RENUNGAN HARIAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 27 Juli 2009
“MILIK ALLAH” (1 Yohanes 3:1-2)
Sebelum manusia berdosa, ia adalah milik Allah. Setelah Kejatuhan, manusia tetap milik Allah, tetapi Allah murka terhadapnya. Satu-satunya hubungan yang dimiliki manusia dengan Allah adalah hubungan yang diselimuti rasa takut. Setiap kali Allah memanggil seseorang secara efektif, hubungan itu berubah. Allah mengadopsi orang itu sebagai anak-Nya. Semua orang yang telah dipanggil secara efektif memiliki Allah sebagai Bapa mereka. (Banyak orang suka membicarakan Allah sebagai Bapa seluruh umat manusia, tetapi Alkitab mengajarkan bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang dapat memanggil Allah sebagai Bapa.)
Bacalah 1Yohanes 3:1-2: “1Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya”. Allah sangat bermurah hati dengan tidak menghukum kita sebagaimana yang layak kita terima. Dia bermurah hati untuk membenarkan dan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Bahkan lebih dari itu, kasih-Nya bagi kita begitu besar sehingga Dia bahkan mengadopsi kita sebagai anak-anak-Nya dan menjadi Bapa kita!
Selasa, 28 Juli 2009
ANAK-ANAK ALLAH (Roma 8:15)
Alangkah indahnya jika kita mampu berkata bahwa kita adalah anak-anak Allah dan Dia adalah Bapa kita. Selain itu. kita juga memiliki hak-hak dan privilese-privilese sebagai anak-anak Allah. Misalnya saja, kita tidak perlu lagi merasa takut kepada Allah. Tentu saja kita harus selalu gentar kepada Allah yang telah dinyatakan di dalam Alkitab, rasa gentar yang membuat kita menunjukkan rasa hormat dan bersikap hati-hati agar tidak berdosa. Tetapi kita tidak perlu lagi merasa ngeri terhadap Allah. Kita tidak perlu merasa cemas kalau-kalau Dia kelak akan berhenti mengasihi kita dan menghukum kita jika kita berbuat dosa. Ada ayah yang baik dan ada pula ayah yang tidak baik. Allah itu seperti ayah yang paling baik di dunia, bahkan lebih baik.
Bacalah Roma 8:15: “15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Ayat-ayat ini mengatakan bahwa kita memanggil Allah "Abba". “Abba" adalah kata untuk "Ayah" di zaman Perjanjian Baru. Anak-anak Allah memiliki hubungan yang paling dekat dan paling berlimpah kasih bersama Bapa mereka, Allah.
Rabu, 29 Juli 2009
PENGAMPUNAN BUKAN BERARTI PEMBIARAN (Ibrani 12:5-10)
Kita tidak perlu lagi merasa takut akan penghukuman bagi dosa kita. Ini tidak berarti bahwa Allah akan membiarkan kita berbuat dosa tanpa bertindak apa-apa atas hal ini. Orang-tua yang baik tidak akan membiarkan anak-anaknya tetap nakal tanpa melakukan sesuatu untuk menghentikan mereka. Orangtua yang baik mendisiplin anak-anak yang nakal atau bebal untuk melatih mereka berperilaku bijaksana dan baik. Allah adalah Bapa terbaik yang pernah ada. Tentu saja, Dia mendisiplin anak-anak-Nya ketika mereka memerlukannya.
Kadang-kadang kita melakukan kesalahan dan merasakan akibatnya kemudian. Itulah salah satu cara Allah mendisiplinkan kita. Kadang kita tidak melakukan dosa, tetapi kita bergumul dengan masalah yang sulit. Allah mempergunakan kesulitan itu untuk melatih kita, untuk menjadikan kita semakin menyerupai apa yang diinginkanNya. Ini juga merupakan disiplin. Biasanya kita tidak melihat hal-hal yang sulit sebagai privilese-privilese kita, tetapi sebagai anak-anak Allah, memang itulah privilese kita. Salah satu privilese yang kita miliki sebagai anak-anak Allah adalah mengetahui bahwa Bapa kita tidak akan membiarkan kita berlaku semaunya sendiri. Sebaliknya, Dia akan mendisiplinkan kita supaya kita bertumbuh menjadi orang Kristen yang bijaksana dan dewasa.
Bacalah Ibrani 12:5-10: “5Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; 6karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." 7Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? 8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. 9Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? 10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya..”
Kamis, 30 Juli 2009
AHLI WARIS ALLAH (Roma 8:16-17)
Salah satu privilese yang dimiliki seorang anak dari orangtua yang baik adalah bahwa orangtuanya menyediakan. keperluannya. Orangtua yang baik memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki segala yang mereka perlukan. Allah adalah Bapa yang paling baik. Dia telah berjanji untuk memperhatikan anak-anak-Nya dan memelihara mereka.
Anak-anak berhak berbagian dalam segala sesuatu yang dimiliki orangtua mereka. Kita menyebutnya hak waris. Jika orangtua meninggal dan tidak meninggalkan surat wasiat yang berisi tentang hal-hal berbeda yang harus dilakukan, maka secara otomatis anak-anak mereka mewarisi atau menerima semua harta sang orangtua. Tentu saja, Allah Bapa kita tidak akan pernah mati. Tetapi Dia memanggil kita ahli warisNya, orang-orang yang akan mewarisi apa yang menjadi kepunyaanNya. Yesus adalah Anak Allah yang sejati. Dia tidak diciptakan maupun diadopsi; Dia selama-lamanya adalah Anak Allah sejak di dalam kekekalan. Dia selalu menaati Bapa-Nya dan disebut sebagai Ahli Waris Allah. Sekarang karena Allah telah mengadopsi kita ke dalam keluarga-Nya, kita pun turut menjadi ahli waris bersama Yesus. Kemuliaan dan semua berkat rohani yang adalah kepunyaan Yesus, kelak akan dibagikanNya kepada kita.
Bacalah Roma 8:16-17: “16Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.
Jumat, 01 Agustus 2009
TANGGUNG JAWAB (Roma 8:28-29)
Menjadi anak-anak adopsi Allah adalah hal yang indah. dengan begitu banyak privilese. Apabila kita memiliki privilese, biasanya kita juga memiliki tanggung jawab. Anak-anak Allah memiliki sejumlah tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab kita adalah menjadi apa yang Allah kehendaki. Ketika Dia menjadikan kita anak-anak-Nya, tidak berarti kita dapat berdiam diri dan hanya menikmati privilese kita sebagai anak-anak-Nya.
Bacalah Roma 8:28-29: “28Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Ayat-ayat ini memberi tahu kita bahwa Allah telah memilih dan memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dengan tujuan agar kita semua menjadi semakin serupa dengan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.
Sabtu, 02 Agustus 2009
TELADAN KRISTUS (1 Yohanes 3:10)
Menurut Alkitab, sebagai anak-anak Allah, salah satu hal khusus yang harus kita teladani dari Kristus adalah kasihNya. Alkitab berkata bahwa jika kita mengaku sebagai anak-anak Allah, kita pun akan mengasihi anak-anakNya yang lain. Kita tidak hanya mengasihi orang-orang yang mudah untuk kita kasihi. Karena Allah adalah Bapa kita dan Bapa mereka, kita akan mengasihi mereka yang merupakan anggota keluarga Allah. Bahkan Alkitab berkata bahwa jika ada orang Kristen yang kita benci (atau tidak kita kasihi), kita berdusta ketika kita mengaku sebagai anak-anak Allah.
Hal khusus lainnya dari Yesus yang harus kita teladani adalah kehidupan yang benar. Allah membenci dosa. Tidak seorang pun anakNya yang akan berbuat dosa. Ini tidak berarti bahwa anak-anak Allah adalah sempurna. Akan tetapi, ketika mereka berbuat dosa, mereka akan bertobat dan berusaha keras untuk tidak melakukannya lagi. Orang yang terus-menerus berbuat dosa dan menolak untuk berhenti, oleh Alkitab disebut sebagai orang yang bukan benar-benar termasuk anak-anak Allah.
Bacalah 1 Yohanes 3:10: “10Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya”.
“MILIK ALLAH” (1 Yohanes 3:1-2)
Sebelum manusia berdosa, ia adalah milik Allah. Setelah Kejatuhan, manusia tetap milik Allah, tetapi Allah murka terhadapnya. Satu-satunya hubungan yang dimiliki manusia dengan Allah adalah hubungan yang diselimuti rasa takut. Setiap kali Allah memanggil seseorang secara efektif, hubungan itu berubah. Allah mengadopsi orang itu sebagai anak-Nya. Semua orang yang telah dipanggil secara efektif memiliki Allah sebagai Bapa mereka. (Banyak orang suka membicarakan Allah sebagai Bapa seluruh umat manusia, tetapi Alkitab mengajarkan bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang dapat memanggil Allah sebagai Bapa.)
Bacalah 1Yohanes 3:1-2: “1Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya”. Allah sangat bermurah hati dengan tidak menghukum kita sebagaimana yang layak kita terima. Dia bermurah hati untuk membenarkan dan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Bahkan lebih dari itu, kasih-Nya bagi kita begitu besar sehingga Dia bahkan mengadopsi kita sebagai anak-anak-Nya dan menjadi Bapa kita!
Selasa, 28 Juli 2009
ANAK-ANAK ALLAH (Roma 8:15)
Alangkah indahnya jika kita mampu berkata bahwa kita adalah anak-anak Allah dan Dia adalah Bapa kita. Selain itu. kita juga memiliki hak-hak dan privilese-privilese sebagai anak-anak Allah. Misalnya saja, kita tidak perlu lagi merasa takut kepada Allah. Tentu saja kita harus selalu gentar kepada Allah yang telah dinyatakan di dalam Alkitab, rasa gentar yang membuat kita menunjukkan rasa hormat dan bersikap hati-hati agar tidak berdosa. Tetapi kita tidak perlu lagi merasa ngeri terhadap Allah. Kita tidak perlu merasa cemas kalau-kalau Dia kelak akan berhenti mengasihi kita dan menghukum kita jika kita berbuat dosa. Ada ayah yang baik dan ada pula ayah yang tidak baik. Allah itu seperti ayah yang paling baik di dunia, bahkan lebih baik.
Bacalah Roma 8:15: “15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Ayat-ayat ini mengatakan bahwa kita memanggil Allah "Abba". “Abba" adalah kata untuk "Ayah" di zaman Perjanjian Baru. Anak-anak Allah memiliki hubungan yang paling dekat dan paling berlimpah kasih bersama Bapa mereka, Allah.
Rabu, 29 Juli 2009
PENGAMPUNAN BUKAN BERARTI PEMBIARAN (Ibrani 12:5-10)
Kita tidak perlu lagi merasa takut akan penghukuman bagi dosa kita. Ini tidak berarti bahwa Allah akan membiarkan kita berbuat dosa tanpa bertindak apa-apa atas hal ini. Orang-tua yang baik tidak akan membiarkan anak-anaknya tetap nakal tanpa melakukan sesuatu untuk menghentikan mereka. Orangtua yang baik mendisiplin anak-anak yang nakal atau bebal untuk melatih mereka berperilaku bijaksana dan baik. Allah adalah Bapa terbaik yang pernah ada. Tentu saja, Dia mendisiplin anak-anak-Nya ketika mereka memerlukannya.
Kadang-kadang kita melakukan kesalahan dan merasakan akibatnya kemudian. Itulah salah satu cara Allah mendisiplinkan kita. Kadang kita tidak melakukan dosa, tetapi kita bergumul dengan masalah yang sulit. Allah mempergunakan kesulitan itu untuk melatih kita, untuk menjadikan kita semakin menyerupai apa yang diinginkanNya. Ini juga merupakan disiplin. Biasanya kita tidak melihat hal-hal yang sulit sebagai privilese-privilese kita, tetapi sebagai anak-anak Allah, memang itulah privilese kita. Salah satu privilese yang kita miliki sebagai anak-anak Allah adalah mengetahui bahwa Bapa kita tidak akan membiarkan kita berlaku semaunya sendiri. Sebaliknya, Dia akan mendisiplinkan kita supaya kita bertumbuh menjadi orang Kristen yang bijaksana dan dewasa.
Bacalah Ibrani 12:5-10: “5Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; 6karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." 7Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? 8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. 9Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? 10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya..”
Kamis, 30 Juli 2009
AHLI WARIS ALLAH (Roma 8:16-17)
Salah satu privilese yang dimiliki seorang anak dari orangtua yang baik adalah bahwa orangtuanya menyediakan. keperluannya. Orangtua yang baik memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki segala yang mereka perlukan. Allah adalah Bapa yang paling baik. Dia telah berjanji untuk memperhatikan anak-anak-Nya dan memelihara mereka.
Anak-anak berhak berbagian dalam segala sesuatu yang dimiliki orangtua mereka. Kita menyebutnya hak waris. Jika orangtua meninggal dan tidak meninggalkan surat wasiat yang berisi tentang hal-hal berbeda yang harus dilakukan, maka secara otomatis anak-anak mereka mewarisi atau menerima semua harta sang orangtua. Tentu saja, Allah Bapa kita tidak akan pernah mati. Tetapi Dia memanggil kita ahli warisNya, orang-orang yang akan mewarisi apa yang menjadi kepunyaanNya. Yesus adalah Anak Allah yang sejati. Dia tidak diciptakan maupun diadopsi; Dia selama-lamanya adalah Anak Allah sejak di dalam kekekalan. Dia selalu menaati Bapa-Nya dan disebut sebagai Ahli Waris Allah. Sekarang karena Allah telah mengadopsi kita ke dalam keluarga-Nya, kita pun turut menjadi ahli waris bersama Yesus. Kemuliaan dan semua berkat rohani yang adalah kepunyaan Yesus, kelak akan dibagikanNya kepada kita.
Bacalah Roma 8:16-17: “16Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.
Jumat, 01 Agustus 2009
TANGGUNG JAWAB (Roma 8:28-29)
Menjadi anak-anak adopsi Allah adalah hal yang indah. dengan begitu banyak privilese. Apabila kita memiliki privilese, biasanya kita juga memiliki tanggung jawab. Anak-anak Allah memiliki sejumlah tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab kita adalah menjadi apa yang Allah kehendaki. Ketika Dia menjadikan kita anak-anak-Nya, tidak berarti kita dapat berdiam diri dan hanya menikmati privilese kita sebagai anak-anak-Nya.
Bacalah Roma 8:28-29: “28Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Ayat-ayat ini memberi tahu kita bahwa Allah telah memilih dan memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dengan tujuan agar kita semua menjadi semakin serupa dengan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.
Sabtu, 02 Agustus 2009
TELADAN KRISTUS (1 Yohanes 3:10)
Menurut Alkitab, sebagai anak-anak Allah, salah satu hal khusus yang harus kita teladani dari Kristus adalah kasihNya. Alkitab berkata bahwa jika kita mengaku sebagai anak-anak Allah, kita pun akan mengasihi anak-anakNya yang lain. Kita tidak hanya mengasihi orang-orang yang mudah untuk kita kasihi. Karena Allah adalah Bapa kita dan Bapa mereka, kita akan mengasihi mereka yang merupakan anggota keluarga Allah. Bahkan Alkitab berkata bahwa jika ada orang Kristen yang kita benci (atau tidak kita kasihi), kita berdusta ketika kita mengaku sebagai anak-anak Allah.
Hal khusus lainnya dari Yesus yang harus kita teladani adalah kehidupan yang benar. Allah membenci dosa. Tidak seorang pun anakNya yang akan berbuat dosa. Ini tidak berarti bahwa anak-anak Allah adalah sempurna. Akan tetapi, ketika mereka berbuat dosa, mereka akan bertobat dan berusaha keras untuk tidak melakukannya lagi. Orang yang terus-menerus berbuat dosa dan menolak untuk berhenti, oleh Alkitab disebut sebagai orang yang bukan benar-benar termasuk anak-anak Allah.
Bacalah 1 Yohanes 3:10: “10Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar