Renungan Harian 07-12 September 2009

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 07 September 2009
Allah adalah Pencipta dan Raja Manusia (Roma 2 : 14-15)
Karena Allah adalah Pencipta dan Raja manusia, Dia membuat berbagai peraturan untuk menjadi pedoman hidup manusia. Peraturan-peraturan ini disebut hukum moral. Hukum ini memberi tahu kita bagaimana harus bersikap terhadap Allah dan orang lain. Allah bukan hanya menginginkan kita menaatinya secara lahiriah, tetapi juga di dalam hati. Dia bukan hanya menuntut kita untuk melakukan kehendakNya; tetapi juga untuk mengasihi dan merindukan kehendakNya.
Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umatNya di Gunung Sinai. Dia semakin banyak menyatakan kehendakNya selama berabad-abad dan menuntun manusia untuk menuliskannya sebagai Kitab Suci. Bahkan sebelum ada peraturan tertulis, Allah telah menyatakan hukum moralNya kepada manusia. Kenyataannya, bahkan orang-orang yang hidup pada masa kini, yang belum membaca atau mendengar Alkitab, memiliki hukum moral. Allah menyatakan hukum moralNya kepada kita di dalam hati kita.
Allah menciptakan manusia menurut gambarNya. Diciptakan menurut gambar Allah berarti kita memiliki kesadaran mengenai yang benar dan yang salah. Binatang dan ciptaan lainnya tidak memiliki hati nurani. Mereka hanya melakukan apa yang diperintahkan naluri mereka. Manusia berbeda. Allah menciptakan manusia dengan hati nurani. Manusia tahu kapan ia sedang mengikuti peraturan-peraturan Allah dan kapan tidak. Karena Kejatuhan manusia, setiap bagian diri manusia berdosa, termasuk hati nuraninya. Sekarang hati nurani kita menjadi keras karena kita mengabaikan hukum moral dan lebih memilih untuk berbuat dosa yang berlawanan dengannya. Meskipun demikian, kita tahu mana yang benar dan yang salah dan tidak memiliki alasan untuk tidak menaati peraturan Raja dan Pencipta kita.
Bacalah Roma 2:14-15: 14Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. 15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Menurut ayat-ayat ini, di manakah tuntutan-tuntutan hukum dituliskan bagi orang-orang yang tidak pernah memiliki hukum itu?

Selasa, 08 September 2009
Hukum Moral & Hukum Seremonial (Matius 5 : 17-19)
Allah memberikan banyak hukum kepada Musa untuk disampaikan kepada umatNya, bangsa Israel. Beberapa hukum itu merupakan bagian dari hukum moral. Yang lainnya merupakan bagian dari hukum seremonial. Hukum seremonial merupakan rangkaian peraturan mengenai hal-hal seperti bagaimana cara mempersembahkan korban, apa yang harus dikenakan para imam, dan apa yang harus dilakukan di dalam Kemah Suci. Semuanya merupakan gambaran tentang apa yang akan Yesus lakukan bagi kita ketika Dia datang. Sekarang setelah Dia datang, Allah tidak lagi menuntut umatNya untuk menaati semua hukum seremonial. Hukum moral berbeda. Allah menghendaki semua orang di mana pun juga untuk menaatinya setiap saat. Siapa pun orang itu, kapan pun ia hidup dalam sejarah, dan di negara manapun dia, Raja-Penciptanya menghendaki agar ia menaati hukum moral.
Bacalah Matius 5:17-19: 17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Rabu, 09 September 2009
Fungsi Hukum Moral (Imamat 20 : 7-8)
Segala hal yang Allah berikan itu baik. Hukum moral adalah salah satu karunia Allah yang baik bagi manusia. Hukum moral memiliki beberapa fungsi penting bagi kita. Hukum moral menunjukkan seperti apa Allah itu. Allah itu kudus. Dia membenci kejahatan dan menyukai kebenaran. Dengan menciptakan kita menurut gambarNya dan menempatkan hati nurani di dalam diri kita yang memberi tahu kapan kita berbuat benar dan kapan kita salah; Allah menunjukkan kepada kita seperti apa Dia. Dengan menuntut kebenaran dan kekudusan dari kita, Allah menunjukkan kebenaran dan kekudusanNya.
Bacalah Imamat 20:7-8: 7Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. 8Demikianlah kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN yang menguduskan kamu.

Kamis, 10 September 2009
Terbaik Bagi Manusia (Mikha 6 : 8)
Hukum moral mengajarkan hal penting lain bagi kita. Hukum moral menunjukkan kehendak Allah atas diri kita. Karena Allah menciptakan dan merancang kita, Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Hal terbaik bagi kita adalah melakukan perintah Allah, sang Pencipta. Bisa saja Allah menciptakan kita dan membiarkan kita begitu saja di bumi. Kita tidak akan mengetahui tujuanNya bagi kita, tidak tahu cara menyenangkanNya. Dengan menciptakan kita sebagai manusia yang berhati nurani dan memberi kita firmanNya, Allah menyatakan kepada kita bagaimana menjalani hidup sebaik mungkin. Allah menyatakan kepada kita bagaimana kita bisa memiliki hubungan yang benar denganNya, Pencipta kita. Manusia tidak perlu bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan Allah atau bagaimana kita harus hidup. Allah telah menyatakan semua itu kepada kita melalui hukum moralNya.
Bacalah Mikha 6:8: "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Jumat, 11 September 2009
Tujuan Juru Selamat (Roma 3 : 20)
Hukum moral memberi tahu kita satu hal penting lagi. Hukum moral menunjukkan betapa berdosanya kita. Hukum moral membuat kita melihat betapa bahayanya keadaan kita dan kebutuhan kita akan Juruselamat. Jika Allah tidak menyatakan hukum moralNya kepada kita di dalam Kitab Suci dan jika kita tidak pernah merasa bersalah ketika berbuat salah, mungkin kita mengira bahwa kita adalah orang baik. Lagi pula, semua orang bersikap jauh lebih buruk daripada kita. Tetapi Allah tidak mengizinkan kita untuk berpikir seperti itu. Dia menyatakan hukum moralNya yang sempurna, yang tidak dapat kita lakukan karena kita orang berdosa.
Ketika kita merasa bersalah atas perbuatan kita yang salah dan ketika kita membandingkan hidup kita dengan apa yang Allah tuntut dari kita seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab, kita melihat bahwa kita tidak akan dapat menyenangkan Allah dengan kekuatan sendiri. Kita tidak akan dapat melakukan semua yang dimintaNya dari kita. Inilah saatnya kita menyadari bahwa kita adalah orang yang jahat dan bersalah di hadapan Allah dan tidak ada yang dapat kita lakukan. Yang dapat kita harapkan dariNya hanyalah murka dan hukuman. Kemudian, pada saat kita belajar bahwa Allah telah menyediakan Juruselamat di dalam Yesus, kita menyadari betapa kita sangat memerlukanNya. Tanpa hukum moral Allah, kita tidak akan berpaling kepada Yesus untuk diselamatkan karena kita tidak akan tahu bahwa kita perlu untuk diselamatkan.
Bacalah Roma 3:20: Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Sabtu, 12 September 2009
Menyenangkan Allah (Kolose 1 : 10)
Masih ada hal lain yang diberikan hukum moral kepada kita, tetapi ini hanya berlaku untuk orang yang mempercayai Yesus untuk membenarkannya di hadapan Allah. Kamu mungkin mengira bahwa orang percaya tidak perlu lagi repot-repot melakukan hukum moral. Bersyukurlah pada Yesus di atas segalanya; karena Dia, dosa-dosa telah diampuni. Yesus telah memenuhi semua tuntutan hukum moral menggantikannya. Allah telah membenarkan dirinya. Hukum moral membuat orang percaya melihat betapa besar utangnya kepada Yesus.
Semakin kita tahu apa yang Allah tuntut, semakin kita menyadari betapa mustahilnya bagi kita untuk melakukannya. Lalu kita mulai memahami betapa besar karya Yesus bagi kita. Hukum moral membuat kita bersyukur akan Juruselamat yang telah Allah sediakan. Hukum moral juga menunjukkan kepada kita apa yang dapat kita lakukan untuk membuktikan rasa syukur kita kepada Yesus. Kita dapat hidup dengan cara yang menyenangkan Allah, menaati hukum moral. Kita akan gagal, tentu saja, tetapi kita akan selalu ingin menyenangkan Allah dan kita akan terus-menerus bertumbuh dalam kekudusan oleh karena rasa syukur kita kepadaNya.
Bacalah Kolose 1:10: sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar