GIA Sby (Gateway)
Minggu, 11 April 2010
Oleh: Pdt. Kornelius Kuswanto
UCAPLAH SYUKUR SENANTIASA
(Efesus 5:18-21)
Pada abad IV ada seorang bapa gereja yang bernama Agustinus. Sebelumnya Agustunus mempergunakan hidupnya selama 30 tahun untuk hal-hal yang sia-sia. Memang dalam keluarganya ia memiliki ayah yang tidak takut pada Tuhan, tetapi ia juga memiliki ibu yang saleh (percaya kepada Tuhan). Agustinus sebelum ia bertobat meniru sikap bapanya. Hal itu dilakukannya selama 30 tahun. Namun puji Tuhan, singkatnya ia diubahkan dari kehidupan yang jahat dan bukan melalui hal yang spetakuler tetapi melalui nyanyian anak kecil. Kata-kata yang dinyanyikan oleh anak kecil ini yaitu buka, baca. Ketika ia mendengar hal itu Agustinus meminjam buku ( alkitab ) yang ada di tangan anak kecil itu dan membuka serta membacanya. Setelah membuka alkitab salah satu yang dibukanya yaitu Roma 13: 13-14 ) lalu membacanya. Kata Tuhan dalam Roma 13:13-14 mengatakan ” Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya”. Setelah membacanya ia bergegas pulang kerumah dan berdoa, berlutut, mengakui segala kesalahan yang telah ia lakukan dihadapan Tuhan sekaligus bersyukur kepada Allah dan mengatakan kepada ibunya saya menyerahkan hidupku kepada Tuhan.
Oleh karena itu melalui tema yang kita renungkan bersama yaitu ucaplah syukur senantiasa. Hal yang pertama yang dapat dilihat dari orang yang telah dikuasai oleh Roh Kudus sekaligus wujud nyata dari kehidupan orang percaya yaitu :
- Senantiasa mengucap syukur (ayat 20). Umumnya manusia mengucap syukur saat dalam keadaan sehat, kelimpahan. Namun sesungguhnya buah yang keluar dari kehidupan orang-orang percaya selalu mengucap syukur dalam segala hal. Artinya dalam keadaan sehat/berkelimpahan ataupun kondisi tidak sehat maupun saat-saat mengalami kesulitan atau penderitaan. Mengapa kita mengucap syukur dalam penderitaan ? karena merupakan karunia dari Tuhan. Tentu penderitaan disini bukan karena berbuat kejahatan tetapi karena melakukan kebenaran-kebenaranNya.
- Harus mengeluarkan nyanyian pujian untuk memuliakan Tuhan (ayat 19). Nyanyian disini bukan hanya sekedar formalitas atau sekedar rutinitas tetapi dengan segenap hati dengan keyakinan kepada Kristus Tuhan.
- Saling merendahkan diri di dalam takut akan Kristus (ayat 21).
Melalui renungan ini kita sebagai umat pilihan sekaligus umat tebusanNya mari mengintropeksi diri. Adakah kita mengucap syukur senantiasa, menaikan pujian kepadaNya, dan saling merendahkan diri di dalam takut akan Tuhan dalam hidup ini? atau sebaliknya ! Tetapi ketiga hal diatas itulah yang menjadi kehendakNya untuk kita lakukan sebagai umatNya dalam hidup kita masing-masing. Tuhan Yesus memberkati. Amin
Diringkas oleh: Pdm. Anugrah Laia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar