Mimbar Gereja u/Warta 14 Pebruari 2010

GIA Sby (Koblen Tengah)
Minggu, 07 Februari 2010
Oleh: Pdt. Menahem L. Soeteja

MENARUH PIKIRAN DAN PERASAAN SEPERTI KRISTUS YESUS
(Filipi 2:4-8; Yohanes 13:3-5)

Di New York ada suatu perlombaan ketika merayakan natal, dimana rumah mereka dihias sedemikian rupa. Ada sorang pendeta mengadakan perkunjungan ke rumah dan ia berkunjung ke rumah yang biasa di dekor sedemikian rupa. Ternyata yang tinggal di rumah itu adalah seorang nenek yang buta. Tapi mengapa dia mendekor sedemikian rupa sekalipun tidak bisa melihat? Akhirnya pendeta itu menemukan suatu jawaban bahwa setiap tahun ketika natal tiba cucunya selalu berkunjung dan selalu memasang pohon natal dan mendekornya. Sambil bersenda gurau mereka mendekor pohon natal. Nenek itu merasa senang ketika dia mendengar cucunya bersukacita sekalipun nenek itu tidak pernah melihat dan menikmati hiasan natal. Tetapi nenek ini tidak menaruh keuntungan sendiri nenek tersebut menginginkan cucunya supaya bersukacita.
Pagi ini kita akan belajar bagaimana pandangan dunia dan Tuhan Yesus berbeda. Kerajaan Tuhan Yesus anti tesis yang artinya berlawanan dengan dunia. Apa yang diajarkan Tuhan Yesus?
  1. Tuhan Yesus mengajarkan bukan aku yang di tonjolkan. Bukan kepentingan diri sendiri yang diutamakan. Setiap anak Tuhan diajarkan untuk menaruh pikiran dan persaan di dalam Kristus. Kita belajar untuk terus diproses. Kita tidak mengikuti apa kata dunia. Dalam arti tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Tuhan Yesus tahu saatnya sudah tiba, Dia harus melaksanakan misi Bapa bagi dunia, ketika seorang akan habis masa jabatannya maka cari keuntungan sebanyak-banyaknya. Tetapi Tuhan Yesus melakukan suatu tindakan yang berlawanan dengan pemikiran saat itu. Ketika Tuhan Yesus mau mati disalibkan Tuhan Yesus melakukan suatu teladan yaitu tidak mementingkan diri sendiri tetapi membasuh kaki murid yang sebenarnya adalah tugas seorang budak atau hamba. Di dalam kondisi apapun tidak mencari keuntungan diri sendiri seperti Tuhan Yesus.
  2. Di dalam setiap hidup kita tidak mencari pujian yang sia-sia. Jikalau seseorang mempertontonkan apa yang ada di dalam diri kita maka selayaknya kita harus menyadari bahwa semuanya datang dari Tuhan. Apa yang ada pada diri kita bukan milik kita. Apa yang ada di dalam dunia ini adalah milik Tuhan. Yesus tidak mempertahankan milikNya. Dia mengosongkan diriNya untuk tidak menjadikan dirinya terkenal. Yang kita miliki tidak harus kita tontonkan tetapi kita pergunakan untuk kemuliaan Tuhan. Kita harus memperkenalkan Kristus bukan diri sendiri.
  3. Kristus mau melakukan yang terbaik untuk kita tanpa menuntut timbal balik. Bagi dunia ketika mau memperoleh keuntungan maka berusaha melakukan yang terbaik. Kristus mati bagi kita orang berdosa sekalipun manusia tidak memberi sesuatu untuk Tuhan. Meskipun orang lain tidak dapat memberikan sesuatu , berilah senyum.
Mari kita meneladani Yesus di dalam seluruh hidup kita. Tuhan memampukan kita melakukan firmanNya.

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar