Mimbar Gereja u/Warta 13 Maret 2011

GIA Sby (Bromo pagi)
Minggu, 06 Maret 2011
Oleh:  Pdt. Benijanto Sugihono

MELIHAT KE DALAM (Matius  7:1-5)

Ada sebuah kisah kapal uap yang ada di London, yang akan dicoba untuk dilayarkan. Banyak orang yang tengah menunggu di tepi sungai menanti melihat kapal yang akan digerakkan oleh uap. Banyak kata-kata negatif yang keluar dari mulut mereka. Diantara mereka ada yang mengatakan: pasti kapal itu tidak bisa jalan. Namun apa yang terjadi? ternyata bisa jalan. Kata yang kedua pasti tidak bisa mundur, dan yang ketiga pasti tidak bisa belok kanan-kiri tetapi tenyata kapal itu bisa berjalan, mundur dan juga belok ke kanan ke kiri. Melalui kisah ini, inilah yang sering kita lakukan bahwa seringkali kita mengatakan hal-hal yang negatif terhadap sesama kita.
Hari ini kita mendengar bagaimana kita harus melihat ke dalam. Bacaan yang kita baca bagaimana Yesus mengajarkan untuk tidak menghakimi. Tuhan Yesus mengajar orang banyak dan pengajaranNya penuh kuasa. Khotbah Yesus di bukit seringkali mengkritik orang Farisi dan orang munafik. Yesus memberi pengajaran untuk tidak menghakimi. Ada ibarat, kita melihat selumbar di mata saudara kita tetapi balok dimata sendiri tidak kita lihat. Bagaimana hal itu terjadi? Kita harus melihat ke dalam / intropeksi.
Seringkali kita mudah menghakimi / mengatakan hal-hal negatif. Firman Tuhan mengatakan apa yang kita ukurkan kepada saudara kita itu akan diukurkan kepada kita. Yang harus kita lakukan adalah melihat diri sendiri dulu baru melihat diri orang lain.
Ada suatu contoh di dalam Alkitab Lukas 19:1-10, seorang bernama Zakheus, seorang pemungut cukai: Zakheus seorang yang pendek bahkan cebol, dia rindu bertemu Yesus dan untuk bertemu dengan Yesus, dia harus naik pohon ara. Setelah bertemu dengan Yesus, lalu Zakheus makan bersama-sama dengan Yesus. Apa yang terjadi? Orang banyak juga menuding Yesus dengan mengatakan: Dia menumpang di rumah orang berdosa. Demikian juga orang banyak menuding Zakheus sebagai orang berdosa karena Zakheus sebagai kepala pemungut cukai. Jadi orang banyak menuding dan menghakimi kepada Yesus juga kepada Zakheus.
Tetapi kemudian Zakheus berusaha untuk melihat diri ke dalam sehingga tidak menyalahkan orang lain, tetapi mulai mau berusaha mengoreksi & memperbaiki keadaannya. Apa yang telah Zakheus perbuat  yaitu memeras orang lain akan dikembalikan 4 kali lipat.
Ketika ada seorang berbuat kesalahan itu akan menjadi sarana untuk mengoreksi keberadaan kita. Apakah diri kita juga melakukan hal yang sama.
Dari pengalaman Zakheus kita belajar satu hal untuk tidak cepat-cepat mengeluarkan kata-kata negatif / menyalahkan orang lain tetapi lihat diri sendiri terlebih dahulu.
Kita dibenarkan oleh Firman Tuhan. Firman Tuhan diperlukan untuk kehidupan kita dari hari ke hari. Firman Tuhan yang mengoreksi kehidupan kita. Kita tidak menjadi orang yang mudah mengalahkan orang lain tetapi kita mengoreksi / melihat diri sendiri. 
    
Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

1 komentar: