Cover Warta Jemaat 28 April 2010

1417 / WG / III / 2010
Minggu, 28 Maret 2010
Tahun XL

IMAN TIDAK BUTUH TANDA
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. (Ibrani 11:1)

Pernah dalam suatu ibadah penyembuhan, seorang pengkhotbah berkali-kali mengusir penyakit yang diderita seorang anggota jemaat, tetapi orang sakit itu tidak sembuh. Pada akhirnya si pengkhotbah mengatakan dengan tegas, "Orang ini tidak dapat disembuhkan karena tidak memiliki iman." Benarkah pernyataan pengkhotbah itu? Dengan sangat tegas harus kita katakan bahwa sesungguhnya hal itu tidaklah benar!
Iman memang dapat memindahkan gunung (Markus 11:23); mengusir setan (Matius 15:21-28); menyembuhkan orang sakit (Lukas 7:1-10). Tetapi mengatakan bahwa seseorang tidak beriman hanya karena apa yang dimintanya tidak dikabulkan Tuhan, sungguh suatu hal yang menyesatkan. Yesus, Paulus, dan banyak lagi orang yang beriman lainnya, pernah berdoa dan permintaan mereka pernah tidak dikabulkan Allah Bapa. Apakah itu menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai iman? Sebab di dalam segala sesuatu Allah memiliki rencana yang baik bagi setiap orang Kristen.
Saudara, sesungguhnya iman yang paling murni itu tidaklah menuntut tanda. Abraham mencapai tingkat iman yang berkenan kepada Allah karena dia percaya Allah sanggup memberikan keturunan baginya, tanpa menuntut suatu tanda. Tanpa tanda pula, iman Abraham disempurnakan sampai pada keyakinannya yang luar biasa bahwa Allah sanggup membangkitkan Ishak dari kematian bila Allah menghendaki Ishak dikorbankan, walau saat itu belum ada seorang pun yang pernah dibangkitkan dari kematian (ayat 19).
Dalam berhubungan dengan Allah, kita tidak dituntut "uang muka sebagai tanda jadi", sebab Allah selalu setia kepada janjiNya, walau dalam hitungan waktu manusia Allah seringkali dianggap lamban menjawab. Saudaraku, perjalanan kita dengan Allah secara normal sesungguhnya merupakan suatu kehidupan yang berlandaskan iman dan bukan pada penglihatan atau tanda (2 Korintus 5:7). Kita tak boleh mengatur atau menuntut Allah memberikan tanda akibat ketidakpercayaan kita. Doa dijawab tidak semata-mata karena iman kita, tetapi karena kehendak Allah yang sempurna! Amin. (RNA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar