Minggu, 09 Agustus 2009
Oleh: Pdt. Timotius Hogiono
KEHIDUPAN MURID KRISTUS
(Efesus 4:17-32)
(Efesus 4:17-32)
Dalam pembahasan pada minggu lalu (Efesus 4:1-16), Paulus memberikan nasehatnya kepada anggota-anggota jemaat efesus agar menjaga kesatuan oleh ikatan damai sejahtera dan tentang karunia yang Kristus anugrahkan kepada mereka untuk pembangunan tubuh Kristus.
Dalam bagian pasal ini Paulus membicarakan tentang kehidupan murid Kristus yaitu ketika masih menyandang sebagai manusia lama dan manusia baru, tentang keadaan mereka pada waktu dahulu dan keadaan mereka pada waktu itu.
Bagian Firman Allah ini terdiri dari beberapa hal:
1. Kehidupan orang-orang kafir (ayat 17-19).
Dalam ayat ini Paulus menasehatkan kepada anggota-anggota jemaat supaya mereka jangan hidup lagi sama seperti orang kafir. Karena mereka sudah menjadi anggota tubuh Kristus yang sudah dikuduskan dan dipanggil oleh Kristus. Mereka tidak boleh hidup lagi sama seperti orang kafir karena pikiran mereka menyesatkan, pikiran mereka tidak mengakui Allah sebagai pencipta yang ada dan tidak memuliakan Allah. mereka hidup dalam pikiran nyang sia-sia yang menemui kebinasaannya.
2. Perbedaan yang sangat fundamental antara hidup orang-orang kafir dengan hidup murid-murid Kristus (ayat 20-24).
Mereka yang sudah belajar mengenal Kristus, hhidup didalam Dia dan tidak boleh hidup seperti orang kafir. Oleh karena itulah timbul perpisahan yang tajam antara hidup yang dahulu dan hidup yang sekarang, hidup yang lama dan hidup yang baru. Mereka harus menanggalkan manusia lama (palaios antropos / manusia berdosa) dan menggunakan manusia baru ( kainos antropos).
3. Konsekuensi dari perbedaan itu (ayat 25-32).
Sesuai dengan perbedaan yang mendasar ia memberikan berbagai nasehat yang berdiri sendiri yang terdiri dari:
Dalam bagian pasal ini Paulus membicarakan tentang kehidupan murid Kristus yaitu ketika masih menyandang sebagai manusia lama dan manusia baru, tentang keadaan mereka pada waktu dahulu dan keadaan mereka pada waktu itu.
Bagian Firman Allah ini terdiri dari beberapa hal:
1. Kehidupan orang-orang kafir (ayat 17-19).
Dalam ayat ini Paulus menasehatkan kepada anggota-anggota jemaat supaya mereka jangan hidup lagi sama seperti orang kafir. Karena mereka sudah menjadi anggota tubuh Kristus yang sudah dikuduskan dan dipanggil oleh Kristus. Mereka tidak boleh hidup lagi sama seperti orang kafir karena pikiran mereka menyesatkan, pikiran mereka tidak mengakui Allah sebagai pencipta yang ada dan tidak memuliakan Allah. mereka hidup dalam pikiran nyang sia-sia yang menemui kebinasaannya.
2. Perbedaan yang sangat fundamental antara hidup orang-orang kafir dengan hidup murid-murid Kristus (ayat 20-24).
Mereka yang sudah belajar mengenal Kristus, hhidup didalam Dia dan tidak boleh hidup seperti orang kafir. Oleh karena itulah timbul perpisahan yang tajam antara hidup yang dahulu dan hidup yang sekarang, hidup yang lama dan hidup yang baru. Mereka harus menanggalkan manusia lama (palaios antropos / manusia berdosa) dan menggunakan manusia baru ( kainos antropos).
3. Konsekuensi dari perbedaan itu (ayat 25-32).
Sesuai dengan perbedaan yang mendasar ia memberikan berbagai nasehat yang berdiri sendiri yang terdiri dari:
- Membuang dusta (ayat 25)
- Menanggalkan amarah (ayat 26)
- Tidak mencuri lagi (ayat 28).
- Tidak berkata-kata kotor / kata-kata buruk (ayat 29)
- Jangan mendukacitakan Roh Kudus (ayat 30).
Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar