RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 19 April 2010
IMAN YANG TUMBUH DALAM TEKANAN (Yohanes 9:13-41)
Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat 34).
Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat 41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembahNya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembahNya.
Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus.
Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembahNya. Iman melahirkan ibadah.
Selasa, 20 April 2010
PEKERJAAN ALLAH (Yohanes 15:1-5)
Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" (Yohanes 6:28). Betapa lancangnya jika di antara kita ada yang berpikir dapat melakukan pekerjaan Allah! Jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan, itu berarti berkat iman dan kuasa Kristus yang memampukan kita. "Tanpa Aku," kata Yesus, "kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5).
Tidaklah mudah untuk berhenti mempercayai diri sendiri dan bersandar sepenuhnya kepada Kristus. Dalam dunia ini, kita meyakini bahwa kita akan dihargai dari apa yang kita lakukan, kita peroleh, dan kita selesaikan. Akibatnya hidup ini menjadi sebuah perjuangan panjang untuk memperbaiki segala sesuatu yang rusak dan untuk meraih kesempurnaan dalam segala. Kita akan menjadi tertekan dalam hidup ini, dan lebih sibuk dari yang Allah inginkan, karena mencoba berbuat lebih sempurna daripada yang Dia inginkan dari kita.
Yesus sendiri tidak pernah sesibuk itu. Dalam seluruh rangkaian penginjilan-Nya, Dia telah melakukan banyak hal hanya dalam waktu kurang lebih 3 tahun. Namun, apa yang Dia lakukan dalam waktu singkat itu sungguh sangat berarti.
Jadi dapat kita simpulkan: Pekerjaan Allah harus diselesaikan oleh Allah. Memang kita tetap terus bekerja, tetapi harus dengan bersandar kepadaNya dalam setiap langkah.
Mulailah hari ini dengan mengungkapkan ketergantungan Anda kepada Allah. Jika Anda kesulitan untuk bersandar kepadaNya, mintalah Dia untuk membantu Anda. Menumbuhkan iman, seperti pekerjaan lainnya, merupakan pekerjaan Allah! (DHR)
DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN ALLAH
KITA HARUS PERCAYA BAHWA ALLAH BEKERJA MELALUI KITA
Rabu, 21 April 2010
DAFTAR PEKERJAAN ALLAH (1Petrus 2:9-17)
Allah memiliki daftar pekerjaan, yang, menurut Max Lucado dalam bukunya It’s Not About Me, terdiri dari satu hal: “Menyatakan kemuliaanKu.”
Tuhan menyatakan diriNya dan kemuliaanNya melalui ciptaan. Tetapi Dia juga melakukannya dalam berbagai cara melalui umatNya. Dalam 1 Petrus, kita melihat bahwa Allah telah menjadikan kita “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”. Setiap kali kita menyampaikan kepada orang lain bahwa Dia telah memanggil kita “keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib” dan menunjukkan kepada kita belas kasihan (2:9,10), Dia menerima kemuliaan yang hanya layak diberikan bagi Dia.
Melalui cobaan-cobaan yang kita hadapi, Yesus menerima pujian, hormat, kemuliaan, karena iman kita “diuji kemurniannya dengan api” (1:6,7). Orang menyaksikan kita, dan ketika melihat kita bertahan terhadap pencobaan, mereka akan “memuliakan Allah” (2:12).
Kita juga mengarahkan orang lain kepadaNya ketika kita menaati hukum dan pemegang kekuasaan “karena Allah” (2:13). Dan jika kita menggunakan talenta serta kemampuan yang telah dikaruniakan Allah untuk melayani orang lain, Dia “dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya” (4:11).
Tuhan berfirman, “Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain” (Yesaya 42:8). Jika prioritas pertama Allah adalah menyatakan kemuliaanNya, hak istimewa dan tanggung jawab kita sebagai umatNya adalah mencerminkan kemuliaan tersebut. (AMC)
KEBAIKAN ALLAH MENYATAKAN KEMULIAAN-NYA
Kamis, 22 April 2010
LEBIH DARI SEKADAR PEKERJAAN (Kolose 3:22-4:1)
George Herbert adalah seorang penyair Inggris abad ke-17 yang berbakat. Pada suatu titik dalam hidupnya, ia tidak yakin bahwa ia ingin melakukan apa yang Allah ingin ia lakukan. Menjadi pendeta di sebuah gereja sama sekali tidak menarik baginya, sekalipun ia merasa bahwa Allah memimpinnya ke arah itu. Ia ragu-ragu karena merasa bahwa ia harus berkorban terlalu banyak.
Setelah memberontak sekian lama, ia menyadari bahwa tunduk kepada ketuhanan Kristus adalah jalan keluar dari perhambaan keegoisan untuk menuju kebebasan sejati dan kepuasan hidup. Ia juga menyadari bahwa melayani sang Juruselamat tidak selalu harus mati sebagai martir. Melayani Tuhan adalah melakukan pekerjaan manusia dengan penuh kerelaan dan penyembahan bagi kemuliaanNya.
Banyak umat Allah mengalami kebingungan karena mereka tidak dapat memberi diri untuk melakukan apa yang disebut "pelayanan penuh waktu." Meskipun demikian, kita semua, apapun pekerjaan kita akuntan, petani, perawat, pengurus rumah, atau lainnya perlu disadari bahwa kita harus selalu bekerja bagi Tuhan. Dalam Kolose 3:23 kita membaca bahwa, "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Pekerjaan apapun akan menjadi lebih berarti jika kita secara sadar melakukannya untuk Tuhan (VCG)
SEMUA ORANG KRISTEN BEKERJA UNTUK ATASAN YANG SAMA
Jumat, 23 April 2010
KESAKSIAN PEKERJAAN (Kolose 3:22-4:1)
Ketika saya bekerja di bisnis menggambar setelah tamat SMU, saya belajar banyak dari Pak tua Frantz. Ia adalah perancang di kelas ilmu pengetahuan, dan ia menggambar perencanaan untuk pemasangan meja laboratorium berikut perabotannya.
Kebanyakan orang tidak menganggap menggambar sebagai pekerjaan yang kristiani, tetapi semakin lama saya bekerja di sana semakin saya melihat pengaruh Pak Frantz yang kuat terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Ia adalah seorang yang teguh beriman dalam Kristus dan berpengetahuan menyeluruh tentang Firman Allah. Ia memberi kesaksian melalui kebiasaan kerja, semangat, ketekunan, dan integritasnya.
Ruang gambar dapat menjadi tempat untuk berbicara kotor, gambar-gambar yang tak layak, dan segala ketidaksopanan. Tetapi itu semua tak pernah dilakukan Pak Frantz. Dan bila ada orang baru menirukan aksen Jermannya yang kental atau mengolok-olok imannya, maka rekan-rekan kerjanya segera menghentikan orang tersebut.
Mengapa? Karena mereka menghormati iman, moralitas, dan belas kasihan anak Allah ini yang berada di antara mereka. Setiap kali mereka menghadapi krisis, mereka bersandar pada hikmat dan dukungan Pak Frantz.
Saya belajar dari orang saleh ini bahwa bila kita melakukan pekerjaan kita seperti untuk Tuhan, hal itu dapat menjadi kesaksian bagi rekan kerja kita. Itulah yang dapat membuat pekerjaan kita sungguh-sungguh merupakan pekerjaan Allah [DCE]
TUNAIKAN PEKERJAAN ANDA BAGI KRISTUS
DAN PEKERJAAN ANDA AKAN BERSAKSI BAGI KRISTUS
Sabtu, 24 April 2010
PEKERJAAN ATAU PENGABDIAN ? (1Korintus 9:16-23)
Tiap minggu, seorang perangkai bunga menyiapkan rangkaian bunga untuk dipajang di altar. Gereja hanya memberinya dana sedikit. Tidak jarang ia harus menombok demi mendapat bunga terbaik. Tak heran, rangkaian bunganya selalu tampak elegan dan berselera tinggi. Dari sudut bisnis, ia rugi. Dengan dana minim, buat apa bersusah payah? Namun, baginya ini merupakan pengabdian, bukan pekerjaan. Rangkaian bunganya adalah persembahan, bukan sekadar barang jualan.
Dalam bekerja, umumnya orang mementingkan hak. Kerja keras harus dibayar dengan upah pantas dan aneka fasilitas. Pengabdian lebih dari itu. Melibatkan loyalitas dan pengorbanan. Rasul Paulus, contohnya. Ketika memberitakan Injil, ia tidak mau bergantung pada orang lain, meski biasanya jemaat memang mendukung penghidupan para rasul. Uang yang menjadi haknya tidak diambil karena ia tidak mau membebani jemaat. Akibatnya, ia harus berjualan tenda sebagai usaha sampingan. Repot! Namun, semua itu ia jalani dengan sukacita. Sedikit pun tidak merasa terpaksa. Paulus tidak hitung-hitungan karena ia memandang pekerjaannya sebagai pengabdian.
Pada zaman modern ini, kata "mengabdi" kian menjadi usang. Para pebisnis berusaha mendapat untung maksimal dengan upaya minimal. Karyawan kerap menuntut kenaikan upah dan fasilitas, tetapi bekerja tanpa loyalitas. Pelayanan di gereja pun kerap dilakukan orang ala kadarnya, tanpa pengorbanan. Andai kita memandang pekerjaan sebagai kesempatan dan berkat, seperti Paulus, pasti cara kita bekerja akan berbeda. Dengan sepenuh hati. Seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. (JTI)
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN SEPENUH HATI
MEMBERI KEPUASAN LEBIH DARI SEKADAR MENERIMA GAJI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar