GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 21 Maret 2010
Oleh: Pdt. Menahem L. Soetedja
KU TAK MEMBAWA APAPUN JUGA
(Ayub 1:20-22)
Orang Kristen yang ada di dalam dunia dikatakan oleh Firman Tuhan bahwa kita lebih dari pemenang artinya lebih dari apa yang ada di dalam dunia ini. Dalam konteks yang kita baca dalam Ayub 1:20-22 itulah yang dialami oleh Ayub bahwa ia lebih dari pemenang.
Kata lebih dari pemenang itu kadang dalam kehidupan orang-orang Kristen zaman sekarang berarti tak mau menerima seperti apa yang dialami oleh Ayub. Itu sesuatu yang harus di hindari dan bahkan itu berarti suatu kekalahan. Karena ukuran yang dipakai orang Kristen pada masa ini adalah ukuran dunia / manusia.
Seperti banyak orang membeli barang mewah hanya untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi padahal mereka tidak memerlukannya. Itulah juga yang dipakai untuk menilai pertumbuhan kerohanian mereka.
Rasul Paulus menulis dalam (2 Korintus 5:16) bahwa baik pada zaman Rasul Paulus sampai hari ini seringkali kita mengukur kebaikan, kasih setia Tuhan dengan ukuran manusia / ukuran dunia yaitu materi & segala kekayaan. Jika kita mendapatkan banyak hal maka kita baru berkata Tuhan itu baik. Itulah yang kadang dipakai oleh manusia untuk menilai Tuhan Yesus.
Dalam kisah Ayub yang kita baca hari ini, kita belajar:
- Apa yang Kita miliki dalam dunia ini bukan milik kita hanyalah pemberian dan pinjaman dari Allah bagi umatNya. Ayub memiliki pengenalan yang benar akan Allah bahwa segala sesuatu yang ia miliki adalah pemberian Allah. Maka ketika Allah mengambil miliknya bukanlah suatu kehilangan tetapi dikembalikan kembali kepada yang punya yaitu Allah. Ayub lebih dari pemenang dalam segala sesuatu yang dialaminya. Rasul Paulus mengatakan bahwa hidup ini adalah milik Tuhan sehingga tidak ada satupun yang memisahkan kita dari kasih Allah yang sudah menyelamatkan kita.
- Setiap peristiwa / kejadian dalam hidup kita itu terjadi atas seijin dari pada Allah sendiri.
- Setiap orang percaya dipanggil untuk bermegah di dalam Kristus atas segala peristiwa apapun yang terjadi dalam hidup kita baik penderitaan, kesusahan ataupun sukacita.
Bagi kita orang percaya dalam segala hal yang terjadi dalam kehidupan ini untuk tetap berpengharapan di dalam Tuhan dan tetap percaya kepadaNya karena segala apapun yang kita miliki itu hanya titipan Allah untuk kita pergunakan semuanya untuk kemuliaan Tuhan.
Diringkas oleh: Ibu. Juni K. Telaumbanua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar