Renungan Harian 10-15 Mei 2010

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 10 Mei 2010
KETIKA CINTA HARUS MEMILIH! (Kejadian 22:1-24)
Allah mengasihi kita, memberikan berkat-berkatNya yang melimpah kepada kita. Kita mengasihi Allah oleh karena segala berkat yang dinyatakanNya untuk kita. Namun, kita harus beranjak dari situ, kita harus dapat mengasihi Allah karena DiriNya, bukan semata karena berkat-berkatNya! Itu yang sedang diuji dari diri Abraham. Ujian itu tidak tanggung-tanggung! Berkat yang paling berharga, yang paling prestisius, yang telah dibuktikan pantas didapatkan sekarang harus dilepas oleh pilihan mengasihi Allah.
Sebenarnya perikop ini tidak mengungkapkan pergumulan pribadi Abraham ketika diperhadapkan dengan pilihan menyerahkan Ishak untuk dikorbankan karena ketaatan dan kasihnya kepada Allah, atau mempertahankan Ishak oleh karena kasih kepada diri sendiri. Namun, dengan imajinasi kita mencoba menangkap perasaan terdalam hati seorang ayah, baik dari sisi pribadi pun kehidupan sosial masyarakat. Bagi Abraham, anak yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun ini, yang telah membuatnya lelah secara fisik dan batin, adalah suatu harta kesayangan yang tidak mungkin dilepaskan. Secara sosial masyarakat, memiliki ahli waris kandung berarti meneruskan nama dan prestise keluarga. Pasti dua hal ini berkecamuk dalam hati Abraham. Belum lagi memikirkan pertanyaan teologis apakah kini Allah membatalkan janjiNya?
Apapun pergumulan pribadi Abraham, ketetapan hati untuk lebih mengutamakan Allahlah yang membuat ia taat untuk mempersembahkan Ishak di mezbah. Kasih kepada Allah mengalahkan keinginan Abraham untuk mempertahankan hak miliknya. Oleh sebab itu, Allah semakin memperjelas pengenalan Abraham akan Allah dan rencanaNya (ayat 16-18).
Renungkan : Saatnya akan tiba, Anda harus memilih mempertahankan hak, diri, keluarga, apa saja yang Anda kasihi atau melepaskannya demi kesetiaan dan kasih kepada Kristus!

Selasa, 11 Mei 2010
UJIAN IMAN DAN BERKAT YANG MENGALIR (Kejadian 22:1-24)
Seperti api memurnikan emas, Allah memurnikan iman Abraham lewat situasi sulit. Pagi itu, Abraham memulai tindakan ketaatan terbesar dalam catatan sejarah hidupnya. Dalam tahun yang lewat, ia sudah banyak belajar untuk menaati Allah. Kali ini ketaatannya menjadi sempurna.
Mengapa Allah meminta Abraham mengorbankan manusia? Padahal Allah mengutuk bangsa kafir mempraktikkan pengorbanan manusia (Im. 20:1-5). Sebenarnya Allah tidak menginginkan kematian Ishak, melainkan ingin menguji apakah kasih Abraham lebih besar kepada pemberian Allah (Ishak, anak tunggalnya) atau kepada Sang Pemilik hidup. Tujuan dari ujian iman adalah memperkuat karakter dan memperdalam komitmen kita kepada Allah, sekaligus memahami waktuNya yang tepat. Melalui pengalaman berat ini, Abraham memperteguh komitmennya dalam menaati Allah. Pemeliharaan Allah sempurna, mengatasi segala kebimbangannya. Memang berat untuk melepaskan apa atau siapa yang sangat kita kasihi. Namun saat kita memberikan kepada Allah apa yang Ia kehendaki, yang Ia kembalikan ternyata lebih dari apa yang dapat kita bayangkan. Keuntungan rohani dari berkat-berkat-Nya selalu melebihi segala pengorbanan kita. Karena iman dan ketaatannya, berkat bagi Abraham berlimpah. Keturunan Abraham diberikan kemampuan untuk menaklukkan musuh-musuh (ayat 17), bahkan mereka akan memberkati dunia. Janji Allah kepada Abraham benar dan sudah digenapi. Keselamatan datang melalui keturunannya, Israel, dan secara khusus melalui Tuhan Yesus Kristus.
Sangat sering kita berpikir bahwa berkat-berkat Allah adalah sebatas pemberian-pemberianNya yang mengagumkan untuk dinikmati sendiri. Namun kita belajar dari perjalanan kehidupan iman Abraham bahwa pada saat Allah memberkati, berkat-Nya ternyata selalu ditujukan agar mengalir kepada banyak orang. Sudahkah kita membuka diri kepada Allah agar berkatNya mengalir melalui kita untuk orang lain?

Rabu, 12 Mei 2010
MASA YANG SULIT (2 Korintus 4:7-18)
Salah satu cara untuk mengukur kedewasaan rohani adalah dengan melihat tanggapan kita saat menghadapi masa sulit. Jika kita putus asa, meragukan keberadaan Allah, atau menyalahkan orang lain, berarti kita masih perlu belajar menjadi dewasa.
Saat seorang penjelajah bernama Samuel Hearne (1745-1792) sedang melakukan ekspedisi di Kanada bagian utara, tiba-tiba perlengkapan pendakiannya yang penting rusak. Itu sebabnya ia memutuskan untuk kembali. Setelah itu, sebagian besar bekalnya dicuri orang pula. Namun reaksi Hearne sungguh mengejutkan. Dalam catatan hariannya, ia menulis, "Karena para pencuri telah mengurangi barang bawaanku, maka perjalananku sekarang justru menjadi paling mudah dan menyenangkan dibandingkan semua perjalananku yang terdahulu."
Pada abad pertama, ketika Rasul Paulus berkeliling dari kota ke kota untuk mengabarkan Injil, ia banyak mengalami pertentangan dan kekecewaan (2Korintus 4:8-10; 11:23-33). Namun ia berulang kali mendapatkan pertolongan dan pengharapan, tatkala berpaling kepada Tuhan.
Bagaimana dengan Anda? Bagaimana reaksi Anda ketika terakhir kali menghadapi masa yang sulit? Apakah hidup Anda menjadi kacau? Jika ya, berarti Anda perlu memohon agar Allah memberikan kesabaran dan cara pandang positif untuk menghadapi tantangan hidup dengan kedewasaan iman kristiani (Yakobus 1:2-5). Di masa-masa yang sulit, mintalah kekuatan dan hikmat dari Allah. Lalu bersyukurlah kepadaNya karena iman Anda semakin Dia kuatkan (DCE)

MASA-MASA SULIT MENGAJAR ANDA UNTUK BERIMAN

Kamis, 13 Mei 2010
SULIT ATAU MUDAH? (Kisah Para Rasul 20:22-35)
Sulit atau mudahkah menjalani kehidupan kristiani? Seperti apakah seharusnya? Adakah iman kita dalam Yesus Kristus membuat hidup kita susah, berat, menderita, dan rugi? Atau, justru membukakan jalan yang mulus ke surga?
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab. Namun dari kisah para tokoh Alkitab, yakni orang-orang yang kita kagumi dan hormati karena kesetiaannya yang nyata kepada Tuhan, kita melihat bahwa jalan hidup mereka tidak mudah. Sebagai contoh, Paulus harus menghadapi berbagai kesulitan yang mungkin membuat kita mempertanyakan keberadaan Allah: kapal karam, penjara, cambuk, dan berbagai jenis penyiksaan lainnya (2Korintus 11:23-28). Bahkan hidupnya yang dulu, sebelum mengikut Kristus, seolah-olah tampak lebih baik.
Dalam bukunya Amusing Ourselves To Death (Menyenangkan Diri Sendiri Sampai Mati), kritikus sosial Neil Postman menulis, "Agama Kristen adalah agama yang serius." Ketika kekristenan dianggap mudah dan menyenangkan, berarti agama ini tidak berbeda dengan agama yang lain. Ia benar. Yesus sendiri berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku" (Matius 16:24). Ada panggilan nyata untuk menyangkal diri di sini.
Paulus telah diberi suatu tugas, dan ia melakukannya dengan segenap hati untuk kemuliaan Allah, berapa pun harga yang harus ia bayar (Kisah Para Rasul 20:24). Maukah kita memenuhi panggilan Allah untuk melakukan tugas yang Dia kehendaki, dengan pengabdian yang sama, baik itu mudah atau sulit?. (JDB)

MENGIKUT YESUS SELALU BENAR TETAPI TIDAK SELALU MUDAH

Jumat, 14 Mei 2010
DALAM TANGAN ALLAH YANG AMAN (Lukas 1:26-38)
Pada usia 16 tahun, Jeanne Guyon (1648-1717) dipaksa menikah dengan pria cacat berusia 22 tahun. Namun dalam pernikahannya itu ia merasa sangat direndahkan. Suaminya kerap marah-marah dan bersikap melankolis. Ibu mertuanya seorang pengkritik yang kejam. Bahkan pembantunya pun merendahkan dia. Meski telah berusaha keras membaktikan diri kepada suami dan keluarganya, ia tetap dikecam dengan kejam.
Karena dilarang ke gereja oleh suaminya, ia mencari Allah melalui Alkitab dan beribadah secara sembunyi-sembunyi. Ia belajar bahwa di tengah keadaannya yang suram sekalipun, ia "berada dalam kondisi sangat baik, dalam tangan Allah yang aman". Dalam bukunya Experiencing The Depth Of Jesus Christ (Mengalami Kedekatan yang Dalam Dengan Yesus Kristus), ia menulis, "Sikap berserah penuh [kepada Kristus] merupakan kunci untuk mendapat pemahaman yang sulit dimengerti. Sikap berserah adalah suatu kunci dalam kehidupan rohani."
Bagaimana kita menanggapi berbagai keadaan sulit dengan sikap yang mau menerima dan berserah? Tanggapan Maria kepada malaikat dalam Lukas 1:38 merupakan teladan bagi kita. Satu-satunya cara agar kita memiliki sikap yang sama seperti Maria adalah dengan mempercayai bahwa kehendak Allah itu "baik, ... berkenan kepada Allah, ... sempurna" (Roma 12:2), mengesampingkan kehendak kita sendiri, serta dengan sabar berserah kepada-Nya setiap hari.
Kita pun dapat berdoa demikian: Jadilah padaku menurut perkataanMu itu. (DR)

ORANG YANG BERSERAH KEPADA ALLAH
TAKKAN PERNAH DITINGGALKAN OLEH ALLAH

Sabtu, 15 Mei 2010
KUASA ALLAH YANG MENAKJUBKAN (Mazmur 114)
Deburan ombak datang dan pergi. Sejak dahulu kala, benua-benua telah dipisahkan oleh samudera yang dahsyat. Manusia berusaha menyeberanginya, menyelam hingga ke dasarnya dan mengarunginya, akan tetapi luasnya samudera dan kekuatan ombaknya yang besar membuat manusia tak pernah mampu menaklukkannya. Batu-batu karang dihancurkan, garis pantai diubah dan bahkan pelaut-pelaut yang berpengalaman dapat dibuatnya terdampar atau karam di dasar lautan. Kombinasi antara kejeniusan manusia dan peralatan yang paling kuat sekalipun tak mampu menaklukkan samudera.
Akan tetapi, samudera yang dahsyat bukanlah masalah bagi Allah. Pribadi yang menciptakannya mampu mengatur samudera sesuai dengan kehendak-Nya. Mazmur 114 menceritakan kembali peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir dan terbelahnya Laut Merah (Keluaran 14:13-31) untuk menggambarkan kebesaran kuasa Allah. Pemazmur menulis, "Laut melihatnya, lalu melarikan diri," (Mazmur 114:3). Kemudian ia bertanya, "Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri" (ayat 5). Jawabnya pasti: laut taat pada perintah Allah.
Ketika laut kesengsaraan yang bergolak terasa mengancam, kita perlu mengingat kuasa Allah yang menakjubkan. Sebagaimana laut melarikan diri dari hadapanNya, hal yang sama juga dapat terjadi pada rintangan-rintangan yang harus kita hadapi dan sepertinya sukar untuk ditaklukkan. Mereka tidak lebih besar dari sekadar secangkir air dibandingkan dengan kusasa Allah! [DCE]

KUASA ALLAH DALAM DIRI ANDA LEBIH BESAR DARIPADA
TEKANAN KESULITAN DI SEKITAR ANDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar