Mimbar Gereja 23 Agustus 2009

GIA Sby (Darmo Harapan pagi)
Minggu, 23 Agustus 2009
Oleh: Pdt. Timotius Hogiono

MURID KRISTUS YANG DEWASA
(Efesus 5:17-33)

Hidup ibadah jemaat tidak dapat dipisahkan dengan keluarga jemaat, karena ada kaitan yang erat sekali yakni Firman Tuhan yang mereka dengar pada hari minggu itu harus dipraktekkan dalam hidup mereka hari lepas hari.
Bagaimana sikap hidup kita sebagai orang-orang percaya agar kita menjadi orang-orang Kristen yang dewasa? Ada beberapa bagian yang perlu kita perhatikan.
  1. Hidup dalam sukacita senantiasa. (ayat 19). Pada ayat 19; berkata-kata dalam mazmur kidung puji-pujian, bersorak dengan sepenuh hati. Sukacita orang Kristen bukanlah hal yang dapat berubah – ubah yang dikendalikan oleh situasi dan kondisi. Namun sukacita Kristen adalah perasaan yang penuh kepercayaan kepada Tuhan, dalam percaya kita kepada Allah maka dalam segala apapun yang kita hadapi kita tetap merasakan sukacita di dalam Tuhan.
  2. Hidup dalam ucapan syukur kepada Allah (ayat 20). Hidup dalam ucapan syukur dapat membantu keharmonisan rumah tangga Kristen. Orang yang mengucap syukur kepada Allah hatinya akan dipenuhi sukacita dari pada Tuhan karena dia merasa setiap pemberian dan anugrah yang sempurna datangnya dari Tuhan. Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Tesalonika 5:18 mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu.
  3. Hidup dalam sikap merendahkan diri seorang kepada yang lain (ayat 21-33). Dalam bagian ini Rasul Paulus menetapkan prinsip hidup yakni merendahkan diri satu dengan yang lain (pasal 6): Hubungan yang harmonis digambarkan seperti orang tua-anak, tuan-hamba. Hal merendahkan diri berarti mengatur otoritas diberikan dan diterima dalam hidup kita.
Rasul Paulus juga memberikan nasehat kepada suami istri dalam kaitannya mereka saling merendahkan satu sama lain:
  1. Istri-istri tunduk kepada suami (ayat 22-24). Ada 2 alasan mengapa istri harus tunduk kepada suami: a. Ketuhanan Kristus (ayat 22) b. Kepemimpinan pria di dalam Kristus. (ayat 23)
  2. Apabila istri-istri Kristen tunduk kepada Kristus dan membiarkan Kristus menjadi Tuhan atas hidupnya maka tidak ada sesuatu yang sulit baginya untuk tunduk kepada suaminya.
  3. Suami-suami mengasihi istrinya (ayat 25). Atas hubungan timbal balik, ketika istri tunduk kepada suaminya maka bagian yang tidak dapat dipisahkan yaitu suami mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaatNya. Suami mengasihi istrinya dinyatakan dalam bentuk pengorbanan kepada istrinya, dan juga dalam pengudusan keluarganya. Artinya memisahkan. Dalam pernikahan Kristen, seorang istri harus menguduskan dirinya untuk menjadi milik suaminya, demikian halnya juga seorang suami harus menguduskan dirinya untuk menjadi milik istrinya.
  4. Kasih yang bersifat memuaskan. Dalam pernikahan Kristen suami dan istri menjadi 1 daging. Antara suami dan istri yang dipersatukan Allah mereka tidak mencari kepuasan di tempat-tempat lain.
Oleh sebab itu rumah tangga Kristen harus menjadi gambaran hubungan Kristus dengan jemaatNya yang dilandasi oleh kasih Tuhan. Ayat 33: suami harus mengasihi istrinya dan istri menghormati suaminya dan semuanya itu memerlukan kuasa dan pimpinan Roh Kudus untuk dapat menjalankan Firman Allah. biarlah kita menjadi orang Kristen yang dewasa dalam Tuhan baik dalam kehidupan kita pribadi maupun keluarga kita masing-masing.

Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar