuatan Allah dinyatakan dengan segala kebaikanNya.
Penutup:
  • Jangan pernah meragukan Allah sekalipun dunia sekitar kita mempropokasi kita untuk berpaling dari Allah.
  • Menantikan dan berharap pada Tuhan itu pasti.
  • Jangan pernah mempertanyakan kasih setia Tuhan.
  • Nikmati kasih setia Tuhan sekalipun harus melalui jalan yang panjang dan terjal.

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar